Happy Eid Adha semua 🖤🤍
He fells in love
---A&A---
Aira mondar mandir di kamarnya seraya mengobrol bersama Bella melalui sambungan telephone. Ada kabar gembira dari sahabatnya itu. Skripsi Bella di ACC dan seminggu lagi dia akan menjalani sidang.
Seperti mahasiswa yang lainnya, Bella sangat sangat excited. Meski kenyataannya perasaan nervous lah yang terasa lebih mendominasi. Aira sebagai kawan yang baik tentu saja mencoba menghibur dan menyemangati kawan baiknya itu, apalagi dia juga sudah melalui fase tersebut lebih dulu. Dan sedikit banyak penghiburan Aira mampu membuat Bella lebih tenang.
Kini topik pembicaraan mereka sudah beralih. Aira curhat perihal Damar yang tiba-tiba muncul dihadapannya kemarin lalu pergi begitu saja tanpa bilang apa-apa.
"Kok dia bisa ke Jakarta? Dia gak bilang apapun tuh ke gue."
Itu respon Bella saat Aira membuka obrolah tentang Damar pertama kali.
"Kenapa ya Bel, Damar gak bisa maafin Aku kayak kamu?"Aira mendudukan diri di atas ranjang setelah lelah mondar mandir.
"Beda Ra."
"Beda apanya?"
"Ya lo kan tahu perasaan dia ke elo gimana."
Bibir Aira bungkam tak bisa mengelak. Ia tahu itu. Perhatian Damar terhadapnya terasa berlebihan untuk status mereka yang hanya sebatas sahabat. Seringkali tanpa disadari, Damar lebih memprioritaskan Aira dari pada Bella. Meski kini semuanya telah berbeda. Damar memilih pergi jauh dari jangkauannya. Tapi walaupun begitu, tak sepatutnya pria itu memutus tali silahturami di antara mereka begitu saja hanya karena Aira menikah bukan?
"Kita akan paham kalau kita berada dipoposinya, Ra." Lanjut Bella lagi.
"Entahlah Bel."
"Tapi menurut gue Damar salah juga sih. Kalau dia emang benaran cinta sama lo, seharusnya dari lama dia udah nyatain perasaannya. Sekarang pas lo sama orang lain dia jadi menjauh sejauh jauhnya. Menerut gue itu juga gak gentle banget sih."
"Aku sih yang salah. Seharusnya kalau aku anggap dia sahabat, anggap kamu sahabat, aku bakalan cerita sedari awal sama kalian berdua kalau aku udah nikah." Aira kembali merasa bersalah.
"Ra, Kita memang sahabat. Tapi ada kalanya kita gak bisa berbagi cerita. Itu yang gue renungin dan itu juga yang buat gue sadar kalau gue gak seharusnya marah sama lo."
Aira tersenyum haru, "thanks Bel udah ngertian Aku."
"Yap... Suatu saat Damar akan ngerti juga kok. Nanti gue bantu ngomong ke dia. Eh btw, lo datang gak ke sidang gue?" Tanya Bella lagi kembali ke topik awal.
"Aku tanya kak Afar dulu ya Ra. Boleh apa enggaknya."
"Iya deh yang udah punya suami," ledek Bella diseberang sana, "kalau gak bisa datang gak papa kok. Tapi nanti pas wisuda lo wajib datang. Bawa bunga yang gede."
"Iya Iya InsyaAllah."
Tak terasa, sudah lebih dari satu jam sambungan telepon mereka terhubung. Setelah berbasa basi sebentar dan mengucapkan selamat malam, sambungan tersebut berakhir. Oh, Aira rindu sekali pada Bella. Pembicaraan mereka di telpon bukannya mengobati rasa rindunya justru makin memperparah. Kini mereka beda kota. Entah kapan mereka akan kembali menghabiskan waktu bersama-sama. Aira sudah menemukan kehidupannya sendiri, pun Bella juga sibuk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Yang Sederhana
Romance5th story Maira Rubbyka Agni sudah mencintai Zafar dalam diam sejak lama.Tak mengapa bila pria itu tidak pernah meliriknya.Tak mengapa bila mereka tidak pernah ada dalam satu obrolan yang sama. Karena mencintai pria itu sendirian sudah cukup mewarna...