Bab 15

1 1 0
                                    

"Pelan tapi pasti aku akan berusaha keras menjadi gadis dewasa untuk mengimbangi cara bicaramu. Karena bagaimanapun hubungan ini harus membawa manfaat. Baik itu untukku atau untuk dirimu”.

Semakin lama hubungan ini semakin menuntutku pada tahta yang nyata. Mungkin ini terlalu cepat, tetapi apa tidak lebih baik untuk di segerakan?

Tenang, permintaanku masih mudah untuk kau wujudkan. Persis seperti apa yang pernah aku negosiasikan padamu tenpo hari. Dimana waktu itu kau memilih mencari kenyamanan di wadah yang lain. Namun tak apa, biarlah semua itu berlalu jangan sampai menggores lembaran kita yang baru.

“Masih nyaman dengan status kita yang seperti ini?”

Tanyamu di sela-sela jeda pembahasan kita yang tak kunjung mencair.

“Aku ingin beranjak, tapi aku juga bingung dengan nama apa hubungan ini akan kita lanjutkan”

Beberapa jam pesan kita terjeda dengan pikiran kita masing-masing. Bingung untuk mencari jawaban atas pertanyaan kita sendiri. Satu sisi kita tak ingin hubungan ini sama dengan dua insan yang bertebaran di luar sana. Namun, di sisi lainnya kita juga tak nyaman dengan hubungan yang semakin ambigu ini.

Belum ada tanda-tanda pembalasan darimu. Baiklah, sepertinya aku yang harus menyelesaikan masalah kita hari ini. Ada perasaan takut untuk mengeluarkan pendapatku. Namun, jika aku tetap diam maka yang terjadi selanjutnya hubungan kita semakin tak menemukan titik terang.

“Bisakah kita lanjutkan dengan komitmen?”

Detik kemudian aku merasa keputusanku sedikit terburu-buru. Aku berniat akan menghapusnya kembali dan akan menggantinya dengan keputusan yang lebih berhati-hati. Namun, cara pikirku terlalu rumit, hingga jemarimu sudah lebih dulu membalaskan sesuatu untuk menanggapi pertanyaanku.

“Aku rasa itu lebih baik untuk hubungan ini. Baiklah mari kita jalani dengan cara kita sendiri”

Untuk beberapa detik kesadaranku hilang. Jantungku seketika bekerja lebih cepat dua kali lipat dari biasanya. Hampir saja kau membuatku mati dalam perasaan. Untung saja kau langsung menyadarkanku dengan sebuah pesan.

“Tetap menjadi manusia normal dan lanjutkan pendidikanmu. Jangan sampai hubungan ini mengganggu kesibukan kita masing-masing!”

“Baiklah, kau tenang saja akan kubuktikan jika hubungan ini tidak akan mempengaruhi segalanya”

Mulai hari ini pertemanan kita sudah sampai di puncak. Itu artinya tanggung jawab kita terhadap rasa akan semakin di uji. Mulai belajar memposisikan diri sebaik mungkin agar tak melukai diri sendiri dan hati.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang