PROLOG

21.3K 255 13
                                    

"Ngapain pintunya di tutup?" tanya Devan heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain pintunya di tutup?" tanya Devan heran. Kania sudah menaruh kunci di saku blouse hitamnya.

"Aku mau buat kesepakatan lain yang nggak mau didenger siapapun," jawab Kania membuat Devan menelan ludah.

"Kamu tinggal ngomong aja, Kani." Pada akhirnya Devan menjawab dengan senyuman lebar.

Devan yang tadinya tegang berusaha menetralkan diri dengan berjalan menuju kulkas. Mengambil minuman di sana. Mengulurkan ke arah Kania.

"Kesepakatan untuk satu tahun," ucap Kani kemudian. Mengeluarkan surat perjanjian.

Kania benar-benar sudah menyiapkannya. Dibawah tanda tangan bermaterai 10.000.

Devan hanya bisa diam. Membaca surat kesepakatan itu. Yang beberapa poin masih kosong di sana.

"Kamu tulis apa yang kamu dapat dari kesepakatan yang kita lakukan," kata Kania kemudian. "Aku nggak mau di antara kita malah merugikan satu sama lain."

Devan menatap wajah Kania beberapa saat tanpa bersuara. Inti dari kesepakatan itu adalah Kania ingin memilikinya selama 1 tahun sebagai kekasih. "Kamu bisa minta ini tanpa kesepakatan, Kani. Kamu tinggal minta. Aku bisa kasih."

"Aku nggak suka balas budi, aku mau perjanjiannya. Intinya aku nggak mau salah satu dari kita malah dirugikan."

Baru saat itu Devan menggelengkan kepala. Mengembalikan surat perjanjian itu untuk Kania. Dia tidak bisa menerima perjanjian atau semacam kesepakatan seperti itu.

"Aku pikir kita nggak perlu ngelakuin semua ini. Kalau kamu minta aku mau berikan." Devan terlihat kecewa ketika mengatakannya.

"Gratisan maksud kamu? Itu beresiko Dev. Aku nggak mau di antara kita ada yang main perasaan."

"Kamu gini aja udah main perasaan namanya," jawab Devan sedikit emosi. "Kenapa harus aku?"

Bukannya menjawab, Kania malah mendorong kepala Devan untuk mendekat. Mendaratkan ciuman lembut di sana. Devan merasakannya, tapi berusaha menahan diri. Dia tidak mau membuat suasana semakin panas. Tetapi tidak menolak ciuman Kania.

Begitu napas Kania terasa berat, ia melepaskan diri. Tidak lama kemudian Kania kembali mendaratkan kecupan di sekitar leher Devan. Sempat terkesiap ketika suara erangan bahkan napas Kania terdengar di telinganya. Merasakan sensasi geli dan asing di sana. Apalagi saat dengan sengaja tangan Kania turun menurunkan resleting celananya. Memainkan benda yang menggantung di selangkangannya dengan sengaja.

"Ini kan yang diinginkan semua cowok?" ucap Kania. Saat meremas selangkangan Devan hingga membuat Devan menggelinjang sambil menggigit krah blouse Kania untuk menahan desahannya. Dia tidak tahan dengan perlakuan Kania. Benar-benar membuat kakinya bergetar lemas.

"You have big dick," bisik Kania.

"Really?" erang Devan. Semakin tidak tahan ketika Kania meremas bola kembarnya. Begitu semburan cairan semen-nya keluar, Devan hanya bisa menyandarkan kepalanya di pundak Kania. Lemas. Itulah yang dia rasakan.

Devan berdeham berusaha mengontrol debaran jantungnya yang benar-benar berpacu cepat karena ulah Kania. Yang kemudian disusul oleh pelukan dari Kania.

Satu gerakan tangan Kania juga terlihat membersihkan sisa cairan putih menggunakan bagian belakang kaos Devan. Devan bisa merasakan itu. "Kita bisa jadi partner ranjang kalau kamu menyetujui kesepakatannya. Atau aku cari yang lain. Teman kamu mungkin. Satria atau Regi."

Begitu Kania melepaskan pelukannya, Devan meraih kesepakatan. Tidak bisa menolak permintaan Kania. Dia tidak ingin cowok lain mendapatkan hal yang sama sepertinya saat ini. Atau bahkan mungkin bisa lebih.

Hari ini Devan percaya kalau cewek bisa melakukan hal gila. Benar-benar seperti ular, licik.

Senyum Kania mengembang. "Thank you," ucapnya. "For this night."

"I don't want to share," jawab Devan kemudian.

****

"Kania?"

"Hm?"

"I think i really love you," ujar Devan. "But, don't worry. I don't need an answer."

****

Jadi selamat datang di cerita baruku.
Di draft yang aku publish ini. Aku akan mengembangkan teknik menulisku. Berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan cerita yang lebih menarik dari sebelumnya. Semoga semua itu tercapai dengan aku menulis cerita ini.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya biar aku semangat nulisnya lagi. Sekaligus untuk mendukung cerita yang sudah aku buat.

Dan semoga aku bisa konsisten untuk menyelesaikan cerita yang aku buat di draft baru ini.

See you next chapter ya... 🤗

~Kamis, 28 Juli 2022

By Your Side [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang