🤍 Chapter 25

58 8 0
                                    

Selangkah Lebih Jauh

---A&A---

Pagi tadi Aira mendapat email dari International High School yang memberi tahu bahwa dirinya lolos tes tertulis. Besok dijam yang sama ia akan melakukan wawancara sekaligus tes microteaching. Aira segera memberi tahu Afar begitu ia mendapat kabar tersebut.

Afar tentu ikut senang mendengarnya. Tapi sangat disayangkan ia tidak bisa mengantar Aira lagi seperti kemarin. Bosnya akan bilang apa jika ia terlalu rajin mengambil cuti.

"Gak papa kok kak. Aku bisa sendiri."

"Pokoknya lo kabarin gue aja. Mau pergi lo whatsapp gue. Kalau udah dirumah whatsaap lagi. Oke?"

"Siap bos."

Aira memberi hormat tanda mematuhi titah sang suami. Afar terkekeh geli kemudian  berbaring diranjang dan menarik selimut.

"Good night."

"Goodnight, Kak."

Aira yang melihat Afar sudah berbaring lebih dulu ikut membaringkan tubuh. Ia tersenyum simpul menatap sang suami yang sudah memejamkan mata. Rasanya masih seperti mimpi bisa tidur diranjang yang sama dengan Afar dan menatap pria itu sepuasnya seperti saat ini. Begitu tampannya suaminya.

Aira mematikan lampu tidur lalu memejamkan mata. Ia tidak sabar menyambut hari esok.

-

-

-

Aira bangun lebih awal hari ini. Usai melaksanakan sholat tahajud ia tidak kembali tidur.

Aira menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak. Jadi setelah sholat subuh nanti ia bisa langsung memasak bahan yang sudah disediakan.

Begitu Afar selesai bersiap tepat pukul tujuh, Aira juga sudah siap dengan stelan yang rapi. Mereka menyantap sarapan bersama, keluar rumah berbarengan, lalu berpisah di halaman depan. Aira memesan taksi online lantaran kantor Afar berbeda arah dengan tujuannya.

Begitu sampai di international high school, Aira lantas menghubungi sang suami yang langsung dibalas dengan ucapan semangat.

Aira menyimpan ponsel kedalam tas dengan senyum mengembang kemudian menyapa wanita yang baru saja duduk disebalahnya.

"Baru ngasih kabar kepacarnya ya Mbak?" tebak wanita dengan rambut sebahu dan berkecamata itu. Tampak senyum ramah terukir diwajahnya.

"Bukan, Mbak. Suami." Cicit Aira pelan dengan wajah malu-malu.

"Wah. Ternyata Mbak udah nikah. Padahal Mbak masih muda banget lo."

Sebenarnya komentar tersebut rada julid. Namun lantaran mood Aira sedang bagus setelah menerima pesan dari Afar ia hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

"Udah lama nikahnya Mbak?"

"Enggak juga Mbak. Baru kok."

"Enak gak Mbak nikah muda? Sebenarnya Saya juga kepengen sih nikah muda. Tapi belum ada yang mau. Maklum sih, Saya gak cantik cantik amat."

"Mbak cantik kok. Mungkin memang belum ketemu jodohnya. Setiap orang punya waktunya masing-masing Mbak."

"Benar juga ya Mbak. Tapi Mbak orang pertama yang bilang Saya cantik loh. Makasih."

Mungkin sepintas lalu, orang-orang yang mendengar ucapan wanita yang duduk disamping Aira ini berasumsi bahwa sang wanita cerewet dan sedikit menyebalkan. Namun Aira tidak berpikir demikian. Aira merasa wanita disampingnya ini memiliki aura positif yang dapat memberi keceriaan bagi siapa saja disekitarnya.

Bukan Cinta Yang SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang