23. Sudah sadar***
"Aku akan selalu berterima kasih padamu? Dokter Ruby telah membantu anak saya? "
Ruby tersenyum. Dia juga sangat senang. Karena melihat mata Akira yang sempat terbuka.
Dan ia sedang tidur.
Devan menggenggam erat tangan Akira. Bibirnya terangkat mengumbar senyuman. Karena melihat mata cantik gadisnya terbuka.
"Gue senang banget, bisa ngelihat mata lo kebuka! walaupun hanya sebentar. T-tapi itu udah buat sedikit kekhawatiran gue ilang. " Sahut Devan.
"Jangan terlalu tidur lama-lama. Cepat bangun disini banyak yang nungguin lo bangun. "
Ikara memutar bola matanya malas.
Ogah banget gue nungguin dia sadar, mendingan mati aja sih
"Seharusnya kamu nggak usah repot repot bawa buah buahan? " Vara tersenyum manis.
Menatap Devan dan juga orang orang yang sedang berada diruangan VVIP Akira.
"Nggak papa kok Tan. Aku juga udah anggap Akira sebagai teman dekat kok?! "
Satya seperti ingin mual.
"Sadar nggak sih sama diri lo! Nggak usah GR. Mendingan lo pulang sana?! " Usir Satya mengibaskan tangannya.Vara menatap malas kearah Satya.
"Kenapa gue yang harus pulang. Kalau lo nggak suka liat gue disini! Mendingan lo aja sana yang pulang. " Sahut Vara.Leeta tidak menanggapi perdebatan itu. Malahan sedang menatap Kenny yang sedang tersenyam-senyum dengan Jihan.
Membuat mata Leeta memerah. Karena menahan marah.
"Bagaimana pun kita harus mencari kebenarannya. Ini bukan masalah biasa! Pasti juga akan berkorban kepada yang lain?! " Ujar Nathan. Membisikkan sesuatu ke telinga Devan.
Devan hanya mengangguk.
"Apakah salah satu dari pelaku itu disini ada? "
Nathan menatap satu persatu dari mereka. Dan melihat ekspresi masing masing..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEVANO
Teen Fiction"Kak Devan." Aldevano Ganendra, Pemuda yang baru keluar dengan motor sportnya. seketika terhenti kala teriakan lengking itu terdengar. Gadis itu berjalan kearahnya dan langsung memeluk lengannya "kak Devan, udah Janjikan Bakalan mau nurutin apa kata...