CHECKMATE! (Ryujin) 21+ [TAMAT]

♟39

Seminggu kemudian, di korea...
Berita kehilanganku dan yeonjun dimuat berita di televisi.

Kak soohyuk menatap berita dengan sangat serius.

Aku yang duduk sambil memangku yeonjun kemudian menghampiri kak soohyuk sambil mengusap lembut tangannya.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Aku akan mengumumkan pernikahan kita segera."

Aku membelalak

"Kakak serius?"

"Kakak sudah memikirnya matang-matang. Kakak sudah menyiapkan dokumen pernikahan kita setahun yang lalu."

"Kapan?"

"Saat kita melakukan hal itu pertama kali kakak sudah mendaftarkan pernikahan kita. Dengan begini tuduhan membawa lari anak orang yang kemungkinan nanti dituduhkan pada kakak akan dipatahkan oleh bukti bahwa kamu sudah menjadi tanggung jawab kakak karena kamu istri kakak. Setelah menikah, orang tua sudah tak berhak lagi atas anaknya. Yang berhak adalah suami sebagai kepala keluarga."

Jawabnya sambil menatapku tersenyum

Aku tak habis pikir, kakak memang bukan orang sembarangan. Dia jenius. Dia bahkan memikirkan jalan keluar dari awal dia membuat masalah.

"Tapi kan aku dulu sudah menikah dengan hyunjin kak? Sementara pernikahan kita didaftarkan kakak sebulan sebelum pernikahanku dengan hyunjin?"

"Jika papa melawanku di pengadilan, aku bisa membuat alasan pernikahanmu dengan hyunjin adalah pernikahan yang dipaksakan karena posisimu telah penikah denganku tapi dinikahkan dengan orang lain."

"Kasian papa mama kak..."

"Kan kakak bilang kalau... kalau papa melawan kakak di pengadilan. Kalau nggak ya kakak nggak akan bertindak."

"Kok bisa kakak sejenius ini?" Kataku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku

"Menurutmu siapa yang membuatmu bisa mengetahui mantan suamimu itu sedang main ke club bersama perempuan-perempuan penghibur itu?"

"Kakak kerjasama dengan soori?"

"Gotcha!" Dia tertawa

"Pantas aku seperti melihat kakak di club waktu itu.... kakak memang nakal!!"

"Papa nakal jadinya kamu ya nak!" Kak soohyuk mengusap pipi yeonjun dengan lembut

Aku tertawa terbahak-bahak. Dalam hati aku berharap semoga masalah ini tidak perlu sampai ke ranah hukum. Aku tak ingin keluargaku tercerai berai semakin parah.

***
.
.
.