🌙 VIGINTI SEPTEM 🌙

60 15 0
                                    

🌙 Iam comeback 🌙

Dari kemaren mau update tapi, belum dapet inspirasi 😭

ಡ ͜ ʖ ಡ  Dan sekarang, aku gak tahu apakah ini inspirasi atau bukan. Tapi semoga bisa menghibur kalian.

Happy reading 🌙

.
.
.

Yeji mendelik kesal, melihat Jisung sedari tadi hanya terdiam dengan muka sedih menatap Ferlyn yang sedang makan sendiri di ujung kantin sana. Perempuan bermata lancip itu menyenggol lengan Jisung hingga pria itu tersadar akan lamunannya.

"Dideketin kek, jangan cuma dilihatin terus." Jujur rasanya gemas sekali melihat pergerakan pria lelet itu.

Hyunjin tertawa sampai tersedak makanannya. "Kalau Lo gak segera deketin dia, nanti dia jadi perawan tua Ji!" Ledek Hyunjin dengan perasaan menggebu - gebu rasanya kesal sekali tapi pria itu hanya bisa tertawa.

Pria bersurai cokelat yang sedari tadi hanya mengaduk makanannya itu menghela napas panjang. Ia mulai menaikkan sumpitnya yang telah menjepit beberapa mie untuk ia masukkan kedalam mulutnya. Bahkan makan siang hari ini terasa tawar bagi Jisung.

Pria bersurai hitam dengan wajah naughty didepannya memajukan badannya. "Sung, mau gue ajarin cara nembak cewek beku kayak Ferlyn?" Hyunjin memasang seringai wajahnya.

Jisung loading sebentar, sebelum pada akhirnya ia mengangguk.

Setelah mendapat bisikan dari Hyunjin mereka memundurkan posisi duduknya lagi. Membuat Yeji memasang wajah penasaran, tapi ia harus menghargai bahwa itu urusan lelaki. LAKI BRO! LAKIK!

Jisung menelan ludah. "Oke, nanti Jisung lakuin sebisa Jisung." Ujarnya mencoba optimis.

Hyunjin berdecak kesal. "Heh! Mana bisa gitu, Lo harus optimis bocah!!!"

Dengan anggukan penuh Jisung melahap mienya. "Oke oke"

"Jisung pasti bisa"

_______

Matahari menyengat hingga suasana menjadi panas. AC di dalam kelas perkuliahan siang ini menyala full power namun ada beberapa mahasiswa yang masih menyalakan kipas mininya.

"Ada yang bisa menjawab soal saya?" Bu Sooyoung membalikkan badannya setelah mencatat sesuatu di papan tulis.

Melihat dua orang secara serentak mengangkat tangannya membuat Bu Sooyoung tersenyum.

"Oke, silahkan maju." Senyum cantiknya mengembang.

Ferlyn masih setia mengangkat tangan. "Maaf Bu, saya mau izin ke kamar mandi." Izin Ferlyn dan dibalas anggukan oleh Bu Sooyoung sementara Yeji berusaha menahan tawanya karena gadis disebelahnya itu sengaja tidak maju karena satu orang yang menunjuk tangannya tadi adalah Jisung. Sungguh aneh tapi nyata pikirnya, mungkin suatu hari saat ia sudah tua nanti pasti akan merindukan masa - masa muda yang penuh dengan drama ini. True?

Sampai di toilet Ferlyn segera menuju wastafel, menatap mukanya yang sedari tadi datar tanpa senyuman. "ARGHHH kenapa harus itu bocah yang maju! Padahal gue mau dapet nilai tambahan!" Kesal Ferlyn sembari membasuh mukanya yang amat panas karena amarah.

Hingga ia tersadar ada orang yang sedari tadi memperhatikannya. Jantungnya hampir lolos begitu saja.

"Ferlyn sengaja ngejauhin Jisung?" Suara berat itu mengintrupsi membuat Ferlyn mencengkram kuat pinggiran wastafel.

Gadis itu mendengus kesal melayangkan tatapan penuh permusuhan pada pria tinggi dengan wajah polos dan rambut cokelat yang sedang berdiri di depan pintu area toilet wanita.

"Iya kenapa? Masalah buat Lo? Kan gue kemaren bilang, gak bakal kenal Lo lagi."

Tangan panjang Jisung dengan sigap menahan pergelangan tangan gadis pemarah yang berjalan cepat. Jalan ala Seulgi Redvelvet, you know? Jalan tanpa menapak.

Akhirnya gadis itu diam, mendongakkan kepalanya menatap Jisung namun masih dengan muka kesal. "Apa? Lo mau apa?" Kesal Ferlyn dengan nada yang ketusnya Nauzubillah.

"J... Jisung mau bilang sesuatu." Gugup pria itu membuat Ferlyn semakin gregetan, rasanya ingin ia jambak surai cokelat itu namun ia tidak mampu menjangkaunya.

"Lo gak sadar? Initu masih pelajaran, ntar nilai kita di min. Gue gak mau ya ngulang kuliah lagi, capek tau. Udah ah gue ke kelas dulu." Segera gadis itu melangkah cepat disusul Jisung yang berlari kecil menyamakan langkahnya.

Ferlyn mengepalkan tangan dengan kesal, rasanya ingin dia tendang pria menggemaskan yang sedang berusaha mengiringi langkahnya.

_________

"Jadi, Ferlyn itu cewek yang pernah kamu ceritain ke kakak?" Pertanyaan Kak Joy membuat Jisung memberhentikan kunyahannya.

Wanita bernama asli Park Sooyoung itu tertawa lebar sesekali menengok ke kiri atau kanan jaga - jaga jikalau ada dosen lain yang melihat ke bar - barannya. Karena Bu Sooyoung selalu berusaha anggun dan professional didepan orang lain. Beda jika didepan keluarganya sendiri.

Jisung mengangguk lemah, disusul jitakan dari Joy membuat pria itu mengaduh sembari mengelus atas kepalanya.

"Duh, kok Jisung dijitak sih kak?" Kesal adik semata wayangnya yang sampai sekarang masih ia anggap seumuran TK.

Joy merengut kesal. "Kamu sih, gak pandai ngejar cewek sampe dia bete banget loh tiap lihat kamutuh. Apalagi tadi pas di jam mata kuliah kakak, diakan udah semangat tunjuk tangan buat dapet nilai plus eee malah kamu juga tunjuk tangan. Jelas dia mundur lah, makannya kakak suruh kamu nyusul dia. Malah gak sesuai rencana!"

Pria bersurai cokelat itu meringis sembari menggaruk kepala. Menunduk sembari menampakkan wajah sedihnya. Wanita bermarga Park di hadapannya itu tersenyum manis sembari mengelus rambut atas adiknya yang sudah semakin tumbuh menjadi pria remaja ke atas.

"Ikutin naluri kamu Jisung, kakak yakın kamu pasti bisa menaklukan lagi hati cewek itu. Meski kayaknya dia galak banget ya, tapi dilihat-lihat sebenernya dia gadis yang baik dan pengertian."

Jisung tersenyum pada sang kakak, mengundang sebuah tawa receh dari saudara semata wayang pria itu.

Disusul seulas senyum manis yang kembali tertarik. "Makasih kak, Jisung pasti bisa!!"

Verus Amor






Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang