Bab 13

15 10 1
                                        

"Pak, ini ada berkas dari fashion company harus di tanda tangan secepatnya pak".

Bintara mendegus dan dengan terpaksa dia menerima berkas tersebut dengan pikiran campur aduk yang terlihat jelas dari raut wajahnya.

Bintara menanda tangani berkas tersebut dengan terpaksa setelah beberapa kali berpikir. Mungkin itu sudah menjadi jalan terbaik untuk ya.

"Ini" Bintara melemparkan berkas tersebut di atas meja secara asal-asalan. "Segera berikan berikan itu padanya".

"Baik pak, permisi pak"

Bintara mengepal tangannya kuat dan merasa frustasi.

"Dasar bajingan!" Bintara tidak habis pikir jika Windy benaran memanfaatkannya selama ini. Bintara mulai sadar Windy menikahinya hanya untuk memanfaatkannya saja. Dan secara diam-diam berlahan mencuri data-data perusahaannya selama ini.

Sebenarnya Bintara ingin menuntutnya, tetapi Bintara tidak memiliki bukti yang cukup untuk menuntut hal itu kepada polisi. Windy memang sangat licik!.

_

"Pak Bintara!" Bi Wasti heran setelah membuka pintu. Melihat Bintara sudah pulang "kok tumben pulang cepat pak?".

"Saya sangat lelah. Apa Keysha sudah pulang bi?".

"Sudah pak, dia dikamarnya".

Bintara hanya mengangguk saja dan pergi menuju kamarnya.

Bi Wasti bisa melihat kalau Bintara memang terlihat lelah dengan ekspresi nya yang tidak seperti biasanya.

_

"Key" betapa terkejutnya Bintara melihat Keysha yang sedang belajar. Sungguh hal yang mustahil bisa di lakukan Keysha saat ini.

"Iya pah".

"Kau benaran key kan?" Bintara memeriksa Keysha dengan menatap wajahnya segala sisi.

"Apaan sih pah?"desis Keysha kesal dengan sikap Bintara.

"Kamu benaran belajar?, Sejak kapan anak papah rajin?".

"Kalau papah terus ngomong gini Keysha gak mau belajar lagi. Papah mau?".

"Eh, eh Jagan dong. Papah hanya khawatir saja sama kamu".

"Biasa ajah kali pah, Keysha memang selalu rajin ko. Tapi Keysha kesal sama papah".

"Kenapa?" Bintara melihat Keysha bingung.

"Karna papah sudah nurunin level Keysha. Dan Keysha sangat kesal sama papah".

Bintara berusaha mengingatnya dan memang benar pada saat Keysha marah kepada Bintara. saat itu, Bintara juga merasa kesal dan memainkan PS milik Keysha.

"Haha, maafkan papah, papah nge fans sama kamu, bagaimana bisa kamu memainkannya sesempurna itu. Sedangkan papah selalu kalah".

"Itu artinya papah tidak pintar!" Cetus Keysha sambil melanjutkan mencatat sesuatu di bukunya.

"Apa orang pintar itu harus menang di dalam permainan?".

"Yes, papah benar".

"Anak kecil memang pemikirannya begitu" tukas Bintara sambil mengambil stick PS Keysha.

"Papah memang paling susah di bilangin. Di game itu harus pandai dalam logika pah biar bisa menang. Keysha tau selama ini papah Menang dalam segala hal karena uang kan?"

"Uang?"

"Iya, bahkan dulu papah lebih para dibanding Keysha. Pas SMA papah selalu minta di joki in tugas karna papah gak ngerti pelajaran" cibir Keysha merasa puas membongkar aib Bintara.

Love Not Wrong [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang