A L D E V A N O - 3

659 46 1
                                    



H A P P Y   R E A D I N G




🎒🎒

Pagi harinya Adi berniat mengantarkan Akira kesekolah bersama dengan Ana. Namun Akira menolak dengan bilang...

"Papa nggak perlu repot repot nganterin Akira. Akira bareng kak Devan. " Sahut Akira dengan tersenyum tulus.

Tulus sekali bahkan Airil melihat wajah anak bungsunya yang seperti tidak ada apa apa.

"Maafin kami yah Akira." Ujar Airil dengan mengelus rambut hitam legam Akira.

"Yaudah Akira pergi sekolah dulu. " Akira menyalim kedua orang tua mereka. Dan mengecup pipi Mama nya. Setelah itu dia pergi kerumah Devan.

Bertepatan Ana turun . " Pa, ayo berangkat. Ana ada piket. " Ujar nya. Adi pun mengangguk dan mulai berjalan menuju garasi .

Ana menyalim mama nya dan bilang. " Ma. Kalau Akira ambil lagi hati kalian bagaimana? " Tanya Ana dengan masam.

Airil menoleh.
"Ana ngertiin jangan seperti ini. "

"Salah Ana nya di manasih.  Dari sampai besar ini Ana selalu ngalah, Biarin nenek dan Kakek perhatiin Akira sebelum meninggal . Kalau ke rumah paman dan bibi. Mereka selalu perhatiin Akira! Coba Ma! Ngertiin apa lagi? Ana Selalu ngalah kok!" Pinta Ana

Airil terdiam. Mendengar semua pengakuan anak sulung nya.

" Ana----"

" Aku pamit Ma . "

Airil lagi lagi menatap kepergian Ana. Menghela nafas sebentar sebelum masuk kembali dalam rumah.

🎒Devan&Akira🎒

Akira menunjukkan wajah kesal. Kala mendengar Rani berkata bahwa Devan sudah berangkat duluan.

Kenapa tidak ditelfon sih?

" Mau tante antar. Soalnya Tante juga mau ke toko kue. " Tawar Rani. Rani memiliki sebuah toko kue yang bermacam macam Variasi dan warna.

Dengan tersenyum kecil Akira mengangguk. Dan duduk disamping Rani yang mengendarai mobil.


Sebelum pergi Rani memberikan dia bekal. Yaitu untuk Devan dan Akira.

Sepanjang perjalanan Akira berceloteh dan Rani hanya mengangguk saja. " Oh yah, Devan suka gitu disekolah. "

Akira mengangguk kala menceritakan bagaimana Davin memperlakukan siswa siswi disekolah.

"Tapi kata Kak Davin itu wajar. Karena mereka salah. " sahut Akira. Rani pun tersenyum.

"Akira."

"Iya."

"Jangan ninggalin Devan yah! "

"Akira nggak bakalan ninggalin Kak Devan kok. Karena Kak Devan adalah separuh hidup Akira. "

Ujarnya. Rani sangat gemas melihat Akira seperti ini. Kurang apa Akira sehingga orang tuanya tidak peduli padanya.

"Nanti saat sampai sekolah jangan lupa bekalnya  kasih ke Devan. "

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang