Di usir dari Kosan
-----A&A-----
Aira menuruni anak tangga satu persatu dengan berat hati. Sangat sulit baginya untuk meninggalkan tempat yang telah ia huni sejak awal masuk kuliah ini. Begitu banyak suka duka yang ia lewati bersama teman satu kosnya. Juga, bangunan bercat biru yang sedikit memudar disegala sisi ini ikut menjadi saksi perjuangan Aira selama di Bandung.
"Aira."
"I...iya Bu."
Aira mempercepat langkah menuruni anak tangga. Seorang wanita awal empat puluhan dengan daster bunga-bunga telah menunggu di bawah.
Sesampainya dibawah, Aira menghampiri dan menatap sang ibu kos dengan wajah mengiba, barangkali wanita itu akan sedikit luluh dan membiarkannya untuk tetap tinggal.
"Bu..."
"Ibu minta maaf Aira. Sebenarnya Ibu tidak tega menyuruh kamu pergi. Tapi sampai sekarang kamu belum bisa ngasih Ibu uang kos. Padahal Ibu harus bayar tagihan listrik, tagihan air sama wifi kalian. Tanggungan anak Ibu juga besar tiap bulannya. Sekali lagi Ibu minta maaf ya Nak Aira."
Walau sulit akhirnya Aira mengangguk. Kalau dipikir-pikir memang pantas ia diusir. Dirinya sudah nunggak bayar uang kos selama 5 bulan. Itu bukan waktu yang sebentar. Ia juga tahu bahwa Bu Siska sudah sangat berbaik hati memberinya waktu selama itu.
"Aira titip barang-barang dulu ya Bu. Besok InsyaAllah Aira jemput lagi. Gak papakan Bu?"
"Iya gak papa. Sudah kamu susun rapi kan?"
"Sudah Bu."
Setelah berpamitan dan menyalami wanita itu, Aira membawa langkahnya keluar dengan perasaan teramat sedih.
Diambang pintu langkah Aira terhenti. Ia berpapasan dengan Intan, teman sekamarnya yang baru saja pulang dari kampus. Intan menatap Aira dengan rasa sesal karena tidak bisa berbuat apa-apa. Kondisi ekonomi mereka tidak jauh beda. Lagi pula Aira juga tidak ingin merepotkan adik tingkat nya itu.
"Teh, maafin Intan ya Teh."
"Gak papa, Ntan." Aira memaksakan senyuman.
"Terus Teteh mau tinggal dimana?"
"Teteh nginap di kontrakan teman. Oh ya Teteh titip barang-barang dikamar dulu ya. Besok Teteh ambil."
"Iya Teh."
Setelah pamit pada Intan, Aira kembali melangkah dengan menjinjing satu tas berisi pakaian. Hanya tas kecil ini yang bisa ia bawa. Barang-barang lain seperti peralatan masak dan buku-buku masih ada dikamar lamanya, setidaknya hingga besok.
Dibalik pagar sudah ada Bella, tengah menunggu diatas motor. Gadis berambut lurus sebahu itu adalah sahabat Aira, mereka sudah bersama sejak awal pengenalan kampus.
Jika ada pilihan Aira tidak ingin merepotkan Bella lagi. Sering sekali ia menyusahkan gadis itu. Apalagi setelah beasiswa yang selama ini ia dapatkan sepenuhnya berhenti karena masa studinya yang telah lebih dari delapan semester. Aira jadi sering meminjam uang pada Bella, untuk makan atau memfotocopy tugas akhir. Hutang itu akan ia lunasi saat menerima gaji sebagai guru les privat. Sayangnya gaji yang ia hasilkan tidak cukup untuk membayar uang sewa kos. Sudah lima bulan beasiswanya dicabut, dan lima bulan juga ia tidak membayar sewa.
"Barang lo cuma itu?"
"Enggak. Sisanya masih didalam. Besok aja aku ambil Bel."
"Yaudah Ayo."
Aira menutup pagar lalu bergegas naik ke motor scoppy Bella.
-----A&A-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Yang Sederhana
Roman d'amour5th story Maira Rubbyka Agni sudah mencintai Zafar dalam diam sejak lama.Tak mengapa bila pria itu tidak pernah meliriknya.Tak mengapa bila mereka tidak pernah ada dalam satu obrolan yang sama. Karena mencintai pria itu sendirian sudah cukup mewarna...