Bab 8

28 20 6
                                    

Hari ini, hari Minggu seperti biasa Keysha hanya menyibukkan dirinya dengan PS di kamarnya. Hal itu sudah menjadi kebiasaan Keysha dari dia kecil. Karena tidak ada hal lain yang harus ia lakukan dan dia juga tidak memiliki orang terdekat yang bisa di ajak mengisi waktu luangnya.

"Bi" terdengar suara wanita paru baya membuka pintu. Yaitu Windy mamanya Keysha yang baru datang.

"Ehh, nyonya" ucap bi Wasti tersenyum menghampiri Windy.

"Dimana Keysha?" Tanya Windy melepaskan jacket yang ia gunakan dan meletakkannya di atas sofa.

"Ada di kamarnya nyonya, oh iya nyonya kenapa baru pulang setelah beberapa hari pergi?" Tanya bi Wasti dengan terbata bata, dia tau kalau menanyakan hal ini kepada majikan tidaklah pantas. Tapi bi Wasti merasa khawatir kepada Keysha yang terus terusan di tinggalkan. Sementara Keysha masih membutuhkan orang tua di sampingnya.

"Apa urusan kamu menanyakan hal itu?" Tukas Windy menatap Wasti kesal."kamu itu di sini pembantu, jadi kamu urusin urusan kamu. Jangan ngurusin hidup orang ngerti gak" bentak Windy kesal dan langsung pergi menuju kamar Keysha.

Wasti hanya diam saja dan berpikir untuk melanjutkan pekerjaannya saja.

"Key" panggil Windy dari luar kamar Keysha.

"Mamah bisa masuk?".

Windy yang belum mendengar kan jawaban dari keysha, langsung membukakan pintu kamar Keysha. Terlihat Keysha yang sedang asik bermain game.

"Key"

"Tumben pulang?" Ucap Keysha datar dan masih fokus ke layar PS miliknya.

"Apa maksud kamu key?" Tanya Windy menatap Keysha bingung. Beberapa detik kemudian Windy menghembuskan nafas berat nya.

"Mamah ada keperluan apa sama key?" Ujar Keysha lagi tetap dalam keadaan tidak melihat ke arah Windy.

"Apa kamu sesibuk itu?".

"Key gak sibuk kok mah, seharusnya keysha yang nanya gitu bukan?".

"Keysha. Kamu bisa lihat mamah sebentar tidak?".

Keysha memutarkan kursinya mengarah ke Windy. Keysha menatap Windy dengan tatapan malas.

"Key, jadi mamah sudah resmi cerai sama papah kamu. Sekarang mamah datang ke sini mau mengambil semua barang barang mamah dan pamit pada kamu".

Keysha tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain "bukan kah itu bagus?, Lagian tidak ada untung dan ruginya buat Keysha kan? Jadi terserah mamah mau ngelakuin apa".

"Keysha, kamu bisa bicara sopan sama mamah" tegas Windy.

"Buat apa mah, lagian menurut key ini sudah sangat sopan".

"Key"

"Keysha dari kecil juga tidak pernah di urusin sama mamah ko, Keysha hanya hidup sama papah saja dan mamah...Keysha gak tau kemana. Ohh, atau mungkin mamah, hm, Jadi jal*Ng ya?".

PLAKKK

Keysha meringis kesakitan sambil memegang pipi kirinya yang baru saja di tampar Windy.

"Jaga mulut kamu key, mamah gak pernah ajari kamu gitu ya-".

"Hal apapun mamah gak pernah ajarin ke Keysha kok. Keysha tau mamah itu orang yang paling sopan, baik dan ibu panutan buat orang orang. dan Keysha, Keysha gak pantas berada di dunia ini karna Keysha orang yang gak tau diri dan selalu menyusahkan".

"Cukup Keysha, kamu kenapa jadi begini sih, apa papah kamu yang sudah ajarin Kamu berperilaku seperti ini ke mamah" bentak Windy.

"Menurut mu siapa?, Gak mungkin mamah kan, eh bukan mamah. Saya gak mengenal anda siapa, dan selama ini Anda hanya memanfaatkan papah ku saja. Dan sekarang siapa lagi yang ingin kamu manfaat kan haa? Apa belum cukup harta papah aku?" Keysha bicara datar sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Dengan terpaksa Keysha mengatakan ini. Keysha sudah tidak tahan lagi mengendalikan dirinya.

"KEYSHA!" kini Windy tidak bisa menahan amarahnya lagi. Windy mengangkat tangannya dan merentangkan kelima jari tangannya untuk menampar wajah Keysha lagi. Tapi hal itu tidak terjadi karena Keysha menahan tangan Windy lalu pergi dengan tatapan layas  kepada Windy.

Keysha berjalan terburu-buru menuju keluar rumah. Entah kemana Keysha akan pergi. Keysha butuh suasana yang segar untuk menenangkan rasa panas di dadanya saat ini. Sesampai di luar Keysha langsung berlari tanpa tujuan sambil menangis. Berkali kali dia mengusap air mata yang membasahi wajahnya . Saat ini dia sudah berada agak jauh dari rumahnya.

Walaupun Keysha sebelumnya pernah tersesat. Tapi hal itu tidaklah penting baginya, pasti nya saat ini dia sangat membutuhkan sesuatu hal yang bisa menenangkan hati dan pikirannya.

Keysha berusaha menahan tangis yang hendak keluar dari matanya. Bukan tipe dari seorang Keysha untuk mudah menangis seperti ini. Tapi saat ini dia tidak bisa mengendalikan tangisnya. Entah kenapa tangisannya saat ini tidak bisa ia tahan seperti sebelum nya.

Mungkin saja karena pada saat dia mendengar mamahnya Windy dan ayahnya sudah sah bercerai. Bisa saja itu penyebabnya.

TIN TIN TIN....

Keysha menyadari ada mobil di hadapannya dan memilih untuk duduk di tengah jalan itu. Entah kenapa Keysha melakukannya. Apa karna di lelah atau dia tidak sadar kan diri saat ini hingga sengaja mendudukkan badannya di tengah jalan seperti itu.

"Ikhh, ini cewe udah gila ya?" Cibir pria yang mengendarai mobil itu. Berlahan pria itu melihat gadis di jalan itu dengan seksama seperti tidak asing bagi ya. Pria itu langsung melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari dalam mobilnya. Dia pergi menghampiri Keysha.

"Keysha?!" Ucap Willy kebingungan. Ya pria itu adalah Willy.

Keysha masih tetap menangis tidak memperdulikan pria yang berada di dekatnya.

"Keysha, Lo ngapain di sini?" Tanya Willy lagi sambil jongkok di hadapan Keysha.

"Kenapa Lo gak nabrak gue saja" ucap Keysha sesenggukan.

Willy semakin bingung dan khawatir dengan gadis di hadapannya. Willy bisa tebak kalau gadis di hadapannya saat ini sangat sedih dan terluka entah kenapa, Willy tidak tau.

"Keysha Lo kenapa menangis?" Tanya Willy lagi penasaran ada apa sebenarnya yang terjadi pada Keysha. Dengan melihat keadaan Keysha seperti ini, Willy sangat tidak tega dengan kondisi Keysha.

Keysha berdiri begitu juga dengan Willy yang ikut berdiri setelah Keysha berdiri. Keysha tidak menangis lagi tapi masih terlihat kalau Keysha sedang menahannya dan air matanya juga masih terus bercucuran. Keysha pergi dari hadapan Willy.

"Keysha, Lo mau kemana?, Keysha tunggu" Willy menatap Keysha dan sesekali menatap mobilnya. Willy langsung berlari mengejar Keysha.

"Key, tunggu!".

"Tinggalkan gue sendiri" ucap Keysha datar.

"Keysha, Lo kenapa?, Gue khawatir sama Lo key".

"GUE BILANG TINGGALIN GUE SENDIRI!" bentak Keysha dengan tegas.

"Sabar dulu key, gue gak bisa tinggalkan Lo dengan keadaan seperti ini. Lo ikut gue ajah ya" ajak Willy kebingungan harus berbuat apa.

"Lo bisa dengar gak sih?, Apa perlu gue ulang?. Lagian Lo siapa mengurus hidup gue. Jijik" Tukas Keysha lagi sambil menatap Willy marah dan tak lama kemudian pergi.

Willy terdiam bingung harus jawab apa. Willy mengenali sifat Keysha. Jika Willy memaksa Keysha maka tidak tau hal apa yang akan di lakukan Keysha kepadanya.

Keysha sudah lumayan jauh dari sisi Willy, tapi Willy masih bingung harus apa.

"Akhh, dasar bodoh" tukas Willy langsung mengejar Keysha.



Love Not Wrong [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang