A L D E V A N O - 7

456 33 3
                                    






H A P P Y   R E A D I N G



🎒🎒

Setelah semalaman menyuruh Akira menginap dirumahnya sampai ia tertidur.

Devan bangun dari kasurnya.

Menatap lamat lamat kamar miliknya. Sebelum bangkit untuk mempersiapkan diri untuk kesekolah dan mematuhi setiap perkataan Akira selama 24 jam.

" Devan Sayang. udah bangun? Tuh pawang kamu udah nangkring dimeja makan. " Sahut Rani dari luar. Devan yang baru keluar dari kamar mandi pun segera membuka pintu kamarnya.

"Kenapa bun? " Tanya nya.

" Itu pawang kamu udah nangkring dimeja makan. " Ucap Rani sekali lagi.

Devan pun mengangguk saja. Masuk kembali dan merapikan pakaiannya.

"Tante. Kak Devan dimana? " Tanya Akira setelah melihat Rani turun dari tangga.

"Masih siap siap. Nggak sabar banget deh. " kekeh Rani.

Akira yang memang duduk berdekatan dengan Kenzo. Yang juga bergabung bersama mereka.

" Nah Rani ini hadiah buat kamu. " Ujar Kenzo. Dengan senang hati Akira menerima dan membukanya melihat isi nya ternyata baju yang selalu ia impikan.

Akira dengan bahagia memeluk Kenzo dibalas pelukan. " ini kenapa ada acara pelukan. " Sahut Devan yang baru turun.

"Akira senang banget ternyata om Kenzo beliin baju yang Akira impikan dari dulu. "
Devan menatap singkat sebuah baju yang Akira pegang. Senyumnya terukir mendapati Akira tersenyum senang seperti itu.

"Kamu udah makan? " Tanya Rani kepada Akira.

Akira mengangguk lalu berdiri. " Akira pulang dulu yah. Nanti Akira datang lagi dan berangkat bareng Kak Devan. " Sahut Akira dan keluar dengan menentang sebuah kado.

Kenzo menatap lamat Akira yang semakin jauh. " Adi dan Airil belum pulang? "

Rani menaruh lauk dalam piring Kenzo dan Devan. "Belum kayaknya. "

Devan hanya menyimak perkataan kedua orang tuanya dengan tenang. Pikirannya melayang pada sebuah pesan barusan. Membuatnya pusing tujuh keliling.

Kalau benar itu terjadi. Bagaimana Devan akan menyelesaikan semuanya.

"Bun, Yah. Devan berangkat dulu. "

"Hati hati yah. " ujar mereka dan Devan pun keluar.

Mengambil motornya dari bagasi.
Dirinya terlonjak kaget karena teriakan lengking Akira.

"kak Devan, udah Janjikan Bakalan mau nurutin apa kata Akira kemarin."

Devan mengangguk menatap Akira.

"Jadi Kak devan itu harus nuruti apa kata Akira, dengar?"

Davan mengangguk lagi. Menerima apa yang diucapkan gadis ini

"Kak Devan harus anterin Akira sekolah? tungguin Akira main sama Jihan dan Lilis? Dan selalu ada disamping Akira? Akira takut kadang neh. Tante- tante itu terus gangguin Akira. Malas banget." Wajahnya cemberut membuat Davan gemas.

Davan mengangkat satu tangannya dan mengelus rambut hitam legam itu dengan lembut.

"Apapun. Asal Lo senang." Akira berjingkrak senang dan mulai menaiki motor sport putih milik Devan.

Inilah keutungan ia bermain ular tangga  kemarin. Akira tau Davan tidak akan bisa menang main ular tangga dengannya.

"Lets go kak. Kakak harus jadi bodygoard Akira hari ini biar tante Rani nggak marah-marah."

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang