Bertemu papa

199 15 0
                                    

Mehmed PoV

Arabella memang anakku ya semalam orang suruhanku menjelaskan semua tentang Arabella tanpa terkecuali dan satu hal yang mebuatku yakin Arabella mungkin sudah tahu bahwa aku papa kandungnya. Itu semua diperkuat dengan adanya tawaran kerja sama dari perusahaan suami Arabella untuk perusahaanku, tapi kakiku masih saja berat untuk melangkah menemuinya dan berkata sejujurnya padanya.
Aku terus menimbang baik buruk semua dan dampak kedepannya untuk Arabella, namun Beyza bilang bahwa aku berhak menjelaskan dan Arabella berhak tau yang sebenarnya. Itu sebabnya aku beranikan diri untuk menghubungi suami Arabella dan meminta bertemu di resto yang akan ku tuju saat ini.

"Selamat malam ... maaf membuat kalian menunggu" sapaku untuk memecah kecanggungan antara kami, ya berhubung ini ruangan VIP yang hanya ada kami bertiga disini.

"Tidak masalah tuan mehmet ... kami baru sampai juga" balas Radit sambit tersenyum canggung

"Arabella .... Nona yang semalam ada di mall itu kan" sapaku untuk membuat Arabella bersuara dan dia membeku saat aku panggil namanya.

"Anakku ... ini papa sayang" lirihku dalam hati ingin memeluk putriku dan menghabiskan banyak waktu bersamanya.

"Iya tuan ... saya perempuan ceroboh semalam, maaf" cicitnya sambil menundukkan wajahnya

"Ada apa tuan mehmet ingin bertemu kami?" Tanya Radit to the point

"Saya bingung harus mulai dari mana ... saya tidak pernah tau bahwa Arabella ada dan ibunya menghilang begitu saja tanpa pamit pada saya saat itu, saya tahu keluarga saya tidak menyukai syahara karena dia hanya seorang pelayan di rumah kami tapi saya sangat jatuh cinta pada syahara"

"Tuan tahu saya anak kandung tuan?" Tanya Arabella terkejut mendengar penjelasanku

"Saya tahu semenjak kita pertama bertemu Ara di mall itu, saya yakin itu bukan sesuatu yang biasa bahkan membuat saya berpikir terus menerus tentang kamu Ara. Ikatan batin itu begitu kuat terlebih lagi wajahmu mirip adik perempun saya dan matamu mirip sekali dengan syahara... papa tahu dan papa siap apapun yang akan kamu katakan pada papa tapi papa ingin kamu tahu papa menyesal baru mengetahui kamu ada, papa menyesal kamu melewatkan banyak waktu tanpa papa, mungkin seharusnya papa jadi cinta pertamamu namun laki-laki lain yang menjadi cinta pertama mu. Tapi papa tahu tidak ada kata terlambat maka papa ingin bilang, MAAFKAN papa Ara!!!"

Ku ungkapkan semua yang ada di hatiku, aku tidak ingin menyesal lagi untuk waktu yang sudah Ara lewati tanpaku. Kulihat Ara menunduk sambil meremas tangan suaminya dan ia meneteskan air mata tanpa mengucapkan apapun pada kami, ku lihat Radit mengelus-elus penggung Ara. Dan satu hal yang baru ku sadari saat ini putriku sedang mengandung ya Araku sedang hamil, itu artinya aku juga akan menjadi seorang kakek. Aku berjanji pada diriku sendiri bila Ara menerimaku dan memaafkanku akan ku beri segalanya untuk Araku.

"Papa tahu Ara melewati banyak cibiran ... ada yang bilang Ara ini anak angkat dan ada yang bilang Ara ini anak haram, tapi yang Ara tahu tidak ada anak haram hanya perbuatannya yang haram. Ara sudah melewati banyak hal papa tanpa papa walaupun ada ayah namun Ara bingung kenapa wajah Ara berbeda dari saudara Ara, namun Ara tepis semua karena Ara tahu ayah menyayangi Ara tanpa ada beda dengan kedua saudara Ara namun satu hal yang paling Ara sesali ketika Ara mendengar ayah dan ibu berbicara bahwa Ara bukan anak kandung ayah dan ayah mau Ara balas budi... hal itu yang paling Ara sesali namun seiring berjalannya waktu Ara yakin Bahwa takdir akan membawa jalannya sendiri termasuk menikah dengan mas radit dan bertemu dengan papa" jelas Ara dengan berurai air mata dan dapat ku rasakan betapa beratnya beban yang Ara lewati hingga detik ini.

"Maafkan papa nak ... papa janji setelah ini Aralah prioritas papa!!!"

"Boleh Ara peluk papa" tangisannya pecah membuatku berdiri mendekatinya lalu memeluk putriku. Oh tuhan terima kasih setidaknya engkau memberikan ku seorang bidadari untuk ku jaga walaupun aku tidak mendapatkan orang yang aku cintai namun aku mendapatkan sesuatu yang lebih berharga dibanding apapun di bumi ini.

"Maafin papa sayang"

"Papa ga perlu minta maaf pa ... Ara ga nyalahin papa ataupun ibu, takdir yang udah memisahkan kita pa namun takdir juga yang menyatukan kita kembali. Ara bahagia pa bisa kenal papa, awalnya harapan Ara ke sini hanya melihat papa dari jauh namun ternyata Ara dapat lebih dari itu. Makasih pa"

Ya Arabella ku begitu bijaksana dan baik hati, aku bersyukur ia tumbuh jadi perempuan yang kuat seperti ini. Mulai saat ini segalanya akan ku beri untuk putriku, mungkin ini saatnya fokus ku berubah tidak lagi pada syahara  namun pada buah cinta kami Ara tetaplah buah cinta kami walaupun ia lahir di luar pernikahan.

mas durenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang