"Mas bangun mas ... Ara pengen strawberry mas" rengek ara yang menggoyang-goyang tubuh radit yang sedang tertidur dengan pulas, ara frustasi karena begitu sulit membangunkan suaminya ini dan ara mendapatkan ide.
"Ahhkkk" desahan keluar dari mulut radit yang merasakan kejantanan berada di tempat yang basah dan lembut, radit yang menyadari itu langsung membuka matanya "Sayang kau sedang apa ?" Tanyanya ketika melihat ara lah yang mengulum kejantanan di dalam mulutnya yang lembut.
"Aku sedang membangunkanmu" ara menjawab radit dengan enteng sambil meninggalkan milik radit yang sudah tegak sempurna karena belum selesai di puaskan ara.
"Sayang selesai kegiatan mu tadi karena kau bukan hanya membangun pemiliknya namun piaraannya juga"
"Kalo aku gak mau gimana ?" Ejek ara melihat suaminya mulai frustasi karena ara tau radit pasti sedang berada di puncak nafsunya.
"Maka aku akan menarikmu seperti ini" ia menarik ara untuk duduk dipangkuannya "lalu aku akan melakukan ini?" Bibir radit kemudian mendarat di leher jenjang istrinya dalam hitungan detik ara kemudian mendesah, itu artinya ara juga sudah berada di nafsunya.
Radit kemudian menghentikan kegiatannya ketika dia yakin ara sudah sangat basah karena perbuatan nya, dia menatap ara untuk mendengarkan permohonannya untuk disentuh.
"Mas ... Ara" sambil menggigit bawah bibirnya ara merasa malu untuk mengungkapkan keinginan nya.
"Apa sayang? Kamu mau apa?"
Ara hanya diam tidak mengutarakan keinginan nya, dia hanya mengigit bibir bawah nya merasa malu karena awalnya dia berniat mengganggu radit namun akhirnya dialah yang diganggu oleh radit. Melihat ara yang terus mengigit bibir bawahnya membuat radit semakin ingin memakan ara, radit dengan cepat melumat bibir ara yang sangat seksi.
"Papa jangan makan bunda!!!!" Suara kaila berhasil menghentikan kegiatannya dan melihat kaila sudah berlari ke luar kamar sambil berteriak
"Oma .... Oma papa mau makan bunda, oma tolongin bunda" teriak kaila sambil menangis mengira bundanya akan di makan oleh papanya, oma larissa datang menghampiri kaila.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya oma Larisa
"Papa mau makan bunda oma, tolongin bunda"
Larissa dan kaila sekarang berada di dalam kamar radit, kaila menatap radit dengan penuh kemarahan.
"Papa bukan ingin memakan bundamu sayang ... Kamu gak usah takut" berjalan mendekati kaila dan meraihnya ke dalam gendongan radit.
"Turunin kaila pa ... Kaila marah sama papa"
"Maaf kan papa sayang ... Tapi bundamu memang terlalu manis, papa hanya mencicipinya sedikit"
"Papa kira bunda kue tar yang manis"
"Bunda mu seperti madu sayang"
"Papa turunkan kaila sekarang ... Kaila mau jauhin bunda dari papa, kaila gak mau papa makan bunda lagi"
"Papa gak akan turunin kaila sebelum kaila maafin papa?"
"Iya pa kaila maafin papa duren"
Kedua orang itu asik bertengkar sementara ara dan larissa sama-sama tersenyum melihat tingkah kedua manusia yang seperti hasil flagiat itu, kaila begitu mirip dengan radit.
"What .... Duren?" Radit melemparkan tatapan tajam ke arah ara yang sedang tertawa mendengar kaila memanggil radit papa duren
"Apa?" Bentak ara yang merasakan tatapan tajam radit
"Papa bisakah papa turunkan kaila sekarang" akhirnya radit menurunkan kaila, kaila langsung berlari ke arah ara.
"Bunda ayo kita pergi agar papa tidak bisa memakan bunda"
"Sayang papa gak akan makan bunda kok ... Sekarang ara harus berangkat ke sekolah ya"
"Ayok oma antar ke sekolah" larisa mengambil kaila lalu melangkah menjauhi kamar ara dan radit.
Sekarang tinggal ara dan radit di kamar ini suasana berubah menjadi panas ketika ara melemparkan tatapan ingin membunuh kepada radit yang tersenyum jahil sambil mengunci pintu kamar mereka. Ara sudah menangkap sinyal tidak baik dari senyuman radit, sepertinya pagi ini akan terjadi paduan suara dadakan.
Raditya PoV
Oh Tuhan mengapa istriku begitu manis sehingga aku ingin memakannya, ku pastikan ara akan melahirkan banyak anakku nantinya.
Sekarang dia menatap ku seolah akan membunuh mangsanya mungkin dia sudah mengerti apa yang akan terjadi setelah ini, ya pagi ini akan ada paduan suara dadakan karena kejahilan ara yang membangun kan aku dengan cara aneh.
"Sekarang kita harus selesaikan yang tadi sayang" aku berjalan mendekati ara yang semakin menatapku dengan tatapan yang sama.
"Aku ingin stawberry mas" ara seperti ingin mengalihkan perhatian ku.
"Nanti kita beli ya sayang ... Tapi pagi ini kita harus selesaikan yang tadi dulu"
"Gak ... Aku gak akan mau selesaikan itu sebelum aku makan strawberry yang ku petik sendiri"
"Apa? Dimana kita dapatkan itu sayang, beli di supermarket aja ya"
"Gak ... Kalo gak mau mas bagusan tidur di luar aja, dan jangan harap ara mau melakukan hubungan intim dengan mas lagi"
"Sayang"
"Mau apa gak?"
Wanita ini benar-benar menguji kesabaran ku ketika mengandung anakku, aku gak habis pikir apa bedanya makan strawberry hasil petikan sendiri dengan beli di supermarket.
Puncak tempat itu langsung terlintas di pikiran ku ketika ara menginginkan strawberry yang dari pohon.
"Baiklah sayang ... Siap-siap ya kita bakal pergi"
"Serius mas ?"
"Iya sayang"
Selama di perjalanan ara terlihat seperti anak kecil yang baru saja di berikan lolipop sangat riang dan itu membuatku sangan senang. Aku sempat berpikir bagaimana wajah anakku yang akan dilahirkan oleh ara dan aku berharap anak-anakku akan mirip ara.
Aku berencana ingin tinggal sementara di puncak untuk menghabiskan waktu berdua dengan istriku ini. Sesampainya di Resort milikku aku langsung mengajak ara ke perkebunan strawberry yang ada di belakang resort ini, disana ara memetik banyak buah strawberry.
"Ini buat mas dan mas harus makan semua!" What the hell ... Jadi buah strawberry yang di petik ara bukan untuk dia makan tapi untuk aku makan, aku melihat sekeranjang strawberry yang ara petik itu masih muda pasti rasanya asam.
"Kan kamu yang mau sayang ... Kok jadi mas yang makan"
"Tadinya gitu mas ... Tapi anak kita pengen papanya yang makan anggap ini ucapan terima kasih dari anak kita"
Aku melihat buah strawberry itu saja sudah membuat air liurnya merasakan asam tapi ini permintaan anakku bagaimanapun harus sanggup. Aku menghabiskan strawberry itu dengan perlahan tapi ini ternyata tidak seburuk yang aku rasakan.
"Gimana mas enak?"
"Iya sayang"
"Mas kita nginep sini kan?"
"Iya sayang kita akan disini selama beberapa hari karena aku mau berdua sama kamu" aku memeluk ara untuk menghangatkan tubuhnya dari udara dingin daerah ini.
"Hello babe ..... Wah ternyata seorang radit mampu setia dengan satu lubang?" Suara seorang wanita yang merusak suasana romantis aku dan ara, aku kemudian melihat wanita itu.
"Lucy"
"Yes babe, aku kira kamu sudah lupakan aku ... Radit apa kau tidak merindukan lubang kenikmatan ku yang dulu selalu kau puji sangat enak dan sempit?"
Ara yang mendengar itu langsung berjalan memasuki resort dan meninggalkan aku disana, aku tidak ingin ara salah paham aku memilih mengejarnya dari pada harus menghadapi jalang bernama lucy ini.
"Sayang kamu mau tidur ya?" Ku lihat ara berbaring memunggungiku, aku tau saat ini ara pasti sangat marah.
Aku tau kalo wanita hamil sangat sensitif jadi aku memutuskan untuk mengelus punggung ara tanpa berkata apapun lalu berbaring sambil memeluk istriku, dia tidak menolak pelukanku namun aku tau dia masih sangat marah padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas duren
RomanceCinta itu seperti sebuah permainan, ya permainan labirin bila kau berada di jalan yang salah maka itu akan menyesatkanmu. Namun ketika kamu berada di jalan yang benar kamu akan dibawa menuju tempat terindah. Mampukah Arabella dan Raditya menemukan j...