13. Kedatangan Mama

2.5K 114 5
                                    

"Hubungan Devan sama kamu itu sekarang gimana sih? Kok mama nggak dapat update-an terbaru?" tanya Mama menggebu-gebu. Sudah beberapa menit yang lalu duduk di sofa sambil menikmati kue dari kafe Devan. Cowok itu setiap malam selalu mengirim kue dari kafenya via grab. Dan Mama sekarang malah seperti keenakan makan kue dari Devan.

Kania seperti tidak mendengarkan ocehan Mama. Dia terus menggunakan skincare ke wajahnya. Sepenuhnya mengabaikan Mama yang terus memperhatikan unit apartemen dari ujung ruangan ke ujung lain. Sepertinya Mama juga curiga melihat unit apartemennya tiba-tiba bersih. Secara anaknya tidak bisa diandalkan soal bersih-bersih rumah.

"Ini kenapa jadi tumben apart kamu bersih gini? Mama nggak salah masuk unit kan?" tanyanya. Sudah bisa dibaca oleh Kania. Mama semakin menelisik ke sana sini. "Abdi dalem kamu juga nggak kececeran kemana-mana."

"Iyalah," jawab Kania sekenanya. Setelah mengaplikasikan skincare-nya, Kania sudah beranjak dari tempatnya menuju kamar. Bergelung di bawah selimut sepertinya akan terasa sangat nyaman dibandingkan meledeni ocehan Mama.

"Loh kamu udah mau tidur aja?" tanya Mama bingung sekaligus masih mencomot kue coklat milik Devan.

"Iya."

"Lah ini siapa yang mau bantuin Mama habisin kuenya?"

"Kalau nggak habis langsung taruh kulkas Mah atau dibuang, palingan besok juga ada yang ngirimin lagi."

"Seenak ini mau dibuang?"

"Ya udah Mama habisin sendiri aja. Aku mau tidur." Kania bersiap menarik selimutnya.

"Kamu belum makan loh sayang, masa' udah mau tidur aja?" protes Mama. "Makanya kamu kurusan. Orang kamunya musuhan sama makanan."

"Mah," desah Kania. "Mama kesini mau apa sih?" Sudah menutup kepalanya dengan bantal. Malas meladeni Mama.

Terlebih Mama bilang kalau dia akan menginap selama 3 hari di unitnya. Jelas hanya akan mengubah hari Kania menjadi mimpi buruk.

Bukannya mau menjelma jadi anak durhaka, Kania hanya tidak mau membahas masalah Devan dengan Mama-nya. Baru datang saja yang dibahas Devan. Apalagi selama 3 hari. Bisa-bisa Devan sudah menjadi topik utama setiap kalimat yang keluar dari mulut Mama.

"Ini...."

"Aku mau tidur Mah, langsung ngomong aja. Nggak usah ngalor ngidul."

"Mama cuma mau kejelasan hubungan kamu sama Devan. Kok iya nggak ada kelanjutannya. Update sedikit kek. Ini kayak nggak ada kabar sama sekali. Kamu bohongin Mama atau apa, Kani? Devan yang cakepnya kayak gitu masa' sih mau sama anak Mama yang kurus kering kerontang?"

Ah, Kania mendesah begitu mendengar ujaran Mama. Dirinya benar-benar dipermalukan oleh Mama sendiri.

"Duh Mamah, hubunganku sama Devan nggak ada hubungannya sama Mama."

"Yaudah Mama mau ketemu Devan."

"Aduh ngapain lagi sih, Mah? Jangan suka buat masalah deh."

Mama terlihat membereskan sisa cake. Membawanya malas-malasan ke kulkas. Wajahnya begitu terkejut ketika melihat isi kulkas menjadi sangat penuh. Lengkap lagi.

Bagian freezer terdapat berbagai macam daging-dagingan, seperti halnya daging ayam, ikan dan daging sapi. Kalau saja ini ulah Kania, Kania pasti menyimpannya asal. Tetapi ini yang membuat Mama menganga adalah, setiap daging dimasukkan ke dalam kotak hingga tersusun rapi.

Sedangkan di bagian rak kedua, disimpan berbagai macam jenis softdrink sampai ke susu kemasan. Di bagian rak tengah terlihat berbagai macam olahan bumbu dan juga bahan makanan yang sudah dibersihkan.

By Your Side [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang