A L D E V A N O - 15

280 19 0
                                    

H A P P Y  R E A D I N G



OoO


[15] - Gue sayang sama lo

[15] - Gue sayang sama lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akira memijit pelipisnya. Kala ulangan dadakan.
Baru juga selesai upacara dan disogohkan oleh kertas ulangan.

Di sampingnya ada Lilis yang menggaruk leher belakangnya seperti orang utan.

Fisika. Siapa yang menciptakan fisika?

Melihat soal soalnya saja membuatnya pusing tujuh keliling.

"Jihan, Lo udah belum? Bagi bagi kek?! " Bisik Lilis. Menepuk pelan bahu Jihan dihadapan mereka.

"Bentar. Ini gue salin dulu? Tapi baru diketahui doang? " Lilis memberikan jempol. Walaupun masih ada 4 nomor lagi.

Seandainya hari ini ulangan pasti ia akan menyalinnya dikertas. ponsel mereka semua ditaruh diatas meja guru.

Lilis bersmirk menatap Kelas Devan yang berolahraga dari jendela. Maklum mereka duduk dipojokan.

Gadis itu pun melipat kertas ulangannya untuk disimpan dalam kantong. Dan meletakkan kertas ulangan yang baru ia ambil tadi.

"Jihan. Gue mau izin ketoilet! Tenang ajah jawabannya pasti ada? " Jihan hanya mengangguk. Entah apa yang dilakukan Lilis.

"Akira! Kita izin ketoilet!"

Akira bingung. " Udah lo ikut aja? Jangan banyak mikir?! " Lilis meraih pulpen Akira dan membawanya.

"Bu Rini permisi? " Sahut Lilis dengan sopan.

Bu Rini yang memeriksa buku catatan mereka pun mendongak?! " Kenapa? "

"Saya izin ketoilet yah bu? Tapi Akira bakalan temanin saya?! " Jawab Lilis dengan senyuman.

Bu Rini hanya mengangguk dan melanjutkan memeriksa catatan.

"Lis! Sebenarnya kita mau kemana?! "

Lilis masih diam. Lalu melihat Devan yang beristirahat.

Sebelum itu. Dia membisikan rencananya keadaan Akira.

"Emang bisa? "

"Bisa, pasti. Coba aja dulu! Buruan nanti bel bunyi?! " Dengan kaku. Akira berjalan mendekati Devan dan Satya yang duduk bersampingan.

"Anyeong kak Devaan?! " Devan terkejut. sungguh. Bagaimana bisa gadis ini menepuk bahunya keras. Dan datang dari belakaang lagi.

"Eh, Kok dedek Akira kesini! Mau ngapain" Sahut satya dengan tengilnya.

"Mau bicara sebentar sama Kak Devan! "

Datanglah Lilis. Menyenggol pelan lengan Akira agar cepat.

"Kak Devan boleh pinjam ponselnya nggak? " Devan menaikan satu alisnya bingung.

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang