09. Gemes

7.1K 181 4
                                    

Cerita ini hanya fiksi semata dan real 100% berasal dari imajinasi saya. Jika ada kesamaan tokoh atau alur itu hanya kebetulan. Tolong untuk tidak mencopy cerita ini.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

"Aku berfikir kalau kecelakaan tadi sudah di rencanai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku berfikir kalau kecelakaan tadi sudah di rencanai." Ucap rara tiba tiba yang membuat Aaron langsung menoleh.
----
.
.

"Apakah ada seseorang yang tidak suka atau memang berniat jahat terhadap kamu di sekolah?" Tanya Aaron yang memancing rara untuk lebih terbuka.

"Ada salah satu siswi yang satu sekolah. Dia memang tidak suka dengan aku bahkan sebelum kecelakaan tadi sempat berantem dengan dia." Jelas rara.

"Sebenarnya saya sudah menyelidiki kasus ini secara dalam dan saya sudah tau siapa pelakunya." Ucap Aaron yang membuat Rara terkejut.

"Hah?! Serius? Siapa pelakunya?" Tanya Rara yang kaget.

"Pelakunya ada dua, dugaan kamu itu benar siswi yang kamu sebut tadi bernama Siska dan untuk pelaku satunya adalah siswa pacar dari siska yang pernah mengeroyok kamu di gang. Mereka berdua berniat mencelakai kamu dari kemarin sebenarnya." Jelas Aaron yang membuat Rara semakin terkejut.

"Waah bener bener ya." Balas Rara sambil memijit mijir kepalanya yang mendadak pusing.

"Jangan terlalu di fikirkan kasus ini saya yang akan urus. Kamu hanya fokus dengan kesehatan agar cepat cepat keluar dari rumah sakit." Ucap Aaron.

"Makasih udah mau ngurusin aku bahkan sampai kasus di sekolah." Jawab Rara Sambil tersenyum.

"Sudah kewajiban saya sebagai suami semua urusan istri adalah urusan suami juga. Apa lagi masalah seperti ini suami memang wajib ikut campur." Balas Aaron yang membuat jantung Rara berdegup kencang.

"Jadi tadi pamit keluar sebenarnya ingin menangani kasus nya ya?" Tanya Rara.

"Iyah, karena kalau ibu sampai tahu hal ini, bisa bisa ibu murka dan teman kamu bisa bisa habis kena amukan ibu tidak segan segan keluarga mereka akan bangkrut dalam sekejap." Jelas Aaron yang membuat rara mengetahui fakta jika ibu nya Aaron sangat tegas jika orang terdekat nya terluka.

"Apa lagi kamu sebagai menantu kesayangan nya." Ucap aaron yang duduk di samping rara.

"Kamu gak nelpon mamah aku kan?" Tanya Rara tiba tiba.

"Saya tidak menelpon, jika menelpon lalu mama kesini bisa bisa mama tahu fakta kalau kamu sedang hamil dan saya tidak mau hal buruk terjadi lagi." Jawab Aaron.

"Huh sukurlah, jika mama kesini aku yang akan lari duluan. Kamu sudah makan?" Tanya Rara lagi.

"Nanti saja saya belum lapar." Balas Aaron.

"Jangan sampe gk makan awass!" Ancam Rara dengan wajah sinis nyaa.

"Hahha iya iya nanti pasti makan kok." Timpal Aaron yang terkekeh melihat ekspresi istrinya.
-------
.
.
.
.
.

Im PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang