12. Ketahuan

4.9K 147 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi semata dan real 100% berasal dari imajinasi saya. Jika ada kesamaan tokoh atau alur itu hanya kebetulan. Tolong untuk tidak mencopy cerita ini.

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jangan seblak itu tidak bagus buat kesehatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jangan seblak itu tidak bagus buat kesehatan. Yang lain aja ya janji langsung di turutin." Balas Aaron.

-----

Jam menunjukkan pukul 7 pagi.
Terlihat semua orang sedang sarapan di meja makan. Rara terusik dengan bunyi ketukan pintu yang sangat keras.

TOK
TOK
TOK

"Aku aja yang buka." Jawab Rara yang berdiri lalu berjalan ke arah pintu.

Tidak enak jika ibu atau Aaron yang membukakan pintunya karena sarapan mereka masih banyak sedangkan dirinya sudah habis sarapan nya.

"Iya sebentar." Teriak Rara agar orang yang di balik pintu mendengar.

Ceklek

"Mana Kenzo?" Tanya yoga yang langsung masuk begitu saja.

"Kenzo lagi makan pah, lagi sarapan." Jawab Rara yang mempersilahkan yoga masuk.

"Kamu ya ngajarin Kenzo gak bener sampe bolos sekolah." Bentak yoga kepada Rara.

"Aku gak ngajarin pah. Justru papah yang seharusnya gak ngekang Kenzo dirumah. Dia juga butuh hiburan dan gak setiap hari harus main sama buku." Jawab Rara.

"Sok tau kamu! Cepat panggil Kenzo."

Rara berjalan dengan malasnya menuju meja makan.

"Papah ya kak?" Tanya Kenzo kepada Rara.

"Iyah gimana dek?" Tangga balik Rara.

"Gapapa kak aku pulang aja dari pada nanti papah ngamuk disini." Jawab Kenzo yang langsung mengambil tasnya.

Ibu Aaron dan Aaron juga ikut berjalan menuju ruang tamu. Dimana yoga sedang duduk disana.

"Rara perut kamu kok udah gede aja. Kamu hamil? Hamil di luar nikah?" Tanya citra yang baru datang menatap ke arah perut Rara.

"Ya." Jawab Rara singkat

"Kurang ajar kamu!" Kesal yoga yang ingin menampar pipi Rara namun dengan cepat Aaron menahan tangan mertuanya itu.

"Sebelumnya saya mau minta maaf. Karena saya putri anda jadi seperti ini tapi saya minta tolong jangan main kekerasan dengan putri anda, jika anda kesal anda bisa menampar saya. melampiaskan kekesalan anda kepada saya" Ucap Aaron yang tegas.

Tentu saja yoga tidak berani menampar menantunya itu. Terlebih lagi karena menantu nya lah yoga bisa naik jabatan di tempat kerja nya.

"Kamu tuh malu maluin aja." Ucap citra yang sambil menyubit nyubit tangan Rara.

Im PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang