Cevahir mall, Istanbul
Disinilah pasangan suami istri itu sekarang bergandengan tangan seperti remaja yang sedang berkencan, Ara merengek seperti anak manja mengajak suaminya untuk keluar hotel. Ara bosan berada di hotel sejak tadi pagi sampai di negara ini mereka hanya menghabiskan waktu di hotel, Ara tau suaminya lelah tapi Ara benar-benar ingin keluar menikmati kota istanbul alhasil suaminya mengajaknya shopping.
"Mas mau belanja ya ?" Tanya Ara manja pada sang suami.
"Sayang kamu tau ga kalo kurs mata uang negara ini sedang merosot jadi ini saat yang tepat kalo mau beli barang-barang mewah di sini pasti harganya tak semahal biasanya" jelas Radit sambil menarik istrinya memasuki brand ternama di dunia yang sempat di boikot oleh almarhum putri diana.
"Jadi mas mau belanjain aku atau kamu yang mau belanja ?" Goda Ara sambil tersenyum dan mengikuti suaminya masuk ke toko bertuliskan CHANEL.
"Kamu ambil apapun yang kamu mau sayang.. mas mau belanjain kamu" titah Radit yang membuat binar bahagia terpancar di mata istrinya, ya kalian tahu lah perempuan mana yang tidak suka shopping apalagi kalau di bayarin Ara juga termasuk salah satunya.
Ara memilih beberapa pakaian dan tas lalu bertanya pada suaminya untuk meminta saran, mereka membeli beberapa barang lalu pindah ke brand-brand dunia lainnya. Radit hanya tersenyum melihat istrinya semangat seperti ini, selama ini Ara tidak pernah meminta apapun pada Radit seperti perempuan lain.
"Mas baju ini bagus buat mas .... Sama pasangannya sepatu ini" jelas Ara sambil menunjukkan barang-barang itu pada suaminya
"Mas kan mau belanjain kamu sayang .... Jadi kamu ceritanya mau belanjain mas pake uang mas sendiri gitu" ledek Radit sambil mengedipkan sebelah matanya mengoda Ara, lalu ia berjalan mendekati Ara "tapi kayaknya ini gak cocok untuk lelaki di usia mas deh" bisiknya yang membuat Ara tertawa namun tetap memaksa Radit mencobanya.
Radit mengikuti permintaan istrinya lalu menunjukkan pada istrinya, ini jelas bukan style Radit namun apapun demi sang istri terlebih lagi Ara sedang mengandung bayinya.
Ara berjalan mendekati suaminya dan berbisik "mas tau mas lebih seksi dibanding pria-pria muda di luar sana", sambil tersenyum Ara menyuruh pelayan toko membungkus semua pilihannya yang sebagian besar itu milik suaminya.
"Nakal istriku ya" balas Radit berbisik sambil mengeluarkan blackcardnya untuk membayar semua belanjaan itu, Radit meminta semua barang belanjaan diantar ke hotel tempat mereka menginap.
"Sayang bentar ya mas mau ke toilet bentar" izinnya pada sang istri yang tanpa Radit sadari Ara sedang mematung melihat seorang pria berumur wajah pria itu seperti foto yang ditunjukkan daddy mertuanya. Setelah Radit pergi Arapun mendekati pria itu sangkin gugupnya Ara sampai menjatuhkan tas yang di bahunya.
"Nona anda baik-baik saja (dalam bahasa turki)" tanya pria tua itu dengan lembut sambil mengambil tas Ara lalu memberikannya pada sang pemilik, setelah melihat wajah Ara pria itu membeku ada rasa hangat yang menjalar ketika melihat mata sendu itu.
Ya mata yang dalam sedalam samudra itu membuatnya mengingat seseorang yang pernah ia kenal memiliki mata seperti itu dan wajah perempuan cantik ini tidak asing baginya.
"I am oke ... thank you" jawab Ara dengan lembut dan didalam hati "aku anakmu papa" , ia mungkin mengira Ara penduduk setempat makanya pria tua ini berbahasa turki.
"Wher do you came from?" Tanya pria ini untuk menuntaskan seribu tanya di hatinya.
"Indonesia" jawab Ara lirih sambil memperhatikan mimik wajah lawan bicaranya yang menegang mendengar jawabannya.
"Oke nona apa kau punya saudara disini? Karena wajahmu benar-benar tidak asing nona?" Lagi-lagi dia mengeluarkan pertanyaan sesuai hatinya
"Tidak saya tudak punya saudara disini ... kata ayah saya ibu dulu suka liat drama turki makanya wajah saya seperti orang turki tuan" bohong Ara sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bukan Ara tidak mau mengatakan bahwa ia anak dari mantan kekasih pria ini namun Ara tau mungkin seperti ini lebih baik.
"Arabella .... Sayang kamu ama siapa?" Tanya Radit memanggil Ara yang sedang berbicara dengan seorang pria lalu Radit mendekatinya. Radit membeku seribu bahasa melihat papa kandung Ara, bagaimana bisa Istanbul itu luas tapi Radit percaya inilah yang namanya ikatan batin.
"Ini mas tuan ini bantu Ara tadi" Ara menjelaskan pada suaminya yang diam seribu bahasa menatap pria itu, Arapun memecah keheningan keduanya.
"Saya permisi dulu nona" pamit pria tua itu yang menjauhi sepasang suami istri itu yang masih menatapnya. Pria ini mengambil ponsel yang ada di kantongnya lalu mencari kontak seseorang dan menghubunginya.
"Hallo ..."
"...."
"Tolong cari informasi kedatangan turis dari indomesia yang bernama Arabella!!! Saya mau segera!"Pria itu mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke sakunya, pikirannya terus melayang mengingat perempuan bermata dalam yang ia ketahui bernama Arabella itu. Jika perempuan itu berasal dari negara ini itu tidak akan menjadi pikirannya namun perempuan itu berasal dari negera yang sama dengan cintanya. Syahara gadis yang ia cintai hingga saat ini dan nama panggil kedua perempuan ini pun sama Ara, pria tua ini menutup matanya membayangkan wajah sang kekasih hati yang tak tau kabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas duren
RomantiekCinta itu seperti sebuah permainan, ya permainan labirin bila kau berada di jalan yang salah maka itu akan menyesatkanmu. Namun ketika kamu berada di jalan yang benar kamu akan dibawa menuju tempat terindah. Mampukah Arabella dan Raditya menemukan j...