Happy reading
.
.
.
.
.
.
.HOEK! HOEKKK!
Gery terus memijat tengkuk Mahendra yang dari pagi tidak berhenti memuntahkan semua isi makanannya.
Gery bingung karena Mahendra baru hari ini sakit hingga parah, dan itu cukup menguras tenaga Mahendra.
Gery membantu membersihkan bibir suaminya dan mengusap kening suami nya itu dengan lembut, Mahendra melirik ke arah samping dan menghela napasnya.
Mahendra memeluk Gery dengan erat dan berusaha menyamankan posisi pelukannya, Gery hanya bisa diam dengan mengelus rambut suaminya itu.
"Mas, ke dokter ya? Takut Kenapa-kenapa, ini udah ke berapa kali Mas muntah loh. Aku khawatir," ujar Gery membuat Mahendra mengangguk dengan pelan.
Tiba-tiba Mahendra mengangkat Gery dan mendudukkan suami nya itu di pinggir wastafel dan hal itu membuat Gery terkejut.
"Mas!!" Pekik Gery membuat Mahendra terkekeh lalu kembali memeluk Gery dengan erat.
"Sebentar sayang, ini nyaman banget." Mahendra berucap dengan memejamkan matanya.
Gery menatap Mahendra terlihat sekali wajah suaminya itu pucat dan Mahendra tidak pernah sakit hingga sepucat ini wajahnya.
Mahendra dengan perlahan menggendong Gery membuat Gery terkejut dan mengalungkan kedua kaki nya di pinggang Mahendra.
"Mas! Mas kan lagi sakit nanti jatuh loh." Gery benar-benar harus sabar dengan tingkah Mahendra hari ini.
"Yang sakit itu kepala bukan tangan sama kaki sayang, lagian kamu itu ringan Mas gak bakal mungkin jatuh." Gery mendengus mendengar jawaban Mahendra dan Mahendra hanya cengegesan.
Mahendra membawa Gery keluar dari kamar mandi dan mendudukkan dirinya di pinggir kasur dengan Gery di pangkuannya.
Gery mengalungkan tangannya dan menatap Mahendra dengan tatapan yang membuat suaminya itu gemas.
"Sayang jangan menatap Mas menggunakan tatapan itu nanti kamu Mas makan lagi mau?" tanya Mahendra membuat Gery kesal lalu memukul pundak Mahendra kuat.
"Apa sih mas! Mesum banget heran," ujar Gery dengan dengan kuat dan di balas kekehan kecil dari Mahendra.
Mahendra tersenyum saat Gery memeluknya dengan sangat erat. "Mas, Aku kok ngerasa gimana gitu sama tubuh ku sendiri, apa aku gendutan?" tanya Gery pelan membuat Mahendra melepaskan pelukannya.
"Tubuh mu semakin kecil sayang coba berkaca bila tidak percaya pada Mas, kok bisa kamu ngerasa gendut?" tanya Mahendra membuat Gery menghela napasnya.
"Tubuh ku berat banget mas, apalagi di pake buat jalan tuh rasanya beban terlalu berat." Gery berucap lagi membuat Mahendra mengerutkan keningnya bingung.
"Kita kerumah sakit sekarang." Mahendra beranjak tapi tidak menurunkan Gery membuat Gery terkejut dan kembali memekik. "Mas!!"
Mahendra menyambar kunci mobil dan segera keluar dari kamar bersama Gery yang mendengus kesal.
"Aku cuma cerita kayak gitu doang loh Mas, gimana kalau aku cerita aku sakit parah!" kesal Gery membuat Mahendra tersenyum. "Gak boleh ngomong gitu sayang gak baik."
Gery mendengus kesal dan mendelik. "Lagian Mas bikin kesel aja tau!" Mahendra terkekeh dan mengeratkan pelukannya pada suami manisnya itu.
"Mahendra, Gery kenapa?" Mahendra menoleh saat ada yang bertanya membuat Gery kembali mendengus dengan menatap suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy For Kenneth ✓(END)
FanfictionGERY KENDRICK TRAIPIPATANAPONG Setelah 2 tahun menghilang dari Negara kelahirannya kini Gery kembali dengan niat dan tujuan untuk hidup bahagia bersama Anak tampannya. Gery menghilang dari negaranya untuk merawat dan membesarkan anaknya di negara l...