A L D E V A N O - 1

972 52 0
                                    

H A P P Y   R E A D I N G



🎒🎒

Akira menghentakan kakinya kesal. Semua orang rumah menipunya. Katanya akan mengajaknya berjalan jalan.

Tapi sekarang nereka meninggalkannya.

Menyebalkan.

Dengan sekuat tenaga ia berjalan lesu kerumah Devan. Rasanya ia ingin menangis karena mereka membohonginya.

"Non, tunggu dulu." Bi sari berusaha mengejar Akira. Dan alhasilnya gadis itu berhenti dan menatap Bi Sari dengan Lesu.

"Bi! Kenapa mereka meninggalkan Akira. Akira itu anaknya mereka bukansih! Selalu ajah Nana yang dibawa." Oceh Akira tidak terima. Nana Adalah saudara kembarnya.

Bi sari yang tidak tega melihatnya nona nya sedih dengan inisiatih dia bilang." Non jangan bilang begitu!"

"Terus kenapa ninggalin Akira sendirian? Katanya bakalan nunggu selesai Akira mandi dan siap siap. Saat Akira turun mereka udah pergi." Mata gadis itu berkaca kaca. Dia selalu seperti ini.

Akira hidup mewah. Namun dia tidak pernah bersama dengan keluarganya mau itu Jalan Jalan atau yang lainnya.

"Non dari pada sedih? Nona ajak saja den Devan buat ajak Non Jalan Jalan." Saran Bi sari.

"Aku emang kau kerumah Kak Devan. Kalau gitu aku pergi dulu. Assalamu alaikum." Ujar Akira dan melanjutkan langkahnya.

"Waalaikum salam. Hati hati yah Non." Sahut Bi sari. Bi sari juga kasihan. Ini tidak pernah sekali dua kali mereka meninggalkan Akira.

🎒Devan&Akira🎒

Akira mengetuk rumah Devan dengan malas. Lalu keluarlah Rani - Bunda Devan.

"Eh! Akira nggak ikut keluarga kamu?" Tanya Rani. Akira menggeleng pelan dengan muka sedih.

Rani yang paham pun. " Yaudah Devan ada dikamar. Kamu ajak ajah dia pasti mau?"

Akira mengangguk dan mulai masuk. Rani yang melihat itu seketika sedih. Kasihan Juga ditinggal begitu saja.

Tok

Tok

Tok

"Kak Devan. Buka pintunya." Akira memekik kencang . Tak lama Devan membukan pintunya lama.

"Apa?" Sahut Devan dengan dingin. Ini memang hari minggu.

Akira masuk begitu saja dan menatap Devan yang diam." Mama, papa dan Ana. Mereka hikss ninggalin Akira."

"Katanya mereka nunggu dibawa. Karena Akira belum pakai baju yang pas. Makanya Akira ganti. Pas Akira turun mereka udah pergi hiksss." Akira memeluk Devan menaruh kepalanya didada empuk Devan .

Dan kedua tangannya dipinggang Devan.

Devan menunduk. Karena Akira lebih pendek darinya. Kaos putih yang ia pakai basah begitu saja. Dengan sabar pemuda itu mengelus lembut punggung dan rambut Akira.

"Jangan nangis. Ntar kita Jalan Jalan. Terserah deh mau kemana?" Sahut Devan. Membawa Akira duduk disofa. Dengan Akira memeluk dari samping.

"Jahat banget. Akira nggak mau pulang?" Gadis itu masih sesenggukan. Mengangkat kepalanya menatap Devan dengan muka merah. Hidung merah dan air mata yang terus turun.

Devan menghapus Air mata itu dengan ibu jarinya dan mengecup pelan kening yang tertutup poni sedikit itu.

"Udah udah jangan nangis. " Devan berucap dengan mengelus ngelus punggung Akira.

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang