A L D E V A N O - 2

691 44 0
                                    


H A P P Y   R E A D I N G



🎒🎒


Gadis dengan piyama gambar kelinci itu turun dan mendapati keluarganya. Ini sudah malam sejak ia pulang dari rumah Devan.

Ana- kembarannya atau juga bisa dipanggil Nana. Namun banyak orang lebih suka memanggilnya Ana.
berjalan kearahnya dengan muka sinis.

"Lo pasti sedih yah? Karena anak sulung seperti gue yang selalu menang." Ujar Ana dengan bangga. Akira dengan sinisnya menatap kembarannya.

Kalau dia jahat mungkin. Akan mendorong Aana dari tangga.

"Ana jangan kepedean dulu, gak usah sombong. Ana itu jauh lebih cantik dan imut dari pada Akira. Jadi jangan sok yah." Balas Akira dengan tajam dan sedikit menabrak bahu Ana.

Ana melototkan matanya. Sejak kapan gadis polos itu membalas ucapannya.

Tentu saja. Teman Akira bernama Lilis. Gadis yang selalu menasehati Akira agar bisa melawan orang dengan kata katanya.

"Eh! Kamu udah turun. Sekarang duduk yah. Mama udah buatin nasi goreng dan sosis bakar buat kamu?" Kata Airil- mama.
Dengan lembut dan menuntun Akira agar duduk.

Adi- papanya hanya diam memandang putri bungsunya. " kamu nggak papakan?" Tanya Adi.

Akira menatap papanya dengan sendu. Tanpa membalas diapun menyuapkan makanan itu dimulutnya dengan santai.

Keluarga serba nama awal A .

Airil menatap Adi mengelus pelan bahu suaminya." Jangan dipikirin. Nanti kita jelasin." Sahut Airil dengan pelan. Takut kalau Akira dengar.

Adi hanya mengangguk saja. Masih menatap Akira. Sambil memakan bubur ayam buatan istrinya.

Ana kembali duduk dihadapan Akira menatap gadis itu dengan sinis. " Pa, Ma kayaknya anak kalian yang satu ini udah berani lawan kakaknya sendiri?"

Adi menatap Ana. " Apa. Akira bicara apa sama kamu."

"Katanya. Ana jangan sok dulu yah. Akira itu lebih cantik dan imut daripada Ana. Jadi Ana itu sadar itu nggak usah caper sama mama dan papa. Gitu. Sakit banget Ana dengarnya." Adunya dengan manja dan memeluk lengan mamanya yang berdiri disampingnya.

Akira mengigit bibir bawahnya menahan tangis. Dengan satu persuap nasi goreng ia lahap. Tidak tau suasananya tiba tiba seram menurut Akira.

Padalah Akira tidak ngomong begitu. Ana saja yang menambahkan bumbu bumbu bohong.

"Akira jangan gitu yah. Ana ini kakak kamu. Jadi kamu kebih hormat saja dia yah." Sahut Adi dengan lembut. Akira menatap mata Papanya.

Itu artinya Adi membela Ana .

"Papa sama Mama itu nggak punya Anak namanya Akira Angelina. Dia udah mati? Kalian jahat. Akira juga anak kalian. Kenapa kalian selalu membedakan Akira sama Ana. Akira benci. Kalian jahat. Akira- hikss akan selalu membenci kalian."

Akira bangun dan membanting piring. Sehingga nasi goreng itu berserakan dilantai. Setelah melakukan itu dia berlari keluar rumah.

Mereka tentu kaget dengan perlakuan Akira.
Ini baru pertama kali Akira marah besar seperti itu.

"Pa." Panggil Airil. Adi menatap nanar pintu utama yang ditutup keras oleh Akira.

🎒 Devan&Akira 🎒

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang