Mulai berubah
---A&A---
Ada yang aneh dari sikap Afar belakangan ini. Dia yang selalu pulang larut jadi sering pulang lebih awal, tak pernah lagi menolak untuk memakan masakan sang istri. Pria itu juga acap kali mengajak Aira mengobrol, tidak seperti biasanya yang irit sekali bicara.
Seperti saat ini. Usai makan malam Aira dan Afar memilih untuk duduk di sofa depan Televisi. TV dihadapan mereka menyala, menayangkan acara berita tapi tayangan itu tidak menjadi fokus keduanya.
Mereka sedang mendiskusikan rencana karir Aira kedepan. Afar, entah sadar atau tidak, sudah mulai mengakui diri sebagai suami dan berkata tidak akan melarang Aira bekerja. Semua keputusan ada ditangan wanita itu. Kalaupun Aira tidak ingin berkarir, dia sebagai suami masih mampu membiayai kehidupan mereka berdua.
Mendengar hal itu, kontan saja hati Aira menghangat. Afar telah mau mengakui pernikahan mereka. Selain itu, hal yang membuat Aira salut pada Afar adalah bahwa pria itu tak pernah mangkir dari tanggung jawab. Afar memenuhi segala kebutuhan Aira, yang terkadang membuat Aira merasa tak enak hati. Oleh sebab itu, dirinya ingin mencoba mencari pekerjaan. Setidaknya dia bisa meringankan beban sang suami.
"Lo mau lamar kerja dimana?"
"Dimana ya Kak?" Aira menyelipkan anak rambut ketelinganya lalu berpikir. Pemandangan itu tak luput dari pandangan Afar. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya yang harus ia tahan mati-matian.
"Kakak ada rekomendasi gak?" Aira yang semula menatap lurus tiba-tiba menoleh. Membuat Afar yang sedari tadi memperhatikan sang istri jadi gelagapan. Dia membuang muka seraya menelah saliva susah payah.
"Lo tamatan keguruan kan?" Balas Afar berusaha untuk tetap fokus.
"Iya."
"Ya berarti ke sekolah lah."
"Maksudnya disekolah mana gitu?"
"Coba aja daftar kebanyak sekolah."
"Aku kurang tahu gimana cara ngelamarnya. Apa harus ke sekolah langsung atau ke dinas pendidikan dulu."
"Nanti gue bantu cari informasinya."
"Benaran kak?" Tanya Aira dengan semangat. Satu anggukan Afar membuat wanita itu terlonjak senang.
"Makasih ya kak."
"Thanks me later."
Setelahnya tak ada lagi obrolan. Afar buru-buru minta izin kembali ke kamar dengan alasan ingin tidur cepat karena besok pagi ia tidak boleh terlambat. Melihat Afar yang kembali bersikap aneh membuat Aira mengernyit bingung. Tapi kali ini dia tidak ingin ambil pusing. Maka setelah mematikan Televisi Aira ikut meninggalkan ruangan itu dan masuk kekamarnya sendiri.
----A&A---
Sudah berminggu-minggu berlalu sejak Aira memutuskan untuk mencari pekerjaan. Namun, meski sampai saat ini dia belum mendapatkan pekerjaan itu, hubungannya dan Afar kian membaik. Keduanya tak lagi merasa canggung. Bahkan Afar tak pernah lagi bersikap ketus pada Aira. Mereka memang belum menjadi suami istri sepenuhnya, namun bagi Aira, yang selama ini memendam cinta yang amat besar untuk sang suami, merasa hubungan mereka saat ini jauh lebih melegakan. Ia yakin, seiring dengan bertumbuhnya waktu, Afar akan membuka hati untuknya.
Hari ini adalah akhir pekan kesekian yang dihabiskan Afar dan Aira bersama. Biasanya mereka akan berbelanja kebutuhan rumah, jalan-jalan ke mol lalu ditutup dengan menonton di bioskop, saling mengunjungi orang tua, atau Aira hanya akan menemani Afar menjalani hobinya, memancing.
![](https://img.wattpad.com/cover/267758096-288-k636921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Yang Sederhana
Romance5th story Maira Rubbyka Agni sudah mencintai Zafar dalam diam sejak lama.Tak mengapa bila pria itu tidak pernah meliriknya.Tak mengapa bila mereka tidak pernah ada dalam satu obrolan yang sama. Karena mencintai pria itu sendirian sudah cukup mewarna...