🌙 VIGINTI TRES 🌙

56 12 16
                                    

Seorang pria dengan setelan jasnya yang super mahal tanpa sadar membuka mulutnya, ia terpesona dengan seseorang yang tengah berjalan ke arahnya.

Mendapat tatapan tidak biasa perempuan yang tengah di tatap dengan penuh kekaguman itu merengut kesal. "Mau gue colok mata Lo?" Ancam Ningning dengan galak, matanya sampai melotot ia berjalan dengan terpaksa ke arah Chenle yang malam ini akan menjadi pasangan promnightnya.

Chenle beringsut kesal, kekaguman akan kecantikan gadis di hadapannya seketika luntur mengetahui fakta bahwa Ningning sama galaknya dengan Ferlyn.

"Siapa juga yang lihatin Lo, GE ER!" Tekan Chenle di setiap perkataannya sementara gadis di sebelahnya cuek sembari melipas kedua tangan di dada. Sungguh, tidak ada romantisnya sama sekali gadis di hadapannya ini. Dia seperti monster yang menjelma seperti wanita spek barbie.

Menghela napas panjang akhirnya Chenle berjalan berdampingan dengan Ningning, namun keduanya tetap menjaga jarak. Hingga sampailah di meja resepsionis.

"Maaf, boleh kita dokumentasikan kalian sebentar saja?" Ramah Hyunjin yang tersenyum sembari mengangkat DSLR nya, disebelahnya ada wanita yang sangat cantik dengan mata yang mirip dengan milik Hyunjin.

Ningning mendengus kesal, sementara Chenle tersenyum canggung. "Kalau enggak usah didokumentasiin boleh gak?" Mohon Chenle dengan nada suara pelan.

Yeji terkekeh sembari menggeleng. "Lah emangnya kenapa? Kalian pasangan serasi lho." Ungkap Yeji dengan wajah meyakinkan.

Keduanya menggeleng bersamaan, membuat Yeji dan Hyunjin saling menatap heran. "Loh? Bukannya promnight untuk pasangan ya? Kalian takut umbar kemesraan?" Goda Hyunjin sembari menaik turunkan alisnya. Namun kedua insan di hadapan pria wanita bermarga Hwang itu tetap menggeleng. Bahkan Chenle cepat - cepat mengisi daftar hadir keduanya kemudian masuk tanpa sepatah katapun.

"Mereka aneh," gumam Yeji diangguki Hyunjin yang pandangannya belum terlepas dari Chenle dan Ningning.

Mari kita lihat pasangan selanjutnya.

"Gua gak mau tahu, pokoknya Lo jalan didepan." Bentak Ferlyn pada Hueningkai yang sedari tadi sudah pucat karena wanita di sebelahnya itu marah - marah terus.

Sampai di meja resepsionis Hyunjin dan Yeji menyambut mereka. Kali ini tanpa izin Hyunjin hendak menjepret gambar mereka. Namun sebelum tombol itu di tekan, Ferlyn duluan menutupi lensanya. "Sorry, kita gak take foto ya." Hyunjin sampai melotot tak percaya melihat tingkah Ferlyn. Sementara Hueningkai hanya meringis sembari mengendikkan kedua bahu segera mengisi daftar hadir kemudian melenggang pergi tanpa sepatah katapun. Ferlyn juga begitu.

"Mereka semua pasangan aneh."

Yeji menaikkan alisnya. "Mungkin cuma sekedar pasangan promnight aja, bukan pacaran." Ungkapnya membuat Hyunjin ber- oh ria.

Pasangan lainnya mulai berdatangan.

Berpasang - pasang mata melebar kala melihat sebuah pemandangan langka membuat beberapa teman berbisik sementara yang menjadi sasaran hanya meringis, berbeda dengan gadis yang menjadi sasaran ghibah. Ia terlihat sangat cuek.

"Chenle," yang di panggil gelagapan memandang gadis di sebelahnya. Sebelum akhirnya Ningning berdecak kesal. "Gue mau bareng kak Ferlyn aja gimana? Jujur gue gak biasa kek gini jadi risih. Sorry ya," ujarnya kemudian pergi begitu saja.

Dan ya, Chenle hanya bisa mendesah pelan disertai wajah kecewanya.

Sebuah kerutan nampak di wajah cantik Ferlyn. "Lo ngapain Ning? Chenle nya mana?" Gadis bermarga Huang yang Ningning dekati itu berujar pelan.

"Aku risih kak, gak bisa lama - lama mending sama kakak aja." Mohon Ningning, namun secara tidak disangka Ferlyn justru menggeleng membuat Ningning melebarkan mata.

"Kak Ferlyn," rengek Ningning.

"Gak boleh gitu, kasihan Chenle udah capek - capek kerumah kita minta izin sama Renjun plus berusaha ngomong baik ke kita malah sekarang kamu kecewain gitu." Bijak Ferlyn sembari memegang kedua pundak saudara sepupunya. Mendengar penuturan Ferlyn, Ningning mendesah pelan disertai gigitan kecil di bibirnya. Perlahan ekor matanya melirik Chenle diseberang sana.

Benar saja, pria itu tampak sedih. Tidak seceria saat mereka berangkat tadi.

Akhirnya Ningning kembali mendekati pria yang sedang meminum segelas fanta sendirian. "Loh, gak ketemu sama Ferlyn?" Tanya Chenle sembari berusaha mengulum senyuman.

Gadis bermata owl itu menggeleng, ia duduk di kursi sebelah Chenle. Membuat pria disebelahnya itu berdegup kencang. Ini tidak seperti Ningning biasanya.

"K..kamu eh Lo haus gak? Nanti gue ambilin." Tawar Chenle, sementara gadis di sampingnya mengangguk. Wajahnya penuh kebosanan yang nyata.

Bangkit dari tempat duduk, Chenle segera mengambil minuman untuk Ningning. Membuat beberapa teman melirik aneh, baru kali ini seorang Zhong mengambilkan sesuatu untuk seseorang.

"Cieee ngambilin buat siapa tuh?" Goda Soobin melirik ke arah Chenle yang sedang memencet tombol minuman berwarna merah dengan gelembung soda.

"Ngambilin buat doi," ceplos Chenle membuat Soobin tersedak. Dengan sigap Arin disebelahnya menepuk beberapa kali sampai sedakan itu mereda.

Chenle tersenyum melihat Ningning meminum pemberiannya. Rasanya jerih payahnya terbayarkan, sepertinya pria bermarga Zhong itu sedikit gila karena gadis cuek disebelahnya. Tak ada satu katapun yang terucap dari bibir cantik gadis itu.

Sementara di sisi lain, Ferlyn dan Hueningkai sedikit berbicara ringan. "Btw, kenapa tadi Lo gak ngebolehin Ningning ikut sama Lo?" Kepo pria berdarah Jerman, Amerika, Turki serta Korea itu.

Gadis di hadapannya menghela napas panjang sembari meneguk sisa minumannya. "Gue juga cewek kali Hue, dan dia tu udah saatnya deket sama seorang cowok." Ungkap Ferlyn dari hati yang terdalam.

"Berarti Lo ngerestuin kalau Ningning sama Chenle?" Mata Hueningkai berbinar entah apa yang sedang dipikirkan pria Korea bule itu namun berhasil membuat Ferlyn terkekeh. Bahkan Hueningkai sendiri sempat tertegun melihat senyuman Ferlyn. Jarang sekali gadis itu menampakkan.

Malam semakin larut, akhirnya dua orang pria sultan itu mengantarkan gadis yang menjadi pasangan promnight mereka tadi menuju rumahnya.

"Makasih ya buat malem ini," ucap Hueningkai pada Ferlyn. Sementara gadis itu mengerutkan kening, ia menjitak pelan dahi pria bule korea itu.

"Gue gak ngasih apa - apa ya, wkwkwk. Iya makasih juga okee, sukses terus. Semangat menuju kuliah!"

Sementara Ningning hanya mengeluarkan seulas senyum ke arah pria bermarga Zhong yang masih setia melihatnya sampai keluar mobil.

"Chenle, gue minta maaf ya kalau punya salah sama Lo. Gue juga minta maaf belum bisa jadi temen yang baik, gue emang kaku gini. Tapi makasih atas semuanya hehe."

Pria bermarga Zhong itu terdiam membeku, entah mengapa tatapan Ningning selalu berhasil menyihirnya sampai pada syaraf terdalam tubuhnya.

PLAKKKK

Tubuhnya menjeringat kala Ningning menepuk keras bahunya. Pria itu gelagapan. "Eee... Aaa..i..iya Ning, santai aja. Gue juga minta maaf kalau pernah buat salah sama Lo."

Sekali lagi Ningning mengeluarkan senyumannya kemudian melambaikan tangan masuk ke dalam pekarangan rumah mewah milik keluarga Huang.

"Napas broo! Napas!" Hueningkai menepuk bahu Chenle tiga kali.

Sementara yang ditepuk mendengus kesal, sebenarnya ia masih ingin berlama - lama menatap gadis manis yang berkebangsaan sama dengannya. Gadis manis yang aneh, namun bagi dirinya menarik.

Semoga mereka bisa bertemu lagi.

Bahkan pria pemilik kulit semulus pantat bayi itu dengan pelan memegang dadanya yang sedikit bergemuruh.

Apakah dia jatuh cinta lagi?

Verus Amor

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang