Bab 14

2 2 0
                                    

“Kau hanya cukup memposisikan diri sebaik mungkin dan aku akan menerimanya dengan sebaik-baik penerimaan”

Mentari datang menyelinap masuk dari celah-celah dinding kamar yang terbuat dari susunan papan. Usai mengerjakan tanggung jawab pada Sang Khaliq, aku kembali menenggelamkan wajah pada balutan selimut dan bantal.

Pagi ini mentari seakan menarikku untuk segera bangun dari alam mimpi menuju nyata. Hari yang berbeda untuk rasa pemiliknya yang juga mulai tertata.

Beberapa dentingan notifikasi membuatku menoleh seketika ke arah kiri. Aku sudah hafal dan sudah bisa memastikan siapa pemilik pesan sepagi ini. Siapa lagi jika bukan kau yang masih berada di jarak dan waktu yang berbeda.

“Selamat pagi, jangan lupa sarapan dan jangan lupa tersenyum dengan lepas”

Bohong, jika aku tak membacanya dengan lengkungan senyum yang terbit begitu saja. Munafik, jika aku membacanya dengan perasaan yang biasa-biasa saja. Karena pada dasarnya semua pesanmu mengandung kata candu dan berhasil mengobrak-abrik detak jantung dan perasaanku.

“Terimakasih, Semoga aktivitasmu hari ini membawa keberkahan”

Aku tak punya nyali untuk membalas pesanmu dengan hati. Maka kali ini ijinkan jemari ini membalaskan pesanmu dengan sebaik-baiknya balasan. Aku tak mau pekerjaanmu buyar hanya karena balasanku yang masih belum tepat pada waktunya.

Nyamanku padamu sudah berada di pososi aman. Kau tak perlu khawatir jika aku akan kabur-kaburan. Cukup kirimkan aku pesan singkat dan kupastikan aku akan mampu meredam rindu yang semakin lama semakin tak tertahankan.

Hari ini kau berusaha memposisikan diri sebagai wadah baru untukku. Menumpahkan segala resah yang ku rasa. Aku di sini juga berusaha menempatkan diri agar kau nyaman untuk bercerita tentang segala kepenatan hidup yang mulai kau tata.

“Aku memang tak bisa menyembuhkan lukamu, tapi ijinkan aku untuk bisa membuka lembaran baru dalam hidupmu!”

Lagi-lagi kau mengirimkan kalimat dengan jemari sedang aku, menerimanya dengan hati. Ya, kau memang tak pernah bisa menyembuhkan luka yang teramat dalam ini. Serta kau juga tak mampu untuk melenyapkan seseorang yang kejam itu dari hidupku. Karena begitulah takdir yang sudah tertulis.

Seseorang yang pernah masuk ke dalam kehidupan kita tidak akan bisa untuk kita hapus begitu saja. Mungkin kita bisa menghapus rasa yang dulu pernah tercipta. Namun, tidak dengan kenangannya.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang