🌙 6 🌙

86 21 19
                                    

Senja perlahan mulai menghilang, selaras dengan derap langkah seorang gadis yang barusan keluar dari area sekolahnya. Ekstrakulikuler di sekolahnya yang padat benar - benar menguras tenaganya. Belum lagi kakaknya yang kebetulan ada urusan BEM di kampus, membuat ia mau tidak mau harus berjalan sendiri menuju halte bus untuk pulang ke rumahnya.

TIN TIN

Sebuah klakson mobil menghentikan langkahnya, gadis itu mendongak menatap pemilik mobil yang tiba - tiba membuka kaca jendela. Seutas senyuman manis menyapa di senja yang tinggal beberapa jengkal ini. Namun gadis bermarga Huang itu sama sekali tidak menampakkan raut bahagia akan kehadiran sang pemilik mobil.

"Ferlyn, please ikut gue sekali aja." Mohon Chenle sambil membuka pintu mobilnya berharap gadis dihadapannya menerima tumpangannya sepenuh hati. Ferlyn menggeleng. "Gue udah terlanjur pesen tiket bus Chen, gak enak sama yang punya." Ucap gadis itu acuh kemudian berjalan menjauh dari Chenle.

"Fer, sebenci itukan Lo sama gue? Apa alasannya? Kenapa Lo sekarang anti banget sama gue?" Pekikan Chenle menghentikan langkah gadis itu. Ferlyn berbalik arah.

"Le, gak ada alasan buat itu semua. Maaf le gue nyakitin banget ya? Gue emang gitu le, dan kalau Lo merasa tersakiti dari sekarang gue harap lo gak deketin gue lagi. Karena gue emang se nylekit itu." Ujar Ferlyn kemudian melanjutkan langkahnya.

Chenle memukul pintu mobilnya dengan keras. Ia sangat emosi sebenarnya, ternyata dirinya tidak pernah menjadi pilihan gadis itu. Bahkan sekarang mereka sudah menginjak SMP.

"Oke, gue mencoba ngelupain Lo." Gumam Chenle sambil tersenyum miris.

Ferlyn mendudukkan dirinya di tempat duduk halte bus sembari kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Belum ada tanda tanda bus akan muncul. Ia menghela napas panjang, mengingat perkataannya tadi. Sungguh, ia memang bukan gadis yang baik. Yang bisa menjaga perasaan orang.

"Zhong Sultan Chenle, gue minta maaf ya. Pasti Lo tersakiti banget." Gumam Ferlyn sembari mengingat raut kecewa Chenle yang tercetak jelas tadi. Ia berharap Chenle segera menemukan sosok pacar agar tidak terus menerus mengejarnya.

BRUMMMM

Tiba - tiba bus yang ia tunggu telah datang, Ferlyn menggesekkan kartu bus sebelum ia masuk ke dalam transportasi tersebut. Ia merogoh sakunya untuk mengecek ponselnya. Tidak ada pesan sama sekali, Ferlyn tersenyum miris. Ibu dan ayahnya selalu sibuk mengurus bisnis di luar negeri, Renjun cap sandal sialan yang menjelma menjadi seorang kakak di dunianya kini sedang sibuk sibuknya menjadi Ketua BEM di kampus nya yang terhormat. Sementara Kak Tzuyu yang super anggun sedang sibuk mengurus perusahaan milik ayah di kota ini. Sangat jarang pulang, ia bahkan tidur di kantor yang sangat mewah itu. Sudah seperti hotel. Terkadang jika Ferlyn ingin, gadis itu mengunjungi kak Tzuyu.

"Gue bener - bener sendiri ternyata." Gumamnya sambil memasukkan kembali ponsel yang tidak menarik baginya itu.

Sampai di depan rumah, Ferlyn terheran karena banyak mobil dipekarangan rumahnya yang sangat luas. Ia mengernyitkan kening kemudian melangkah masuk ke rumahnya.

"Ini rumah gue gak digrebekkan?" Bingungnya sambil terus melangkah.

Tiba tiba netranya menangkap sosok yang sangat ia kenal.

"Kakkkk Ferlyn." Bruukkk, tubuhnya di peluk secara tiba - tiba.

Ferlyn memekik kaget karena perilaku gila yang menghantamnya. "Anjir, Ningning! Lo tu berat tau nggak, ngapain Lo kesini?" Tanya Ferlyn sembari mengomel, ternyata Ningning sepupunya dari China yang datang kerumahnya. Pantas sampai seramai ini. Berarti ayah dan ibunya ada dirumah dong.

________

"Apaaaa tinggal disini!" Kaget Ferlyn, mendengar penuturan dari mama dan papa Ningning. Gadis bermata owl itu tersenyum menatap Ferlyn yang sangat malas dengan kehadirannya. Ninging adalah gadis yang super bar bar, tukang ngakak, dan tidak bisa diam sejak kecil. Ferlyn sangattt sangatttt malas dengan species bernama Ningning itu.

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang