A L D E V A N O - 16

280 21 1
                                    


H A P P Y  R E A D I N G



OoO


[16] - Kita bertemu




Devan yang sedang berbaring pun melihat grup yang ramai. Karena ingin ngevote kadidat osis.


"Kenapa Si inaya ini yang jadi   wakilnya?🧐 "

"Iya yah, Si caper belagu itu😒 . "

"Aaaaaahhhh. Akang ganteng gue akhirnya bakalan jadi calon ketos. Sebentar juga bakalan jadi calon my husband gue😁. "

"Jangan kebanyakan khayal. Kak Devan aja belum lo dapetin! Apalagi Si Rama🤭"

"Diam. Kita nggak kenal? "


Dan masih banyak lagi komentar lainnya.
Devan yang malas pun menaruh lagi ponselnya. Menunggu kabar dari anggota OSIS lainnya.

"Nggak kerasa banget kita bakalan pisah! " Ujar Dilan. Sambil memakan kuacinya dan melemparkanya ke sembarang arah.

Kenny yang memang memikirkan masa depanya pun hanya diam.

"Kenny, gimana. Lo mau nerusin! Jadi dokter sama seperti Tante Bery. " Sahut Devan.

Kenny hanya diam. "Mungkin kita harus panggil Jihan kali ya? " Sahut Satya merasa kesal sendiri karena Kenny hanya diam.

Mereka terkekeh. " Gue nggak tau! Mau ngikutin jejak Mami apa Papi gue! Yang terpenting dua duanya harus gue pelajari?! "

"Gue yakin! Pasti lo bisa. Kita semua kehilangan Para bapak kecuali Devan dan Akira! Hanya seorang ibu yang bisa mengurus kita sejauh ini?! " Ujar Dilan.

Kehidupan mereka memang begitu tidak ada ayah. Ibu pun hanya sebagai tempat mereka bersandar dan curhat.

Itulah mereka harus melindungi diri sendiri dan seorang ibu.

"Gimana pun Mami gue mohon mohon. Buat ngikutin jejak Papi? Yah.. Gue harus gimana. Apakah pilihan menjadi Ceo atau Dokter? "

Devan menepuk pelan bahu Kenny. Agar menguatkan temannya. " Yang terpenting. Dari dua pilihan itu. Yang paling lo paham apa? "

"CEO! Tapi gue mau kuliah dulu. Kenapa saat lulus gue harus kerja! " Kenny bertanya kepada tiga temannya.

Mereka bingung mau jawab apa!

"Menurut hati dan nurani lo aja! Gimana pun kedepannya pasti bakalan membuahkan hasil? "

Mereka mengangguk. Keberadaan mereka sekarang di markas khusus para King Encok.

Satya! Memang kurang diajar memberikan nama grup mereka.

"Ada yang mau gue cerita sama kalian? " Sahut Dilan.

Mereka bertiga menoleh. " Jangan aneh aneh lo! "

Dilan menggeleng dan menatap serius wajah Devan. "Kenapa lo natap gue kayak gitu? "

ALDEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang