17) Orang Ketiga, Si Saksi Utama

349 75 6
                                    

oOoOo

Orang Ketiga : Bibi Mary

Aku adalah seorang wanita yang memberikan seluruh hidupku hanya untuk membuat anak-anakku bahagia. Mary, semua orang memanggilku begitu. Aku tinggal bersama dua anakku di rumah yang bisa dibilang sama sekali tidak layak untuk dihuni.

Kehidupan kami yang baik-baik saja seketika hancur saat suamiku terjerumus ke dalam dunia yang gelap, ia menjadi seorang pecandu narkoba dan menghabiskan banyak uang demi membeli barang haram tersebut. Karena kecanduannya itu, tak lama ia menjadi seorang pengedar dan Polisi berhasil menangkapnya. Ia menelantarkan dan memberi noda hitam pada kami, sehingga beberapa masyarakat benar-benar memandang rendah wajah ini.

Meski pun aku berteriak sekuat tenaga jika aku dan anak-anakku tidak mengetahui apa pun, telinganya mereka tidak mau mendengar dan malah membuat berita-berita tidak benar menyebar.

Paman Bob, yang merupakan adik dari almarhum ibuku kemudian mengajakku ke lingkungan ini dan memberikanku rumah. Meski pun tidak layak huni, setidaknya rumah kayu ini bisa melindungi anak-anakku dari hujan dan sinar mentari. Aku cukup bahagia bisa tinggal di kawasan ini. Mereka, tidak memandang kami rendah seperti yang lain. Mereka malah lebih sering merangkul meski pun tahu bagaimana masa lalu kami.

Pekerjaanku adalah seorang buruh cuci harian, tapi menjelang siang, aku menjadi seorang pencari barang bekas di jalanan kota yang begitu ramai. Menjadi seorang buruh cuci saja tidak bisa mencukupi kebutuhan dua anakku dan karena aku merasa tidak memiliki banyak pekerjaan di rumah, aku memilih untuk mencari barang-barang bekas untuk menambah penghasilan harian.

Dan seperti yang Rizwan katakan, aku ada di sana. Aku berada di jalan Tulip saat tragedi seorang arsitek bunuh diri di tempat konstruksi bangunan tempat ia bekerja. Aku sedang ada di sana sekitar pukul 04.50 pm.

Saat itu, udara menjadi lembab karena selesai hujan yang lebat. Aku berjalan-jalan di trotoar jalan sambil sesekali melirik pada tumpukan-tumpukan botol yang dengan sengaja atau tidak orang buang sembarangan. Tapi sungguh, itu menjadi berkah tersendiri untukku.

Langit yang sedari tadi gelap karena tertutup awan hitam kini kian lebih gelap yang menandakan waktu akan berganti malam. Hari itu, yang aku dapatkan begitu sedikit karena waktuku berisitirahat lebih lama karena hujan.

Aku beristirahat di depan sebuah kios yang nampak kosong tak terurus, kios itu berada di seberang jalan dan berhadapan langsung dengan Toserba yang sedang dibangun itu. Entah kenapa, pandanganku terarah pada bangunan konstruksi yang begitu kokoh itu dan saat itulah, aku melihatnya.

Seorang pria yang sama sekali tidak aku ketahui identitasnya tengah berdiri di bagian paling atas bangunan itu. Aku tidak begitu yakin baju apa yang ia kenakan, tapi yang pasti aku melihat ia memakai sebuah helm yang biasa para pekerja bangunan gunakan.

Ia membelakangiku, lalu nampak berjalan mundur. Karena terkejut, seketika aku bangkit dari posisiku. Apa yang harus aku lakukan? Yang aku pikirkan saat itu ia memang berniat mengakhiri hidupnya sendiri. Tapi seketika aku yakin, kalau itu tidaklah benar ketika melihat ada sesuatu? Mungkin seseorang yang tengah berdiri di hadapannya. Selang beberapa menit, si pria itu melepaskan helm kerjanya kemudian perlahan berjalan mundur.

Kau bisa menebak apa yang terjadi setelahnya. Ia seperti melayang di udara dengan tangan yang ia bentangkan ke atas, seakan ingin meraih sesuatu dan berharap ada seseorang yang akan meraih tangannya. Ia benar-benar terjatuh, tapi aku tidak tahu bagaimana karena seluruh tempat konstruksi itu dikelilingi oleh sebuah penghalang yang tidak aku ketahui namanya. Dan itu yang membuatku tidak bisa masuk ke sana.

Aku berteriak dan mencoba melirik ke sana-kemari untuk mencari tahu apakah ada orang lain yang melihat apa yang baru saja aku lihat. Tapi tidak, waktu menunjukkan hampir pukul setengah enam sore, ini adalah waktu di mana orang-orang pulang dan beristirahat.

Bayangan Putih [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang