Confession
---A&A---
Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk tetap tinggal. Seberapapun kita berusaha, jika mereka memang ingin pergi, mereka akan tetap pergi. Pada akhirnya yang bisa kita lakukan hanyalah ikhlas.
Kendati demikian, perasaan hancur akibat ditinggalkan tidak bisa ditepis begitu saja. Kita tidak bisa meredam perasaan sakit tersebut karena itu diluar kendali kita.
Berbulan-bulan lamanya perasaan sakit itu menggerogoti Afar. Perasaan sakit yang seolah makin perih dari hari kehari.
Apapun yang Afar lakukan saat itu rasanya tak pernah benar, selalu ada bayangan Nadia, dimana-mana, kapanpun, bahkan dalam mimpi sekalipun.
Afar membeci Nadia, sangat. Tapi kala itu ada bagian kecil di dalam hatinya yang masih merindukan sang mantan kekasih. Ia merindukan suara Nadia, tawanya, tatapannya, sentuhannya. Semua tentang Nadia ia rindu.
Tapi memang benar kata orang-orang. Waktu dapat menyembuhkan luka.
Enam bulan setelah hari wisuda, Afar mendapat pekerjaan. Kesibukan, pertemuan dengan orang-orang baru, ditambah dukungan keluarga dan sahabat membuat ia lupa pada rasa sakit itu. Afar mulai berdamai dengan masa lalunya, perlahan ia bisa melupakan Nadia.
Perihal kotak yang berisi kenangan mereka? Ya, Afar masih menyimpannya. Saat pindahan ia tetap membawa kotak tersebut sebagai pengingat bahwa ia tidak boleh percaya lagi dengan perempuan manapun. Ia tidak mau jatuh ke dalam lobang yang sama. Afar tidak ingin memberikan perasaannya kalau pada akhirnya penghianatanlah yang ia dapatkan.
Namun, Belakangan ini pandangan Afar berubah. Sejak memutuskan untuk serius pada hubungannya dan Aira, Afar merasakan pintu hatinya mulai terbuka.
Ia begitu tersentuh dengan segala perlakukan Aira. Bagaimana wanita itu melayaninya dengan baik dan tidak pernah mengeluh dengan sikap dinginnya, memberikan perasaan nyaman bagi Afar. Mungkin tidak semua wanita seperti Nadia. Afar yakin Aira tidak akan seperti itu.
"Sebenarnya gue udah mau buang kotak ini. Tapi lupa terus."
Mereka sudah kembali ke rumah. Afar memutuskan untuk langsung pulang saja karena tidak mungkin mereka makan di tempat umum dengan kondisi Aira yang tampak kacau.
Segera setelah membuka pintu rumah, Afar berbelok ke kamar di ikuti Aira dibelakangnya. Diambilnya kotak merah muda yang berada di rak paling bawah itu. Afar duduk di ranjang dengan kotak itu dipangkuan. Sementara Aira ikut duduk disampaing Afar selagi melihat suaminya itu membuka kotak tersebut.
Aira kembali melihat foto-foto Afar bersama Nadia. Ia mencoba menekan rasa sakitnya.
Namun, sesak di dada Aira perlahan terurai saat Afar menceritakan kisahnya bersama Nadia. Ternyata wanita bernama Nadia itu hanyalah masa lalu.
"Maaf Aku lancang buka barang-barang Kakak. Maaf juga karena udah nuduh Kakak macam-macam," ucap Aira dengan kepala menunduk.
"Gak papa. Udah saatnya juga gue buang kotak ini."
"Tapi kenapa lo nangis tadi?" Afar bertanya dengan alis terangkat.
Ya Allah, Ya Allah, bagaimana ini? Aira mau bilang apa? Apa dia mengaku saja kalau sebenarnya ia cemburu setengah mati. Ia cemburu pada Nadia.
"Lo cemburu?" Tebak Afar tepat sasaran.
Tidak bisa mengelak lagi, Aira akhirnya mengangguk.
"I-iya."
"Kalau lo cemburu itu artinya..."
Afar menggantung ucapannya. Wajah Aira mulai memerah.
"... lo cinta sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Yang Sederhana
Romance5th story Maira Rubbyka Agni sudah mencintai Zafar dalam diam sejak lama.Tak mengapa bila pria itu tidak pernah meliriknya.Tak mengapa bila mereka tidak pernah ada dalam satu obrolan yang sama. Karena mencintai pria itu sendirian sudah cukup mewarna...