25. Izin

2.1K 62 2
                                    

Cerita ini hanya fiksi semata dan real 100% berasal dari imajinasi saya. Jika ada kesamaan tokoh atau alur itu hanya kebetulan. Tolong untuk tidak mencopy cerita ini.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

"Baiklah nak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah nak. Hati hati nanti bareng pak supir saja kesana." Jawab indira yang mengizinkan Rara. Mungkin menantunya butuh hiburan keluar melihat lihat wilayah sekitar.

-------

Setelah selesai sarapan semua bergegas untuk ke ruang tamu untuk berkumpul.

"Sayang, mamah pamit pulang ya." Ucap citra yang sambil membawa tas kecil.

"Gk mauu nginep lagi cit." Kata indira yang sambil menggendong Aksa.

"Engga mba. Kenzo sudah mulai sekolah tugas sekolahnya menumpuk dan mas yoga juga perkerjaan nya menumpuk. Maaf ya mba saya malah pulang." Jelas citra.

"Tidak apa apa citra. Saya yang harus nya meminta maaf sudah merepotkan kamu. " Balas indira dengan tersenyum.

"Tidak merepotkan kok mba. Santai saja sama saya." Jawab citra dengan terkekeh.

"Ya sudah papah pamit ya." Kata yoga yang menggelus kepala Rara anaknya itu.

"Iya hati hati." Ucap Rara.

-------

Waktu berlalu begitu cepat bagi Rara. Jam yang sudah menunjukkan pukul 12.00pm ia langsung bersiap untuk menuju kantor suaminya itu untuk bertemu dengan Edward.

"Biar Aksa sama ibu kasian  kalau kamu kesana bareng Aksa pasti lelah." Ucap indira.

"Tapi gapapa bu kalau Aksa sama ibu? Dia suka rewel bu." Jelas Rara yang merasa tidak enak.

"Tidak apa apa sayang. Biar Aksa sama ibu lagian stok asi kamu ada kan di kulkas nanti tinggal ibu panasin saja."

"Ada kok bu tadi pagi baru nge stok." Jawab Rara yang tersenyum.

"Ya sudah sana berangkat sudah siang.

"Iya bu, Rara pamit ya bu." Kata Rara sambil menyalimi tangan ibu mertuanya itu.

"Hati hati ya. Kalau ada apa apa langsung telpon ibu kalau engga Lia." Ujar indira.

"Iya ibu siaap. Aku titip Aksa ya bu kalau rewel langsung telpon aku aja."

"Ya sudah sana."

Mobil yang ditumpangi Rara pun berjalan dengan perlahan. Rara yang menoleh ke belakang melihat rumah yang ia tempati saat ini.

Sungguh rumah itu sekarang rasanya sunyi seperti ada yang hilang. Suasananya berbeda bagi Rara.

Diperjalanan Rara sambil menatap ke luar jendela mobil. Melihat rumah rumah mewah dan gedung kantor yang sangat tinggi.

Im PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang