A L D E V A N O - 5

596 39 1
                                    


H A P P Y   R E A D I N G



🎒🎒

Semua murid HYBE memanjatkan doa agar selamat. ini adalah kedua kalinya sekolah mereka  bertengkar dengan Sekolah sebelah. Tentu saja sekolah Ana--- SM School Internasional. Sekolah ini memang sering kali beradu beragumen sehingga terjadilah pertengkaran.

Devan selalu Ketua osis harus turun tangan. Harus menghadapi murid murid yang  bandel. Ketiga temannya juga tidak tinggal diam.

Mengikuti langkah Devan dari arah belakang dan lihatlah saat sampai disebuah lapangan yang membatasi sekolah HYBE dan SM sudah banyak murid murid yang kumpul.

"Gawat sih ini. Nggak mungkin kalau kita cegah dengan tanpa apa apa" Saran Satya melihat berapa banyaknya.

Dengan keberanian Devan berjalan dan menerobos masuk dari mereka yang berantem dan menarik kerah belakang yang menjadi pelaku utama itu.

Semua disana diam. " Mau jadi pahlawan. Malu maluin sekolah lo yah! Apa yang lo berantemin. " Tanya Devan. Kenapa Ria adik kelasnya.

Ria diam dan terus memandang lawannya Bara yang juga sedang ditahan oleh Ketua osis disana. " Jawab! " Bentak Devan.

"Bang diaa. Dia udah nipu saya! Dia bilang mau bayar saya kalau saya bisa penuhi apa yang dia mau. " Gertak Ria dengan emosi yang belum stabil.

Devan memandang ke depan. Banyak mata yang melihat kearah mereka. Devan yang memang akrab dengan ketua osis disana bernama Leo menyuruh agar dia mengikuti dari arah belakang.

Leo yang mengerti pun menarik kerah baju Bara lagi. Inti dari mereka mulai membubarkan penonton yang melihat dengan Ponsel yang sudah merekam diri awal. Kaum ciwi memang selalu begitu!☂

"Bagaimana yah keadaan Kak Devan. " sahut Akira berjalan mondar mandir dengan menatap jendela .

Lilis memutar bola matanya malas kalau sudah dihitung sudah lebih 20 kali Akira terus menyebutkan kalimat itu. " Yah nggak ada apa apa. Jangan khawatir, pasti baik kok. " Dia sebenarnya juga mlas berdiam diri dalam kelas dan terus memandang kearah luar.

Suasana dikelas ini hening tidak ada yang berbicara. Biasakan kelas XI ipa 2 adalah kelas terberisik. " Ini kapan sih kita
keluarnya. Malas banget. " keluh Fira.

Cewek ini memang tidak bisa diam sedikitpun. Ada saja topik yang ia bahas yang penting mulutnya terus berbicara.

"Jangan gitulah Fir. Kasar banget jadi cewek. " sahut Si cewek lainnya melihat Fira menendang Kursi sampai terpental jauh.

Fira memandang Cewek itu. " diam yah cupu. jangan sok ikut campur! Lo diam ajah. belajar sana. " Ketus Fira.

Cewek yang dikethui namanya Dena itu berdiri dan menghadap kearah Fira. " Stop! Gue bukan Dina. Gue Dena, bedain, jangan ngebully saudara gue dengan ucapan kotor lo itu. " Balas Dena tak kalah ketus.

Fira maju selangkah dan mendorong Dena. " Kenapa lo, mau belain saudara lo yang hamil duluan itu. " Ejek Fira. Dena bangun dan kembali mendorong Fira.

"Saudara gue nggak hamil diluar nikah. Udah berapa kali gue bilang. Dia udah punya suami. Sebelum hamil Saudara gue udah nikah. Dan sah dimata hukum dan agama. Jadi jaga ucapan lo. " Seru Dena. Dan kembali duduk di bangkunya.

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang