bahagia

17.2K 629 5
                                    

Raditya PoV

Aku Raditya Dwisarsono adalah ayah dari seorang anak yang berusia lima tahun, aku menikah lagi untuk memberikan sosok ibu yang di butuhkan anakku. Aku menikah dengan gadis yang di tawarkan temanku padaku, aku pikir gadis ini adalah gadis desa yang lugu namun kenyataannya salah dia jauh dari bayanganku tentang gadis desa.

Arabella nama yang sudah terdaftar secara sah sebagai istriku, saat ibu nya bilang bahwa dia adalah istriku saat itu aku sedikit terkejut dan gugup. Bagaimana tidak dia gadis yang sangat cantik bak model kelas dunia, tubuhnya sangat indah membuatku gelisah sekamar dengannya. Aku gelisah karena hasrat liarku ingin menerkamnya namun aku tidak tega karena ku lihat dia gadis yang baik dan aku sama sekali tidak pantas untuknya.

Aku seorang pria penikmat wanita, aku tidak pernah mencintai wanita semejak aku kehilangan seseorang dalam hidupku. Kini aku hanya menganggap wanita sebagai partner penghangat ranjangku, tidak ada hubungan serius karena hatiku sudah lama mati. Namun kali ini hatiku berdetak lagi untuk seorang gadis yang cantik, setelah mendengar semua tentang dia satu kata yang ku tahu bahwa gadis ini menakjubkan dan aku tidak pantas untuknya.

Aku masuk ke kamar untuk melihat kaila, aku melihat anakku langsung akrab dengan gadis ini. Gadis yang sudah menjadi istri sahku, gadis yang sangat cantik yang membuat hasrat liarku ingin menyentuh nya. Tapi aku tidak mau karena dia hanya akan jadi ibu dari kaila bukan jadi istriku karena aku sama sekali tidak pantas untuk dia.

"Aku pindahin kaila ke kamar nya ya biar kamu tidur?" Tanyaku pada ara untuk membawa kaila kembali ke kamar nya

"Gak usah mas, biarin kaila disini" jawabnya yang masih mengelus-elus rambut kaila dengan penuh ketulusan.

Aku sangat kagum melihat dia langsung bisa dekat dengan kaila, padahal selama ini susah sekali orang untuk mendekati kaila anakku. Ternyata keputusan ku untuk menikah dengan Arabella adalah hal terbaik. Aku mandi lalu tidur di ruang kerja ku, tanpa terasa ini sudah pagi. Aku mendengar suara ribut-ribut di dapur.

"Ini dia sayang ... Bunda masak khusus buat kaila"

"Makasih bunda"

"Sama-sama sayang"

Aku tersenyum melihat keakraban mereka dan memutuskan untuk bergabung.

"Pagi sayang papa" ucapku sambil mencium bibir kaila seperti biasa

"Pagi pa ... Kok papa cuman cium kaila, bunda gak dicium" kata kaila yang menyuruh ku mencium ara, tanpa ragu-ragu "Pagi bunda" kataku sambil mencium bibir ara sekilas.

"Pppagi mas" jawab ara dengan gugup, yang membuat ku semakin yakin ini ciuman pertamanya dan aku sudah mendapatkan nya. Entah kenapa ada kebahagiaan sendiri setelah tau ini.

"Bunda kok aneh... Bunda wajah bunda jadi merah itu" ejek kaila yang melihat wajah ara memerah karena malu.

Aku tertawa melihat wajah ara memerah karena aku cium. Dia memberikan aku sepiring nasi goreng yang dia buat lalu aku memakannya.

"Pa kapan kaila punya adik?" Tanya kaila dengan rengekan manjanya seperti biasa.

Aku sangat terkejut mendengar ucapan kaila tadi, aku hanya memilih untuk diam tak menjawab begitu juga ara dia terlihat sangat gugup dengan pertanyaan kaila. Aku memutuskan untuk naik keatas meninggalkan mereka karena hari ini ada meeting. Setelah siap aku langsung turun ke bawah berpamitan dengan kaila dan ara. Aku meninggalkan rumah menuju kantorku yang berjarak cukup jauh, sesampainya di kantor aku ke ruangan dan bertemu dengan ivan sahabat ku.

"Bro gimana malam pertama loe?"tanya ivan yang bermaksud menggoda ku karena dia lah yang menjodohkan aku dengan ara

"Gue belum apa-apain dia van, gue juga mutusin untuk gak akan menyentuh dia" jawab ku dengan pasti untuk meyakinkan pada ivan kalo tidak akan terjadi apapun denganku dan ara.

mas durenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang