03. Bertemu Lagi

11.6K 251 6
                                    

Cerita ini hanya fiksi semata dan real 100% berasal dari imajinasi saya. Jika ada kesamaan tokoh atau alur itu hanya kebetulan. Tolong untuk tidak mencopy cerita ini.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

"Kapan hidup gw ada titik terangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan hidup gw ada titik terangnya." Ucap Rara yang menatap ke arah langit langit sambil menghembuskan asap rokok.

-----

Tak terasa 2 bulan berlalu begitu cepat. Rara yang masih setia keluar masuk ruang BK. Namun akhir akhir ini dirinya sudah tidak merokok lagi.

Entah mengapa setiap Rara ingin merokok dadanya selalu sesak. Padahal biasanya ia bisa menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari.

Hari ini Rara terbangun dari tidurnya jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. hari ini adalah hari senin dimana ia harus upacara.

"Mampus udah jam 7 ini mah siap siap di hukum di tengah lapangan." Gumam Rara. Dengan buru buru ia mandi dan berpakaian.

Rara sudah rapih dengan seragam nya. Ia langsung keluar rumah dengan berlari utung mama nya hari ini berada di rumah jadi Rara tidak perlu mengunci pintu terlebih dahulu.

Rara berlari dengan cukup kencang. Sesampainya di sekolah ia langsung masuk namun langkah nya berhenti mendengar teriakan seseorang.

"BUAT ANAK ANAK YANG BARU DATANG TOLONG BERBARIS DI BAGIAN KIRI. SELESAI UPACARA JANGAN ADA YANG MASUK KE DALAM KELAS." Ucap kepala sekolah menggunakan mic.

Upacara berlangsung selama 40menit. Rara manuruti perkataan kepala sekolah tadi ia sama sekali tidak bergerak. Ia akan nerima hukuman nya kali ini.

"Buat kalian silahkan bersihkan lapangan. Untuk peralatan sapu dan lain lainnya sudah saya sediakan di pinggir lapangan." Kata guru bk.

Rara dengan berat hati ia mengambil sapu dan menyapu lapangan dengan malas.

"Eh tau gak masa kan si Rara punya adik tapi adik nya pinter juara satu terus masa kakak nya kaya gitu bego keluar masuk ruang bk lagi. Mana gayanya songong lagi." Bisikan seorang siswi lebih tepatnya sekelas dengan Rara.

"Iya mungkin dia bukan anak kandung kali ya anak pungut mungkin hahahah." Timpal teman nya yang ikut berbisik bisik.

"HEI! Kalau pengen ngomongin orang suaranya di pelanin jangan sampe orang nya denger. Jatoh nya kalian yang bego." Teriak rara yang membuat semua orang melihat nya.

"Kepedean lu ngerasa lu yang di omongin." Ucap siska yang mendorong pundak rara.

"Kalo bukan gw terus siapa lagi yang lu maksud hah?!" Balas Rara yang tiba tiba mencekik leher Siska.

"Akhhh lepa sin." Ucap Siska yang nafasnya tercekat.

Rara langsung mendorongnya hingga jatuh tersungkur di lapangan.

Im PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang