Radit menatap email yang berisi informasi tentang wanita bernama Alexandra Anderson, Radit masih ingin mencari tahu tetang wanita itu untuk menuntaskan tanda tanya di hatinya. Namun menurut informasi yang didapat tidak ada tanda-tanda Alexa yang mencurigakan tapi Radit benar masih ingin membuktikannya sendiri.
Radit melangkahkan kakinya menuju ruang rapat diikuti oleh beberapa stafnya dan di sana seorang wanita beserta asistennya sudah menunggu, wanita itu berbalut setelan blazer hitam ketat dengan bagian dada yang terpampang nyata ketat padat dan bulat. Radit benar-benar bereaksi cepat dengan pemandangan di depannya, wanita itu bisakah Radit membuatnya mendesah di bawahnya nanti itu pikiran Radit dibarengin dengan senyuman nakal khasnya.
"Maaf kan saya ... membuat anda sedikit menunggu Ms Alexa" ungkap Radit untuk memulai pembicaraan dan wanita itu menatapnya dengan tajam hingga membuat Radit merasa di intimidasi.
"Tidak masalah bagi saya tuan Raditya" balasnya sambil menampilkan senyum menggoda di wajahnya, selama meeting Radit terpukau dengan keahlian Alexa. Wanita itu bentuk dari ciptaan iblis dan malaikat secara bersamaan, namun satu hal yang membuat Radit gelisa kaki wanita ini dari tadi begitu nakal di menari di selakangannya.
Meeting selesai Raditpun sudah tidak tahan dengan godaan dari wanita ini, dia sampai keringat dingin menahankannya. Dan dengan entengnya wanita itu berlalu begitu saja tanpa penjelasan apapun, Radit merasa Ara tidak seperti itu wajah mereka saja yang hampir mirip namun tingkah tidak.Raditya PoV
Aku frustasi harus berakhir di kamar mandi untuk melepaskan hasrat gila ini akibat perbuatan wanita nakal itu, ku pastikan aku ku bawa dia ke ranjangku. Saat aku kembali dari kamar mandi ku lihat Vino sudah duduk disana, aku tahu apa yang ada dikepala brengsek sahabatnya ini.
"Ms Alexa rada mirip Ara... loe rasa ga sih dude?" Tanyanya to the point
"Hanya mirip vin, kelakuan mereka beda jauh ... wanita ini liar!!!"
"Loe ga tertarik dit ?"
"Gila ga tertarik ... loe tau udah dua kali ini gue onani setelah ketemu dia, dia masih pakean lengkap aja udah buat gue frustasi!!!! Gue penasaran sama dia"
"Sabar dude ... gue kira Alexa juga ada feeling kok ama loe"
Ya mudah-mudahan aku bisa dapatkan Alexa atau aku bakal terus seperti orang gila dibuatnya. Aku sedang mengerjakan tumpukan dokumen ini sebenernya bisa saja ku bawa pulang ke rumah tapi jujur aku sudah tidak nyaman di rumah dengan Wenny yang setiap malam ingin di puaskan, bukan aku tidak mau tapi memang barangku tidak bereaksi lagi padanya.
Toktok ....
"Permisi pak ada yang ingin bertemu bapak?"kata sekretarisku"Siapa?"tanyaku bingung karena aku sama sekali tidak ada janji dengan siapapun dan ini juga sudah jam lumayan malam.
"Ms Alexa pak ... dan saya juga mau permisi pulang ya pak" izinnya berlalu dan digantikan oleh wanita yang menyiksaku tadi.
"Apa aku mengganggu mu ?" Tanyanya sambil berjaln mendekat bagiku itu seperti sebuah desahan bukan pertanyaan, mimpi apa aku dia bisa ada disini sekarang. Dia juga sudah berganti pakaian dengan sebuah dress berwarna biru tua yang membuat lekuk tubuh iblisnya terpampang nyata.
Aku menelan saliva ku dan merutuki diri sendiri atas reaksi tubuhku yang begitu cepat.
"Tidak ... masuklah Ms Alexa, silahkan duduk" titahku yang membuatnya berjalan semakin mendekat tapi bukan untuk duduk di kursi tamu melainkan duduk di pangkuanku dan tangannya mengelus-elus rahangku. Ini gila wanita ini benar-benar gila, wangi parfumnya begitu sensual dan leher putihnya membuatku menggigit bibir bawahku sendiri."Kau tidak keberatankan kalo aku duduk disini" bisiknya sambil menggoyang-goyangkan bokongnya yang semakin menyiksaku.
Shittt .... Perempuan ini harus jadi milikku malam ini!!! Harus!!!"Kau sama sekali tidak berat Miss"
"Ssssttt ... just call me Lexa" bisiknya sambil memainkan bibir ku dengan satu jarinya.
"Lexa ..." desahku
"Ya beib .... I want you" bisiknya lalu melumat bibirku dengan liar dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, tanganku mulai bergerak liar di bokongnya yang dari semalam menjadi objekku dan posisi dia pun sudah duduk mengangkang ke arahku.
Ku angkat tubuh nya tanpa melepaskan penyatuan bibir kami, ku bawa dia ke kamar yang ada di kantorku. Tanggannya bergerak membuka satu persatu kancing bajuku, akupun tak tinggal diam ku turunkan resleting dresnya dan mulai ku turunkan dressnya hingga bukit kembarnya nampak. Dia benar liat kalian tau dia tidak memakai bra, ciumanku mulai turun ke leher putihnya yang mulus lalu tanganku sedang bermain di bukit kembarnya yang sangan ketat dan montok yang aku yakini ia sangat merawatnya.
Ku baringkan dia di ranjang lalu ku lepas bajunya satu persatu dan bajuku sudah ku tanggalkan, satu kata ketika melihat dia naked "sempurna" rancauku, dan aku mencari sesuatu di perut mulusnya namun tidak ada apapun. Tak menyia-nyiakan kesempatan ia langsung mengulum milikku dengan sanggat lihai seperti terbiasa.
"Ahhhh .... Ahhh" desahku yang menikmati permainannya lalu ku tarik ia karena aku benar-benar tidak ingin keluar di mulut seksinya itu. Kini giliranku bermain di lubang inti miliknya yang baunya sungguh harum, ku mainkan lidahku dan ku sedot semua cairan yang keluar.
"Ahhh ... ahhh Radit ....ahhh" dia menggeliat karena permainanku kakinya menjepit kepalaku untuk menenggelamkan lebih dalam dan ya dia mendapatkan pelepasan untuk pertama kalinya. Aku tersenyum puas melihatnya dan kini giliranku
"I want you" kataku sambil mengarahkan adik ku yang sudah berdiri kokoh sejak tadi ke lubang intinya satu hentakan cukup membuatnya menjerit dan seperti menembus sesuatu didalam sana, ku tarik milikku untuk memastikan sesuatu ya ada darah disana.
"Kau masih perawan lexa?" Tanya ku yang sedikit merasa bersalah. Dia tidak menjawab namun aku tau jawabannya, aku langsung melanjutakan kegiatanku yang membuat kami berdua mendapatkan beberapa kali pelepasan dan percintaan ini benar-benar menakjubkan.
Aku melihatnya tertidur pulas setelah beberapa jam kegiatan panas kami, dia sangat liar dan seksi. Sekarang aku sudah yakin bahwa Alexa bukan Arabella mana mungkin luka operasi itu hilang dan yang paling penting dia masih perawan.
"Sedang berpikir apa babe?" Tanyanya karena aku melamun, oh Tuhan suaranya saja membuatku ON lagi.
"Aku tidak berpikir apa-apa lexa ... apa kau tidak merasa rugi melepaskan virginmu untuk pria sepertiku"
"Aku sudah menginginkanmu dari pertama kita bertemu ... kau tau kau begitu seksi untuk pria seumurmu dan kau sanggat pandai ternyata jadi aku tidak sia-sia memilihmu" jelasnya sambil mengelus-elus rahangku
"Kau tidak ingin menikah ? Usiamu sudah 28 tahun bukan ?" Tanyaku yang penasaran di usianya seharusnya dia sudah menikah dan aku yakin semua pria mau menikahinya
"Aku tidak ingin menikah ... aku tidak akan menikah karena aku ingin seperti ini"
"Bebas maksudmu?"
"Yup ... bebas dari ikatan yang membelenggu dan mungkin bisa menyakiti"
"Tidak semua pernikahan itu buruk ... asalkan ada cinta lexa"
"Bagaimana dengan dirimu tampan bukankah yang ku tahu pernikahanmu juga gagal dan kalo kau setia pasti kau tidak berakhir disini bersamaku" katanya sambil mengedipkan sebelah matanya, pernyataan itu membuatku tertampar. Dia benar!
"Kalau begitu ... jadilah partner ku?"tawarku
"Hmmm menarik ... apa yang akan ku dapatkan dari hubungan ini?"
"Kau akan selalu terbang bersamaku" lalu kami berdua tertawa bersama dan aku bercerita banyak hal padanya.
Dering ponselku membuat perbincangan kami terhenti, aku melihat ponselku lalu mengangkatnya sedikit menjauh dari Alexa. Wenny menghubungiku untuk bertanya apakah aku tidak pulang dan kenapa tidak memberi kabar padanya, setelah ku jelaskan lalu ia menutup sepihak telponnya. Aku memberikan sebuah apartmen kunci pada Alexa, tempat itu biasa ku gunakan bila ingin menenangkan diri.
"Baiklah ... aku juga tidak ingin selalu datang kesini lalu menerkammu seperti tadi"
"Ya lexa ... kabari aku bila kau akan ke situ, aku dengan senang hati akan menemanimu"
Tempat itu akan menjadi tempat kami bertemu, ya anggap lah aku gila sudah bermain api namun aku butuh Alexa terlebih lagi dia partner yang hebat dalam urusan ranjang dan pendengar yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas duren
RomanceCinta itu seperti sebuah permainan, ya permainan labirin bila kau berada di jalan yang salah maka itu akan menyesatkanmu. Namun ketika kamu berada di jalan yang benar kamu akan dibawa menuju tempat terindah. Mampukah Arabella dan Raditya menemukan j...