🤍 Chapter 21

53 10 2
                                    

Terimakasih karena masih mau mampir ke ceritaku ini 🙏

----A&A---

Tidur Sekamar

Habis sudah nasib mereka berdua sekarang. Dibawah sorot mata tajam Ninggrum, Afar dan Aira yang duduk bersisian tak bisa berkutik sedikitpun. Kemarahan sang Mama terasa begitu mencekik. Bahkan rasanya mereka tak berani hanya untuk sekedar menghela nafas.

Bagaimana Ninggrum tidak murka saat tahu bahwa anak dan menantunya tidak tidur dalam satu kamar. Darahnya seketika mendidih begitu menemukan barang-barang Aira berada dikamar kecil dirumah ini, dan tak menemukan satupun barang milik Afar disana. Saat Ninggrum membuka pintu kamar yang satunya lagi, barulah ia menemukan barang-barang sang putra. Detik itu juga Afar dan Aira di sidang habis-habisan.

"Mama gak habis pikir sama kalian berdua."

Sunyi senyap. Tak ada yang menyela. Baik Afar dan Aira hanya menunduk mendengarkan.

"Mama pikir hubungan kalian udah makin erat. Mama senang banget lihat kalian pergi berdua seperti tadi. Tapi ini apa? Ternyata selama ini kalian gak tidur satu kamar. Gimana kalian bisa membangun rumah tangga yang harmonis kalau gak melakukan hubungan lahir batin. Mama kecewa. Terutama sama kamu, Far."

Afar yang disebut namanya tetap tak bereaksi apa-apa. Membantah Mama saat sedang marah bukan hal yang baik.

"Kok bisa sih kamu enak-enakan tidur dikamar yang lebih bagus, lebih luas, ada ACnya, sementara istri kamu di kamar yang kecil begitu. Suami macam apa kamu? Seharusnya Aira tidur disamping kamu. Di kamar yang sama, diranjang yang sama."

Ninggrum menarik nafas frustasi, ditambah lagi melihat sang putra yang hanya diam membatu.

"Kalau begini kapan mama bisa gendong cucu."

"Atau jangan-jangan kalian bikin kontrak pernikahan juga? Iya?!"

Dengan panik Aira menggeleng, "enggak Ma."

"Ya enggaklah, Ma."

"Awas aja kalau ada. Mama sunat lagi kamu, Afar."

Afar meringis mendengar ancaman sang Mama. Mamanya saat bertaring seperti ini lebih seram dari pada sipir penjara.

"Sudahlah. Mama gak mau tahu. Sekarang juga Aira pindah kekamar utama."

"Iya Ma."

"Ya Ma."

"Sekarang!" Teriak Ninggrum karena Afar dan Aira tak kunjung beranjak.

Mendengar titah sang Mama yang sepertinya tidak bisa terbantahkan, Afar dan Aira kompak berdiri lalu mengekori Ninggrum yang telah lebih dulu berlalu ke kamar Aira.

Maka, sepanjang siang itu hingga sore menjelang, barang-barang Aira telah diangkut sepenuhnya  ke kamar Afar. Ninggrum pulang setelah memastikan bahwa tidak akan ada lagi drama pisah kamar diantara anak dan mantunya. Wanita paruh baya itu juga sudah mewanti-wanti, lebih tepatnya memberi ancaman. Awas saja jika Afar dan Aira berani membohonginya lagi. Niatan menyunat Afar sekali lagi akan ia realisasikan.

Setelah mengantar sang Mama pulang, Afar segera mandi dan bergabung bersama Aira di dapur. Ia dan Aira belum sempat membicarakan perihal tidur sekamar ini.

Bukan Cinta Yang SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang