Bab 13

2 1 0
                                    

"Kau sangat mudah untuk membahagiakanku dan kau juga sangat mudah untuk meruntuhkan pertahananku”

Mentari pagi ini seakan enggan menunjukkan rupanya. Karna sedari fajar , hujan belum jua menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Berbeda dengan pagi sebelumnya. Aku seakan tak berselara untuk membuka benda pipih yang sudah tergeletak di atas meja. Namun, untuk beberapa minggu ini notifikasi darimu seakan memaksaku untuk meraihnya.

“Aku harus menjelaskan semuanya!”

Pesan itu yang kau layangkan sepagi ini. Ternyata kau masih ingin kita berjibaku dengan topik kemarin.

“Tak perlu, semuanya sudah jelas dan kita hanya perlu merasa seperti tidak terjadi apa-apa bukan?”

Lagi-lagi aku hanya bisa menegaskan siapa aku dan bagaimana posisiku denganmu. Aku tak mau kau merasa tidak enak padaku. Merasa aku terlalu mengekang kebebasanmu.

“Namun, kau harus tahu yang sebenarnya terjadi padaku!”

Semua sudah cukup jelas di sini. Kita hanya teman dan selamanya akan begitu. Meskipun kemarin kau memintaku menjadi teman dalam ranah yang cukup mendalam. Namun sudahlah, mungkin kau hanya bercanda dan mungkin kau hanya memancing bagaimana pendapatku saja.

“Aku ingin kamu dan bukan yang lain, dia hanya salah satu teman di kantorku, percayalah!”

“Bukankah kita juga teman?”

Lelehan air mata tak dapat lagi terbendung. Status kita memang hanya teman bukan, tetapi kenapa hatiku sesakit ini melihatmu mempunyai teman lain di luar sana. Ayolah, sadarkan posisiku saat ini jika kita hanya berteman dan teman tidak boleh melihat temannya marah jika ia memiliki teman lainnya.

“Ya, kita teman. Teman yang akan menemaniku di hari-hari selanjutnya ketika aku mulai menua”

Seharusnya aku marah dengan balasan terakhirmu itu. Seharusnya aku berontak karena kau akan memulai lagi drama kemarin. Namun, entah kenapa hatiku lebih mendominasi bahagia kali ini. Air yang tumpah, kini telah tergantikan dengan senyum merekah. Jantung dan hatiku ikut bergetar membaca penuturanmu saat itu.

Aku hanya wanita dan akan selalu menjadi wanita. Wanita dengan sikap masa bodohnya. Wanita yang sangat mudah dikalahkan dengan kata-kata manis setelah ia di kecewakan sebelumnya. Wanita yang hanya tau kebahagiannya hari ini tanpa perduli keadaan di hari kemarin dan berikutnya.

“Aku percaya padamu dan jangan lakukan itu kembali”

Entah kau mengulanginya atau tidak, biarlah itu menjadi tanggung jawabmu dan resiko yang harus aku tanggung kedepannya. Saat ini yang terpenting untukku hanya bahagia di depan mata. Aku ingin kembali menjadi kita yang sebelumnya. Tertawa bersama dengan jarak yang berbeda.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang