Bab 5

45 30 7
                                    

Sesampai di rumah Keysha masuk dengan ekspresi datar tidak ada kebahagiaan di sana. Dengan tangan yang berisikan amplop dari guru BK tadi, Keysha langsung melemparkan nya ke atas meja di mana ayahnya duduk sambil mengotak Atik laptop di hadapannya dengan serius. Namun keseriusannya terganggu karena perbuatan Keysha.

Bintara mendongakkan kepalanya ke arah Keysha yang sudah pergi menuju kamarnya.

Bintara melihat lagi amplop tersebut. Bintara sudah bisa tebak apa isi dari amplop itu. Sudah jelas surat panggilan.

Bintara hanya mendengus kesal saja sambil membuka isi dari amplop itu dan membacanya. Sungguh Bintara tidak bisa untuk membentak putrinya itu, karena dia tau itu semua kesalahannya yang tidak bisa memberikan kebahagiaan pada Keysha. Bintara sadar jika Keysha selama ini sangat kesepian tanpa seorang ibu yang selalu di sisinya. Dan Bintara berusaha menjadi seorang ayah yang baik
Sekaligus ibu yang bisa mengurusnya.

Beberapa jam kemudian setelah Bintara menyelesaikan pekerjaannya dia berniat untuk menjumpai Keysha di kamarnya. 

Tok tok tok

"Keysha buka pintunya"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar Keysha hanya terdengar suara game saja dari dalam. Artinya Keysha lagi bermain game, apalagi kalau bukan itu, bermain game sudah menjadi kebiasaan Keysha setiap pulang sekolah. Karena tidak ada hal Laing yang bisa ia lakukan.

"Keysha papah mau ngomong sebentar sama kamu. Buka pintunya" belum juga ada balasan dari Keysha.

"KEYSHA, sekali lagi saya ingatkan kalau kamu gak mau buka pintu papah bakar PS kamu" tegas Bintara yang hampir marah.

Keysha menghentikan aktifitas nya dan membukakan pintu, setelah di buka, Keysha kembali memainkan PS miliknya.

"Keysha, kamu bisa dengarin papah bentar".

"Hmm, katakan pah" ucap Keysha tanpa melihat Bintara dan masih asik memainkan game nya

"Keysha, papah gak suka kalau papah lagi ngomong itu tidak di dengar"

"Keysha dengar kok pah, papah bilang ajah apa yang mau papah katakan".

"Keysha, hentikan permainan mu itu. Papah bisa buang nanti itu".

Lagi lagi Keysha mendegus dan menghentikan permainan nya itu dan memutar kursinya menghadap Bintara.

"Keysha, kamu mau keluar gak. Kita makan di luar" ajak Bintara sambil tersenyum.

"Tumben papah ngajak makan di luar" tukas Keysha datar.

"Keysha, putri papah. Hari ini adalah hari di mana permintaan mu bakal papah penuhi, jadi kamu bisa minta apapun ke papah dan papah bakal Kabulkan. Mau makan, beli barang barang ke suka-an kamu, semuanya bakal papah kasih" tutur Gibran dengan percaya diri.

"Gak pah, keysha lagi gak mood" jawab Keysha datar.

"Lah-h, benaran gak mood?".

"Keysha gak percaya papah bisa kasih apa yang mau Keysha minta".

"Papah janji sayang bakal kasih apapun yang kamu mau".

"Papah janji?"

"Hmm" ucap Bintara mengangguk kepalanya.

"Kalau gitu papah katakan, siapa sebenarnya ibu kandung aku? Karna Keysha hanya mau tau siapa sebenarnya ibu ku" ujar Keysha datar sambil memandang Bintara dengan mata penuh pertanyaan.

Bintara langsung terdiam sekali Gus terkejut dia tidak menyangka kalau putrinya bakal menanyakan itu. Kalau dia tau Bintara tidak akan memberikan kesempatan kepada Keysha meminta apapun kepadanya.

"Papah diam kan?, Itu artinya kalau papah gak akan pernah kasih apa yang Keysha ingin kan. Mending papah pergi keluar dari kamar Keysha sekarang" ujar Keysha dengan nada suara naik turun menahan buliran air mata di pelupuk matanya.

"Keysha-".

"KELUAR!"

"dengarin papah dulu-" ketika Bintara hendak memegang pundak Keysha, Keysha langsung menghempaskan tangan Bintara dan pergi dari kamar itu sambil menutup pintu dengan kuat.

"Keysha, KEYSHA" panggil Bintara namun tidak di pedulikan oleh Keysha. Bintara hanya bisa diam saja, seketika air mata Bintara menetes. Bintara berusaha untuk menahannya dan mendudukkan badannya di kursi milik keysha dengan pikiran campur aduk.

Keysha terus berjalan melewati trotoar jalan, dia tidak tau mau pergi kemana. Dengan tatapan kosong kedepan dan pikiran yang penuh dengan pertanyaan. Sebenarnya siapa dia?, siapa ibu nya sebenarnya?, jika Windy benar benar ibu kandungnya, kenapa Windy tidak menyayangi dan memperdulikan nya seperti ibu lain ke anaknya.

Sungguh pikiran Keysha bertanya tanya dan hampir membuat kepalanya terasa sakit. Dan kenapa Bintara tidak mengatakan yang sebenarnya kepada Keysha, kenapa Bintara tidak mengatakan apa masalah mereka. Sejak kecil Keysha selalu melihat pertengkaran kedua orang tuanya itu dan yang sering di perdebatkan adalah tentang selingkuh.

Keysha tidak tau siapa yang selingkuh di antara mereka. Tapi Keysha tidak percaya jika ayahnya yang selingkuh karena yang sering bepergian tak jelas adalah mamahnya sedangkan ayahnya hanya disibukkan oleh pekerjaan saja, tapi tetap saja Keysha tidak bisa yakin dengan ayahnya yang selalu sibuk mungkin juga secara tidak langsung ayahnya selingkuh. Sungguh, sungguh Keysha tidak mengerti semuanya.

"Mah, pah gak usah terlalu manjakan Vela kayak gini dong, Vela udah besar, Vela malu di lihatin orang orang sebaya Vela pah, mah".

Keysha terhenti tepat di depan sebuah rumah yang lumayan besar, Keysha tersadar dari lamunannya ketika mendengar celotehan dari seorang gadis kisaran satu dua tahun di atasnya. Keysha melihati sekelilingnya, dia tidak dapat menyimpulkan sudah sampai di mana dia saat ini. Karena keributan ketiga orang di depannya Keysha pun melihat apa yang di ributkan ketiga orang itu.

"Tidak Vela, ini semua kan demi kamu, demi masa depan kamu. Agar kamu menjadi anak yang berguna suatu saat nanti" ucap wanita paru baya yang menjadi ibu dari Vela dengan penuh kasih sayang ibunya memberikan senyuman hangat kepada Vela. Di sisi lain Keysha hanya bisa melihat nya saja.

"Iya, tapi kan mah, Vela hanya mau pergi les musik kok, cuman satu-dua jam doang. Gak usah bawa bekal segala kali mah".

"Vela, papah gak mau tau. Kamu harus makan bekal yang sudah di siapkan mamah kamu. Nanti kamu sakit Lo papah sama mamah yang akan khawatir" tutur pria paru Bayah itu lagi membujuk Vela supaya mengerti.

"Yaudah deh. Kalau gitu Vela pamit ya mah, pah entar Vela telat".

"Oke sayang hati hati ya, jangan lupa makan bekalnya. Sepertinya kamu pulang agak malam jadi habisin ya".

"Iya mah, Vela bakal makan.  Dah mamah, papah" ucap Vela melambaikan tangan nya kepada kedua orang yang menjadi malaikat hidupnya.

Keysha terdiam, butiran demi butiran air mengalir dari pelupuk matanya. Di balik sifat Keysha yang keras kepala. Namun, Keysha sangat lah lembek jika sudah mengingat ingat kehidupannya sedari kecil yang tidak ada sosok ibu selalu mengurusnya dan bahkan kasih sayang dari seorang ibu pun tidak dia dapatkan.

Keysha langsung mengusap air matanya yang membasahi pipinya ketika melihat mobil yang di naiki Vela keluar dari halaman rumahnya. Keysha melanjutkan perjalanannya tanpa berpikir ia harus kemana. Yang intinya saat ini dia sangat membutuhkan ketenangan.


Love Not Wrong [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang