keputusan

16.1K 656 7
                                    

Arabella PoV

Namaku Arabella, usiaku 19 tahun dan aku seorang sarjana hubungan internasional lulusan dari salah satu universitas negeri terbaik di Bandung. Terbilang sangat muda karena aku memiliki IQ diatas rata-rata. Aku termasuk seorang wanita yang ambisius, aku ingin hidup mewah dan pendidikan tinggi tapi aku ingin semua dari hasilku sendiri. Menikah itu terdapat di list terakhir masa depanku, mungkin karena usiaku terbilang masih sangat muda jadi aku tidak pernah memikirkan untuk menikah di usia muda.

 Menikah itu terdapat di list terakhir masa depanku, mungkin karena usiaku terbilang masih sangat muda jadi aku tidak pernah memikirkan untuk menikah di usia muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Inilah aku yang menurut teman-temanku aku seperti 'supernova', memiliki mata yang indah dan tubuh bak model kelas dunia.

****
Aku sampai di sebuah desa daerah surabaya yang sudah hampir tiga tahun ini jarang aku kunjungi, Karena selama kuliah di bandung aku jarang pulang. Aku berjalan dari jalan besar ke arah rumahku dan berjumpa dengan seorang nenek.

"Ara makin cantik ya?" Sapa nenek itu yang melihat aku berjalan.

"Iya makasih ya nek"

"Katanya ara mau menikah ya sama orang jakarta?" Pertanyaan seperti apa itu, dari mana asal nya bisa timbul pertanyaan seperti itu. Aku tau di kampung ini gosip sangat cepat menyebar tapi aku tidak terlalu menghiraukan nya.

"Hah ... Gak ah nek, ara masih muda nek jadi belum kepikiran untuk menikah. Ara duluan ya nek" sanggahku dengan cepat karena aku tidak ingin gosip murahan seperti itu merusak nama baikku di kampung ini.

Aku sampai di depan rumahku dan melihat ayahku sedang duduk menikmati kopi di teras depan rumah.

"Ayah" teriakku antusias karena jujur aku sangat merindukan ayahku, ayah yang selalu mengerti aku dan selalu memanjakanku.

"Eh anak kesayangan ayah pulang juga" jawab ayahnya sambil membawa ku ke dalam pelukannya, aku memang sangat jarang pulang ke kampung itu karena setiap liburan aku memilih untuk mencari kerja paruh waktu disana.

"Ayah kok gitu sih ngomong nya" rengekku manja karena keluhan ayahku.

"Abis kamu gak pulang-pulang atau kamu udah gak mau tinggal disini ya?" Tanya ayah sambil membelai rambut panjangku, ya memang tempat ini bukan tempat yang tepat untukku mencapai seluruh impianku namun ini tempan aku kembali karena disinilah aku dilahirkan dan disinilah awal mimpiku.

"Maulah ayah, ara mau disini sama ayah dan ibu tapi ara punya cita-cita yah" jawabku dengan manja, cita-citaku untuk menjadi seorang duta besar di negara lain sebagai perwakilan indonesia.

"Iya sayang ... Ayah dukung cita-cita ara" kata ayahku

Aku masih bermanja-manja dengan ayahku sampai tak sadar kalo ibu sudah di depan pintu tersenyum melihat tingkah manjaku. Maklum aku adalah anak satu-satunya perempuan dan anak pertama jadi aku sangat dekat dengan ayahku.

"Loh ... Ayah aja yang di peluk ibu gak" kata ibuku yang merentangkan tangannya menandakan ingin aku peluk.

"Ibu" aku langsung melepaskan pelukan ayahku lalu berlari seperti anak kecil ke pelukan ibu ku.

mas durenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang