🌙 VIGINTI NOVEM 🌙

60 15 12
                                    

Air mata Ferlyn mengalir deras, ia sudah sangat lemas seakan tubuhnya telah berpisah dengan jiwanya. Sebelum ia benar - benar pingsan suara yang sangat keras terdengar samar hingga akhirnya ia benar - benar menutup mata.

Ruangan itu kini penuh dengan investigasi, dua polisi segera memborgol kedua tangan Felix. Pria itu melakukan percobaan pemerkosaan serta pemaksaan overdosis obat tidur pada gadis bernama lengkap Huang Ferlyn. Jika saja tidak segera ketahuan mungkin nyawa Ferlyn sudah melayang.

Disusul suara ambulan yang membawa gadis tidak berdaya menuju rumah sakit.

Ponsel Tzuyu terjatuh dengan air mata yang sedari tadi sudah ia keluarkan. Kakinya berlarian memasuki rumah sakit sembari mengejar ranjang adiknya yang didorong beberapa suster yang siap menanganinya di UGD.

Dengan tangan gemetaran Tzuyu mengetikkan jemarinya di layar ponsel yang agak retak karena terjatuh tadi. Mencari nomor ayah ibunya.

Ningning yang tadinya mengantuk sekarang menangis sembari meronta di depan ruangan Ferlyn yang tertutup rapat.

Hingga seorang pria datang menenangkan gadis yang sedang menangis histeris itu. "Udah Ning, udah sekarang kita berdoa biar Ferlyn selamat."

Meski pikiran dan dadanya berkecamuk sedari tadi, Jisung tetap mencoba tenang dan menenangkan adik sepupu dari gadis yang beberapa menit lalu berhasil ia selamatkan.

Jantungnya mencelos melihat betapa kejamnya Felix memaksa gadis pujaan hatinya itu menelan beberapa butir obat tidur dengan dosis yang sangat tinggi.

Kak Joy juga sama paniknya dengan Jisung, wanita itu tadi barusan menyelesaikan beberapa dokumen yang ia garap. Baru saja hendak merebahkan diri ke atas kasur dirinya terlonjak dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Wanita bermarga Park itu berusaha menghibur anak pertama dari Huang bersaudara yang tengah ditimpa sebuah peristiwa menyedihkan.

Wajah frustasi Tzuyu tidak bisa disembunyikan, ketakutan didalam hatinya sedari tadi berkecamuk. Ia bahkan menjambak sendiri rambutnya karena merasa lalai dalam menjaga adik perempuan.

Harusnya tadi ia memaksa adiknya untuk diantar. Harusnya tadi ia membuntuti adiknya dari belakang. Harusnya ia melarang adiknya untuk pergi di malam hari. Sekiranya itu isi pikiran Tzuyu yang berkecamuk di dalam kepalanya.

Pintu terbuka, menampakkan dokter yang terlihat lelah wajahnya. Bahkan di waktu sedini ini, ia masih harus berusaha menyelamatkan nyawa pasien.

"Keadaan pasien semakin kritis, ia membutuhkan satu ginjal karena keduanya rusak akibat overdosis obat yang menyerang kinerja ginjal secara mendadak."

Semua terdiam, keadaan semakin menyedihkan.

"Ambil ginjal saya satu dok," itu suara Ningning membuat semua menatap ke arahnya dengan tatapan haru.

Dokter tersebut melihat teliti ke arah Ningning. "Kamu pernah punya riwayat sakit?"

Dengan yakin Ningning menggeleng. Akhirnya dokter menyuruhnya menuju ruangan pemeriksaan kesehatan.

Jisung menghela napas panjang, ia hendak menghentikan aksi Ningning karena sepertinya ginjalnya saja yang pantas diambil namun Kak Tzuyu menahan tangannya.

"Gak papa Jisung, dia itu gadis yang kuat. Kakak tau seberapa sayangnya Ningning sama Ferlyn jadi biarin aja dia ngelakuin itu. Kita disini berdoa aja semoga operasinya berhasil." Sebisa mungkin Kak Tzuyu menahan air matanya.

Suara orang berlarian dari belakang membuat mereka semua mengalihkan pandangannya. Terlihat Renjun yang berlari dengan muka penuh kecemasan. Pria itu menghentikan langkahnya sembari mengatur napas.

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang