Tak terasa seminggu berlalu, semenjak kejadian menyakitkan itu kini Jisung dan Ferlyn semakin jauh. Meski mereka satu kelas tak sedetikpun gadis itu mau menatap mata Jisung meski dari kejauhan. Berbanding terbalik dengan sang pria yang diam - diam melihat gelagat gadis Huang itu. Tapi tetap saja, semakin lama semakin asing rasanya.
"Kak Ferlyn," Panggil seorang gadis membuat Ferlyn yang sedang melamun di taman fakultasnya memutar kepalanya 180°
Senyum manis Ningning mengembang, gadis itulah yang kini lebih sering menjemput Ferlyn duluan. Padahal dulu Ferlyn yang selalu menunggu Ningning di depan fakultas gadis kecil berdarah China itu.
"Lo udah selesai kelas? " Ferlyn memastikan bahwa adik sepupunya itu sudah menuntaskan semua makulnya hari ini.
Mengangguk dua kali Ningning menggandeng tangan Ferlyn keluar area fakultas managemen. Tentu saja Ningning bohong dengan jawabannya, ia masih harus menuntaskan satu matkul praktek. Namun gadis itu memilih kakaknya aman jadi ia harus selalu menemani Ferlyn.
Langkah dia gadis itu berhenti sejenak. Ferlyn menghela napas panjang, ia menatap lamat - lamat adik sepupunya yang cantik jelita dan baik hati bernama Ning Yizhou itu. Pandangannya benar - benar seperti orang yang mengerti jalan pemikiran tiap orang. Matanya terpejam sekali menghela napas panjang.
"Please, gue mohon jangan bohong sama gue Ning."
Gadis bermata owl itu meneguk ludah sembari menggaruk belakang kepalanya. "Maksud Kak Ferlyn bohong apa?"
"Gue tahu Ning, lo masih ada satu matkul dan sekarang malah absen demi ngejaga gue."
Ningning cengo, ia tidak bisa berkata apa - apa. Bagaimana Ferlyn bisa tahu? Apakah dia cenayang?
"Ning, kuliah lo tu masa depan lo. Jangan terlalu mikirin gue, is okay. "
"Jangan terlalu negatif thinking sama keadaan gue sekarang. Trauma? Emang itu yang gue rasakan tapi itu gak bikin jiwa gue rusak sepenuhnya kok."
"Gue udah tahu Felix emang anak preman sedari kecil, tapi sekarang setan itu udah masuk penjara. Saatnya gue membuka lembaran baru."
"Dan apapun keputusan gue sekarang, itu hasil dari pemikiran gue siang malam bahkan sampe gak tidur. "
Kedua tangan Ferlyn memegang pundak adik sepupunya, ia menunduk menatap Ningning yang lebih pendek darinya. "Lo boleh sih khawatir sama gue, tapi jangan sampe ngorbanin masa depan lo."
Air mata Ningning mengalir deras, ia tidak bisa berkata apa - apa lagi.
"Jadi besok, lo harus tuntasin semua matkul baru kita pulang."
Ningning menggeleng cepat. "Tapi... Kak"
Telunjuk Ferlyn menempel di bibir gadis itu. "Gue nungguin lo lagi, kayak dulu oke. Deal? Gue gak akan pergi sendirian kok, lo tenang aja."
Ibu jari gadis bermarga Huang itu menghapus pelan air mata yang keluar dari adik sepupunya.
Ningning menangguk patuh setelah terisak dan memeluk erat kakak sepupunya. Entah mengapa baru kali ini Ningning sangat menyayangi sosok yang ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Keanaktunggalannya membuat keegoisannya lebih tinggi dari rata - rata.
Sejak mengenal Ferlyn seakan perlahan sifat buruknya yang mendarah daging menjadi lunak. Pikirannya lebih terbuka.
Itu alasan Ningning menyayangi kakak sepupunya tersebut.
🐹
Pukul 00.00 dimana orang - orang pada umumnya mengistirahatkan diri, menutup pintu rumah rapat - rapat, jendela tertutup sempurna dan beberapa lampu dipadamkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verus Amor || Park Jisung || END
FanficNCT FANFICTION || PARK JISUNG "Gue gak peduli mau dikatain selera culun, yang penting gue cinta sama Lo." Ferlyn Park Ji Sung Huang Ferlyn 🌙 Verus Amor 🌙 @RamadaniWna