Cemburu yang membara

15.3K 517 10
                                    

Jika memang mencintai itu sesakit ini mengapa harus aku mencintai dia yang tak menganggapku -Arabella

****
Semenjak saat itu aku memutuskan memilih suamiku, aku ingin menjadi istri yang baik untuk nya walaupun aku belum menyerahkan harta berharga ku padanya namun aku sudah mulai menerima perasaannya.

Hari ini aku libur kuliah setelah mengantarkan kaila ke sekolah aku ingin menemui suamiku. Mas radit sudah seminggu tidak pulang ke rumah karena masalah cabangnya yang di puncak, jadi aku memutuskan untuk datang ke sana.

Rindu mungkin itu alasan yang sangat tepat karena aku benar-benar merindukan suamiku yang nakal. Aku segera melajukan mobilku ke arah puncak, tidak lupa aku membawa beberapa makanan kesukaan mas radit.

Aku memarkirkan mobilku lalu berjalan menuju lobby hotel suamiku. Aku menanyakan ruangan suamiku kemudian seorang pelayan mengantarkan aku ke sebuah ruangan, aku menyuruh pelayan itu pergi karena ingin memberikan kejutan pada suamiku.

Aku membuka handel pintu yang ternyata tidak dikunci dan beratapa terkejut nya aku melihat suamiku sedang tidak memakai apapun bersama seorang wanita diatasnya. Aku tidak mampu membendung air mataku lagi, aku memutuskan pergi tanpa mengganggu dua insan yang sedang bercinta itu.

Aku mengurung diri di kamar setelah kejadian itu, aku sangat sakit hati karena aku telah mempercayai pria brengsek seperti mas radit. Aku memainkan ipadku untuk melupakan hal bodoh itu.

"Sayang ... Apa kau sakit ? Kata kaila dan bibi kau tidak makan 2 hari ini?"

"Aku sudah makan di luar ... Pergilah aku sedang ingin sendiri"

"Sayang apa kau marah aku sangat sibuk dan jarang pulang ?"

"Gak mas ... Itu hakmu"

Aku sangat ingin marah padanya namun aku seperti melemah saat melihatnya, apa ini yang namanya cinta. Apa cinta itu sesakit ini, kurasa aku sudah gila.

Ini sudah hari keempat setelah aku melihat itu, aku masih mendiami mas radit dan menjauhi kaila. Aku sekarang hanya ingin keluar dari hubungan ini. Aku sudah siap pergi ke kampus sebelum mas radit bangun.

"Sayang mau kemana pagi seperti ini?" Kurasakan mas radit memeluk ku dari belakang

"Aku ada penelitian mas yang harus di kerjakan"

"Kau sangat aneh akhir-akhir ini ... Aku harap kau tidak berniat pergi dari ku dan kaila"

"Aku tidak berniat pergi mas"

"Baiklah hati-hati sayang ... Ku harap kau ingat kau milikku dan kaila"

"Iya mas"

Aku keluar rumah dan melajukan mobilku ke arah puncak. Sebenarnya hari ini aku tidak ada jadwal apapun, aku hanya ingin menenangkan diriku disana. Di puncak aku bertemu dengan david, aku tidak menceritakan apa pun padanya. Dia mengajakku jalan-jalan untuk menghilangkan stres karena kehidupanku.

Raditya PoV

"Apa nyonya sudah pulang bi?"

"Sudah tuan baru sekitar 30 menit yang lalu"

"Suruh dia ke ruangan kerja ku!"

"Baik tuan"

Setengah jam yang lalu ara baru sampai ke rumah, itu berarti jam 1 tepat. Aku membuka jas ku dengan kasar lalu ku lihat ara masuk ke ruanganku.

"Dari mana saja kau pulang jam 1 malam?"

"Aku ada penelitian"

"Apa ini yang kau sebut penelitian ara ?" Kataku yang mencampakkan handphone yang berisi video ara dan david sedang berciuman. Ara membalas ciuman david dan mereka ada di sebuah villa di puncak.

 Ara membalas ciuman david dan mereka ada di sebuah villa di puncak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"..."

"Ini yang kau sebut penelitian? Jawab aku ara"

"Kenapa aku harua menjawab mu siapa kau berani mengatur ku?"

"Siapa aku? Kuharap setelah ini kau tau siapa aku!!!"

Aku menarik ara ke pelukanku lalu mengikat kedua tangannya dengan dasiku.

"Lepaskan aku!!!"

"Kau ingin tahu siapa aku?" Kataku yang mendorong setengah badan ara ke meja kerjaku dan tangannya terikat di belakang. Langsung ku buka celana tidur yang ara pakai sekaligus celana dalamnya.

"Setelah ini kau tau siapa aku ara!!"

"Lepaskan aku brengsek"

Aku membuka celana ku lalu memasukkan kejantanan ku ke lubang kenikmatan yang ara punya hingga masuk sempurna

"Aw .... Sakit mas" rintih ara sambil menangis

Aku langsung mengerakkan milikku perlahan karena aku tidak tega jika ara kesakitan, Karena ini adalah pertama untuknya.

"Ahhh ... Sakit tolong keluar kan brengsek, aku sangat membenci mu!!"

Mendengar cacian dari mulut ara aku semakin marah lalu mempercepat gerakkan ku, lama kelamaan aku mendengar desahan seksi keluar dari mulut istriku. Aku membalikannya menghadap aku lalu ku sobek baju yang dia pakai, sekarang ara hanya memakai bra warna hitam yang kekecilan membuat payudara tak tertutupi sempurna.

Aku menggendong ara ke arah sofa dan menidurkannya di sana, dia masih memberontak lalu aku naik dan kembali memasukkan kejantanan ku le dalam lubang kenikmatan nya. Aku terus mempercepat gerakkan ku sampai ku semburkan cairan yang ku miliki ke rahim ara.

Aku bangkit dan melepaskan ikatan di tangan ara.

Plakkkkk...
Plakkkkk...

"Begini caramu memperlakukan istri mu? Aku bukan jalangmu brengsek, kau sudah mengambil keperawanan ku seperti binatang"

Ara kemudian berlari keluar ruang kerjaku tanpa memakai apapun. Dia menangis seolah aku begitu kejam, aku hanya ingin dia tau kalo dia milik ku dan aku suaminya yang berhak atas semua yang ada pada dirinya.

Aku tau caraku mengambil keperawanan nya salah, seharusnya aku melakukannya dia kasur dengan pelan tidak seperti ini ya lebih tepatnya seperti binatang.

Seminggu setelah kejadian malam itu aku tak pernah melihat ara keluar kamar, bahkan dia tidak ingin menemui kaila. Dia hanya mengijinkan bibi masuk untuk mengantarkan makanan. Aku sudah berusaha untuk berbicara padanya namun dia tetap menolak bahkan dia mengancam akan bunuh diri jika aku tetap nekat ingin menemui nya.

mas durenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang