14. Kesepakatan Baru

2.9K 123 4
                                    

Weekend seharusnya menjadi surga bagi semua budak korporat. Hari yang jelas dimana harusnya dipakai untuk bermanja-manja di bawah selimut sampai siang hari. Atau sekedar bermain ponsel untuk membunuh rasa jenuh.

Tidak untuk Kania, sejak pagi dia tentu saja dihebohkan oleh ocehan Mama yang masih berada di unitnya. Ini hari terakhir Mama menginap katanya. Atau mungkin bisa diperpanjang lagi, itu terserah Mama. Lagian tidak ada yang bisa mencegah Mama untuk berseliweran di unit apartemennya.

Kania baru saja mengistirahatkan pantatnya ketika suara Mama kembali terdengar melengking di telinganya. Disusul kehebohan setelahnya. Mama terlihat menenteng kaos hitam berlengan panjang. Hendak protes.

"Kemarin tuh unit kamu rapi bersih. Ini kok jadi balik lagi kayak kapal pecah sih. Ini Mama nggak lagi mimpi kan waktu lihat unit kamu bersih kemarin? Isi kulkas juga tiba-tiba acak-acakan," ujar Mama. Bergerak ke sana kemari untuk membersihkan unit apartemen putrinya itu.

Sejak kemarin Devan memang tidak muncul. Hanya sebuah pesan yang mengatakan untuk sementara tidak bisa datang ke unitnya. Kania sungguh bersyukur untuk itu. Artinya Mama tidak akan bertemu Devan mengingat Devan sedang sibuk. Saat itulah kejadiannya malah seperti ini. Tidak ada yang memasak, tidak ada yang membersihkan rumah, bahkan Mama-pun lupa kalau ada nasi di rice cooker, sampai-sampai nasinya kering. Kania memang terbiasa makan dari jasa order makanan bukannya mengambil nasi dari rice cooker.

Bukan hanya nasi yang sudah mengering di hari ke 3, baunya juga membuat Mama uring-uringan sepanjang hari. Buah di kulkas menjadi menyusut semua. Tidak ada yang makan.

"Kamu bantuin Mama kek, jangan diem aja seperti itu Kani," protes Mama hendak membersihkan kekacauan.

"Kania capek, Mah. Habis buangin buah-buahan tadi. Istirahat sebentar kek. Atau kita suruh cleaning service aja ya. Ini beneran bikin capek."

"Nggak ada, ini namanya kamu nggak tanggung jawab."

"Ya tanggung jawab gimana, Mah. Tanggung jawabku ya panggil jasa cleaning service."

Mama melempar Kania dengan botol kosong di tangannya. Beruntung Kania menghindar sebelum kepalanya kepentok bahan plastik yang lumayan keras. "Rumah kok sehari dua hari bersihnya."

"Namanya juga nggak ada yang bantuin beresin Mah." protes Kania. "Aku kan kerja. Lagian Mama juga malah keasikan pakai Wi-Fi nontonin orang joget nggak jelas di tiktok."

Mama cemberut dengan alasan Kania.

"Tuyul peliharaan kamu kemana sih kok tiba-tiba ngilang nggak mau bersihin?" tanya Mama tiba-tiba.

"Kurang sajen."

"Devannya mana?" tanya Mama kesal.

Kania mengabaikan pertanyaan Mama. Memilih untuk kembali membersihkan unitnya. "Fokus aja Mah bersih-bersihnya, jangan alihin topik."

Mama mulai mendekat curiga. "Nggak kamu kasih ke sini karna ada Mama ya?"

"Dia ada kerja."

"Tapi dia bosnya, Kani."

Kania memutar bola mata jengah. "Bos bukan berarti nggak kerja, Mah."

"Seenggaknya waktunya lebih luang daripada jongos," jawab Mama. Kania memang sudah menceritakan kalau Devan selalu datang membersihkan unitnya. "Bos F&B juga nggak sesibuk bos kontraktor. Mama yakin kamu sama Devan lebih sibuk kamu sih. Meskipun posisi kamu masih jongos."

"Kafe dan restoran Devan nggak cuma satu, Mah."

Itu hanya alasan Kania. Sebetulnya dia sama sekali tidak tahu menahu soal jumlah kafe dan restoran Devan. Yang dia tahu dari Dinda, Devan memiliki 2 kafe. Lagian siapa yang bakal paksa Devan datang ke unitnya sekarang. Hubungan mereka hanyalah hubungan saling membutuhkan bukanlah hubungan karena rasa saling tertarik.

By Your Side [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang