Turkey

327 23 1
                                    

"Morning sayang" sapa radit pada Ara yang masih enggan untuk membuka matanya lalu radit mengecup kening Ara, "bangun sayang"

"Hmmm" desah Ara dengan malas sambil merenggangkan seluruh badannya

"Hei jangan menggodaku" desis radit yang terganggu oleh desahan spontan yang keluar dari mulut istrinya itu.

"Dasar orang tua mesum" balas Ara yang sudah membuka matanya sambil tertawa "mas coba deh di otaknya dikurangi mesumnya"

"Siapa bilang mas mesum saya kan pria normal Ara, kamu mendesah membuat otak saya bekerja mengingat sesuatu" bela Radit sambil membenahi rambut Ara, istri nya ini memang sanggat menggoda iman walaupun tanpa mendesah sekalipun. Kalo saja Ara tidak hamil sudah gak ada waktu istirahat yang Radit berikan.

"Mas aku boleh ga minta sesuatu ?" Pinta Ara sambil menunjukkan puppy eyes nya berharap agar suaminya memberikan apa yang ia minta.

"Apapun untukmu sayang... mas sudah pernah bilang kan, bahkan isi dunia ini pun bisa mas berikan untukmu sayang" gombal Radit

"Dasar buaya buntung pantas aja banyak wanita yang tergila2 sama mu mas, mulutmu rupanya semanis madu" jawab Ara kesal membayangkan suaminya ini memperlakukan semua wanita seperti ini. Katakanlah Ara gila karena pikirannya sendiri yang membuat susah dirinya.

"Mas seperti ini hanya sama kamu lo, kamu spesial buat mas ... jadi kamu mau apa sayang?" Bujuk Radit sambil mengelus-elus perut Ara yang belum membesar.

"Ara pengen liburan berdua sama mas radit" Jawab Ara sambil memeluk Radit seperti anak panda memeluk induknya, ya Ara nyaman seperti ini mungkin bawaan si jabang bayi. Untuk liburan memang Ara ingin liburan berdua bersama suaminya ini bukan karena dia tidak ingin kaila itu tapi Ara tau kaila harus sekolah dan tujuan libur kali ini cukup jauh mungkin akan memakan waktu yang agak lama.

"Kemana sayang ?" Tanya Radit yang masih memeluk Ara, Radit senang semenjak Ara mengandung darah dagingnya Ara sangat berbeda dan Radit sangat bersyukur sepertinya begitu banyak kemajuan untuk hubungannya dengan istrinya ini.

"Turki" jawab Ara perlahan karena dia ragu akan reaksi suaminya nanti. Ya Turki setelah semalam Ara berbincang dengan mertuanya di otaknya hanya ada negara itu, Ara ingin melihat papanya walaupun mertuanya bilang papanya tidak pernah tau kalau Ara ada. Oh tuhan pikiran Ara memang sedikit kacau setelah mengetahui dia bukan anak ayahnya namun lebih kacau ketika Ara tau papa kandungnya masih ada, Ara bukan ingin meminta pengakuan Ara hanya ingin melihat papanya walaupun dari kejauhan. Ya karena Arapun belum siap untuk berkenalan secara langsung dengan papa kandungnya.

"Baiklah ... besok kita akan berangkat ya sayang" balas Radit sambil tersenyum, ia tahu apa yang istrinya itu inginkan semenjak semalam apa yang dikatakan daddynya ia yakin Ara pasti mati-matian berpikir. Sebenarnya tanpa Ara ajak ke Negara itupun Radit memang sudah merencanakan kepergian mereka untuk menemui papa kandung Ara namun bukan untuk memberi tahu bahwa Ara adalah anaknya melainkan untuk bekerja sama dengan perusahaan milik papa Ara dan memperkenalkan Ara sebagai istrinya. Radit ingin melihat adakah ikatan batin papa Ara ketika melihat perempuan yang bak pinang di belah dua dengan wajahnya itu, tapi ternyata Ara juga sudah merencakan untuk mengunjungi Negara itu Raditpun langsung menyetujui tanpa bertanya apapun karena pertanyaan hanya aku membuat pemikiran wanita hamil itu semakin sulit.

Istanbul, Turkey

Disini mereka sekarang, sepasang suami istri yang baru saja tiba di bandara. Sepanjang perjalanan Ara menjadi pendiam membuat Radit gelisah apa sebenarnya yang ada dipikiran istrinya itu, Radit takut akan mengganggu kehamilan Ara.

"Sayang ... kamu cocok tinggal disini" bisik Radit yang membuat Ara menatapnya penuh tanya "kamu liat tuh semua wajahnya kayak kamu... kamu tau gak kalo kamu itu pas di indonesia kayak bule kesasar tau" jelas radit

"Ihhh mas kamu itu ngomong kayak ga ngaca ya ... kamu juga bule kan" kesal Ara sambil mencubit perut suaminya itu.

"Iya ampun sayang... ampun" mohon Radit pada Ara sambil tersenyum karena rasa khawatirnya pada istrinya sedikit berkurang "sayang kayaknya anak kita kalo perempuan pasti cantik banget dan kalo laki-laki juga pasti ganteng bisa jadi nanti besarnya jadi playboy kali ya" ungkap Radit sambil tertawa

"Ya buah jatuh ga jauh dari pohonnya kok mas ... kamu aja playboy pasti anak kamu juga" balas Ara sambil mengelus perutnya dan berkata dalam hatinya supaya anaknya kelak mengambil yang baik-baik saja dari sifat kedua orang tuanya.

mas durenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang