Detik, menit, jam berlalu seiring berjalannya jarum jam yang terus berputar 360°
Seorang pria dengan tinggi badan 180 an sedari tadi mondar mandir sambil menggigit jari. Hingga mengundang kekesalan pada keempat temannya yang duduk di kursi tunggu kurang lebih satu jam yang lalu. Sementara pria itu? Jangan ditanya, ia bahkan tidak pernah bisa tidur nyenyak lagi.
"Jisung.... Jisung!"
Tidak mendapat respon membuat seorang pria manis bermarga Na yang sedari tadi memanggil Jisung menjadi kesal. Ia berdiri dari tempat duduknya dan menarik lengan pria yang lebih muda darinya. Jisung terdiam.
"Duduk! Gue mohon Ji-Sung! Lo bikin gue frustasi." Kesal Jaemin sembari menuntun Jisung duduk disebelah Chenle yang asik mabar bersama Renjun dan Jeno sejak satu jam yang lalu.
Jaemin menghela napas panjang kala Jisung sudah mau duduk manis menuruti permintaannya. Ia duduk disebelah pria bermarga Park dengan wajah cemas itu sembari melipat kedua tangannya. Belum sempat ia mengeluarkan suaranya lagi sebuah suara mengundang kekehannya.
Kraaaukkkk
Itu suara perut Jisung, sedetik kemudian pria manis bertubuh menjulang itu meringis sembari memegangi perutnya.
"Udah gue bilang apa tadi? Makan Jisung iiii!! Gak ada gunanya lo nunda makan, lagi pula operasi Ferlyn pasti berjalan lancar. Percayalah," perilaku Jisung membuat Jaemin mengeluarkan kecerewetan ala ibu - ibu.
Akhirnya Jaemin bangkit dari tempat duduknya, ia berniat membelikan Jisung makanan di kantin rumah sakit.
"Ah, Kak aku ikut." Ujar Jisung sembari berjalan pelan sambil memegang perutnya.
Chenle yang sedang mabar seketika menghentikan langkahnya. "Gue juga ikut, Lo bisa jalan gak?" Pria bermarga Zhong itu menuntun Jisung yang kesakitan dengan tangan yang memegangi perutnya. Terus seperti itu sampai mereka bertiga tiba di kantin yang sangat luas.
Bahkan Chenle mengakui bahwa makanan dirumah sakit ini enak.
Maka kesimpulannya adalah, mereka itu berniat menjenguk orang sakit atau wisata kuliner? Entahlah, hanya Tuhan dan mereka yang tahu.
Chenle menuntut Jisung ketempat duduk, setelahnya ia berlari kecil menyusul Jaemin dengan semangat menggebu. Karena tidak sabar memilih makanan.
Menghentikan langkah, Jaemin menggelengkan kepala sembari terkekeh melihat kelakuan temannya yang sangat menggemaskan itu. Chenle dan segala keinginan makannya.
"Sekarang gue tanya, Lo pengen nunggu Ningning? Atau wisata kuliner Zhong?" Sindir Jaemin saat Chenle mengambil lobster besar dengan bumbu barbeque. Nah, kubilang apa? Jangan meragukan makanan di kantin rumah sakit ini.
Pergerakan Chenle terhenti, ia tertawa keras sembari melihat Jaemin. Namun kembali pada kefokusannya mengambil makanan.
"Chenle, bayar." Ujar Jaemin sembari pergi meninggalkan pria dengan tangan yang penuh piring itu. Tawa besar Chenle mengudara.
Penjaga kasir membuka sedikit mulutnya kala Chenle membayar makanannya. "Sekalian dua orang yang duduk disana ya kak." Senyum manis Chenle mengembang.
"Oh,, sebentar." Langkah Chenle terhenti, ia memandang penjaga kasir itu sambil mengerutkan kening.
"Apa anda pasien? Anda seperti artis yang bernyanyi bersama grupband." Pertanyaan random sang kasir membuat Chenle tertawa sampai bengek.
"Kelihatan kayak gitu kah? Gue cuma mahasiswa biasa kok kak hehe permisi."
Sang kasir memandang punggung Chenle penuh kekaguman.
Dan akhirnya tiga orang manusia dengan perut lapar itu menyantap makanannya.
"Hari ini Chenle nraktir kita, besok kapan - kapan kita makan bareng lagi yuk." Ucap Jaemin di sela - sela mereka menikmati makanan.
Jisung mengangguk. Entah mengapa beberapa tahun meninggalkan Korea membuat dirinya hampa tanpa pertemanan. Dan sekarang, baru saja kembali ia sudah merasakan kehangatan sebuah pertemanan. Jisung menangis dalam hati, tidak mungkin ia keluarkan karena gengsi.
Hingga sebuah suara menyadarkan mereka. "Anjir, Lo bertiga makan gak ngajak - ngajak." Suara Renjun membuat ketiga kepala itu mendongak.
Jeno memasang eye smilenya melihat betapa menggemaskannya orang - orang kelaparan yang sedang ia saksikan. Mereka terlihat seperti, MUKBANG!
"HAHAHAHA"
Krik krikk, semua menatap Jeno datar. Entah mengapa pria bermarga Lee itu tertawa tiba - tiba. Tidak mungkin kan ia kerasukan arwah penasaran di rumah sakit megah ini?
Jeno menggelengkan kepalanya. "Kalian benar - benar terlihat seperti mukbang."
Namun pada akhirnya Jeno juga tetap bergabung pada acara mukbang mereka. Tidak ada pria yang gengsi terhadap sesama pria dalam hal makan bersama.
🐹
"Selamat, operasi berjalan lancar."
"Baik pasien pendonor dan yang didonorkan berhasil melalui operasi. Kami harap jangan ada yang menganggu sampai besok sore karena mereka berdua butuh istirahat ekstra, terutama pasien yang di donorkan."
Semua bernapas lega, tak terkecuali mama Ningning dan Ibu Ferlyn yang sedari tadi lelah karena menangis.
"Tapi," dokter menggantungkan perkataannya. Membuat semua kembali terdiam.
"Mohon maaf, untuk pasien penderita mungkin akan ada sedikit berita buruk."
DEG DEG (soundtrack)
"Pasien mungkin akan mendapat trauma yang cukup lama karena kejadian yang kemarin menimpanya. Dan saya sarankan untuk menjalani terapi psikologis oleh psikiater secara teratur."
Setelah mengatakan itu, dokter berjalan meninggalkan manusia - manusia dengan perasaan berkecamuk.
Ada sedikit pesan moral dari chapter ini
"Berusahalah bahagia meski sebenarnya terdapat momen sedih dalam kehidupan yang sedang di jalani"
"Jangan melupakan makan teratur meskipun orang yang kamu cintai sedang sakit. Jika kamu ikut lemah, maka yang sakit pun juga akan semakin lemah."
🐹
Ada yang mau ngasih quotes penyemangat buat aku??
Aku ada quotes buat kalian.
"Jika kamu tunduk dalam keterpesonaan TuhanMu, maka dunia akan terpesona padamu"
Stay healthy and safety 🌙
Every day we get better, to be good aenergy
Every day getting harder, be the one synergyMeolli naraga tok sswa maeseopji ttakkeumhaji
Queen bee nan posikja bwabwa I'll shock 'em, uh
Gorgeous, who you think about?
Too hot, who you think about?
Fabulous, who you think about?
Bulleo aespa~ AESPA Energy ~
Tetap semangat menjalani hari dengan penuh energi positif 💚
Full senyum dari Rara 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Verus Amor || Park Jisung || END
Fiksi PenggemarNCT FANFICTION || PARK JISUNG "Gue gak peduli mau dikatain selera culun, yang penting gue cinta sama Lo." Ferlyn Park Ji Sung Huang Ferlyn 🌙 Verus Amor 🌙 @RamadaniWna