🌙 TRIGINTA SIX 🌙

52 11 9
                                    

Memasuki liburan musim dingin rasa - rasanya enggan keluar dari rumah. Bersantai dengan segelas cokelat hangat dan tayangan netflix di layar lebar ruang tamu. Itu cukup menyenangkan.

Atau menjelajah media sosial yang penuh dengan teman virtual yang sangat menyenangkan meskipun tidak pernah bertatap muka. Ada pula yang fokus dengan layar persegi panjang dalam genggamannya menjentikkan jari penuh emosi menggeser kanan kiri agar musuhnya bisa segera musnah, itu yang dilakukan para gamers.

"Ning," Panggil Ferlyn yang sedari tadi memandang adik sepupunya yang sangat fokus tanpa mengalihkan perhatian sedetikpun.

"Ning," Panggil Ferlyn lagi kali ini dengan sedikit senggolan pada lengannya gadis itu mendongak ke atas.

"Hmmm, kenapa kak?" Tanyanya matanya ia kucek sedikit karena kelamaan menatap layar tanpa menggunakan kacamata anti radiasi.

Pandangan Ferlyn padanya seperti hendak melontarkan pertanyaan. Gadis yang merubah warna rambutnya menjadi pirang itu mengerutkan dahi dengan heran. "Ada apa kak?"

Namun yang ia dapati dari Ferlyn gelengan. Meskipun tidak sepenuhnya yakin dengan kakak sepupunya itu ia berusaha tidak menghiraukan. Hanya saja pandangannya tetap belum beralih dari sorot mata Ferlyn yang memandangnya dalam - dalam.

"Lo gak main keluar kah?" Tanya Ferlyn membuat mata gadis dihadapannya menyipit. "Maksudnya?"

"Kemarin Chenle kesini ngajak lo mabar kayak biasa di cafe Jaemin, tapi lo nya tidur gue gak tega bangunin jadi dia mau chat lo biar hari ini mabar."

Reflek Ningning meneguk ludahnya sembari menggeleng. "D... Dia gak chat apa - apa kok kak?" Wajah Ningning tampak panik seperti seseorang yang tidak mau dipergoki.

Gadis bersurai hitam sepunggung itu terbahak - bahak melihat wajah komuk Ningning ia menyentil pelan dahi adik sepupunya. "Apaan sih lo? Biasa aja kaliii, lagian gue harap kalian segera.... " Sebuah bunyi bel menjeda perkataan Ferlyn. Ningning menghela napas lega.

Bangkit dari tempat duduknya Ferlyn segera kedepan membukakan pintu rumah sementara Ningning berjalan mengikuti kakak sepupunya dari belakang.

"Kak Renjuuuunnn," pekik Ferlyn kegirangan memeluk erat tubuh kakaknya yang dibalut dengan jaket tebal musim salju. Sang kakak membalas pelukannya tak kalah erat juga bonus kecupan sayang yang mendarat di kening adiknya. Segala sifat saling membenci mereka akan sirna ketika sudah saling rindu.

Ningning tersenyum menatap drama kakak beradik yang amat menggemaskan di matanya. Renjun tersenyum ke arah gadis bersurai panjang dengan warna pirang mengkilau itu. Di rentangkan tangannya lebar - lebar dengan senang hati Ningning berlari ke arahnya juga memeluk erat seperti yang dilakukan Ferlyn tadi.

"Kalian pasti laper, kakak bawa makanan panas lho." Ujarnya mengambil beberapa kotak makanan di pinggir pintu. Langkahnya riang menuju ke arah dapur diikuti dua adik perempuannya.

🐹

Tak terasa liburan musim dingin sudah selesai.

"Apa rencana kakak habis selesai kuliah?"

Angin berhembus kencang membuat surai rambut dua orang gadis yang sedang menikmati kopi di kafe kebun dekat perkuliahan mereka berkibar. Ferlyn tersenyum mendengar pernyataan yang barusan di lontarkan Ningning tadi. Ia mendongakkan kepalanya menatap indahnya langit di sore hari.

"Hmmm, rencana gue ya? Apa yaaa?" Gadis manis bermarga Huang itu memejamkan matanya memikirkan apa yang akan ia lakukan di masa depan. Waktu begitu cepat berlalu, yang dirasa kemarin ia barusan menjadi mahasiswa baru sekarang sudah menginjak semester akhir. Itu artinya, ia sudah semakin dewasa berarti besok ia harus kerja.

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang