A L D E V A N O - 6

456 32 0
                                    

H A P P Y   R E A D I N G



🎒🎒

Setelah pulang sekolah dan berganti pakaian. Akira duduk termenung menatap hewan peliharaannya. Dirumah ini cuman ada dirinya dan Nana. Papa dan mamanya katanya pergi keluar negeri untuk melaksanakan pekerjaannya.

Nana turun dari tangga. Dan melihat Akira termenung. " Bagaimana sih lo. Katanya bakalan beri nomor Kenny ke gue . " Decak Nana.

Akira yang termenung pun. Secara spontan mengalihkan pandangannya kearah Nana yang berdiri didepannya.
" Kamu bilang apa? " beo Akira.

"Bego! Gue bilang ke lo tadi bakalan kasih gue nomor Kenny! Mana sini gue tagih. " Ucap Nana menyodorkan telapak tangannya.

Akira menatap tangan itu. " Jangan deh Ana. Nanti kak Kenny marah sama Aku. "

Nana menarik kembali tangannya dan menelisik muka dan pakaian Akira. Menurutnya Akira cantik. Cantik cantik tapi polos.

Kenapa dirinya merasa insecure kalau berdekatan dengan Akira . Padahalkan mereka kembar harusnya sama dong.

Muka mamanya sama persis sama Akira. Lalu muka Ana dari segi mananya. Nggk mirip papa maupun mama.

" Gue anak pungut kayaknya. " gumamnya.

"Kamu bilang apa. "

" Gue bilang cepat kasih nomor Kenny ke gue. "

Akira berdiri dari duduknya. " Aku nggak mau. Pokoknya kamu kalau mau nomor Kak Kenny. Minta aja sendiri. Kenapa kamu nyuruh nyuruh. " Perkataan Akira. Membuat Ana terdiam.

Gadis itupun pergi dari hadapan Ana yang berdecak sebal. " kenapa sih gue nggak anak tunggal aja. "

🎒Devan&Akira🎒


Rani berjalan kearah kamar Devan. Tadi dia meminta pada bundanya untuk membuatkan soto ayam.

Saat masuk Rani melihat Devan berdiri didekat jendela menatap kamar Akira. Walaupun terhalang tembok dan taman yang luas. rumah dan kamar Akira tetap terlihat jelas.

"Jangan terlalu dipikirkan. " Ucap Rani. Devan membalikkan badannya. Dengan ponsel digenggamannya.

"Umm. tadi Ayah telfon katanya suruh jemput. " Rani menatap Devan dengan kerutan di keningnya.

" Kenapa. " heran Devan.

"KAK DEVAAAANNNN. " Baru Rani akan menjawab teriakan lengking terdengar merdu dirongga telingga mereka.

"Akira memang tidak bisa diam dirumahnya. " Rani menggeleng gelengkan kepalanya.

"Nanti bunda bakalan jemput sendiri Ayahnya. Kamu di rumah aja. Pasti Akira bakalan minta jalan jalan atau naik sepeda. " Devan mengangguk dan Rani pun keluar dari kamar Devan.

"Akira jangan teriak gitu lagi yah. " Nasehat Rani. Akira yang mendengar itu cerngar cengir.

"Habisnya. Akira manggil manggil nggak dengar. yaudah Akira teriak Aja. "

Rani tersenyum. " Hari ini Om kenzo mau pulang. Minta dijemput. " Sahut Rani.

Akira terkejut sekaligus senang. " Yaudah Akira juga mau ikut jemput Om Kenzo.

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang