Bab 43

0 1 0
                                    

"Ini bukan soal kehilangan, tetapi hanya proses mengikhlaskan"

Selepas kemunduranku aku masih terbiasa menghadirkanmu pada bait-bait kata yang sengaja kurangkai seperti nyata. Aku masih menyimpan sapa pertamamu di tempat terkhusus yang entah kapan ada niatan untuk kuhapus.

Terkadang, aku tertawa mengingat kenangan kita dahulu. Namun, di sisi lain, butiran Kristal yang menggunung ini mampu berselancar begitu saja kala mengingat kekhilafanmu yang sampai sekarang belum kau sadari juga.

Tujuan terbesar kita adalah menyatukan dua keluarga dengan latar belakang perbedaan. Namun, kenyataannya kita malah sudah lebih dahulu kalah pada sikap yang tak lagi bisa disamakan. Aku memilih merelakan sedang kau memilih ia untuk diperjuangkan dan dipastikan

Seberapa keras kita ingin melanjutkan, tetap saja semuanya mampu berakhir dengan ketidakpastian. Lagi-lagi, aku tak menyesal dengan kemunduranku karena kemunduranku adalah bentuk nyata aku mencintaimu.

Di bawah guyuran hujan malam ini, biarkan semesta menjadi saksi bahwa aku diam-diam masih menumpuk rasa kepadamu. Kau tak perlu berbelok ke belakang untuk menghangatkanku. Hal yang perlu kau lakukan saat ini ialah temui ia dan sampaikan kau tak akan pernah mendua dan akan terus bersamanya.

Perihalku dan rasa yang masih dalam ini biarkan ini menjadi risiko yang harus aku perdebatkan pada hati nantinya. Kau boleh pergi karena kau sudah ku ikhlaskan. Satu hal terakhirku sebagai pinta di penghujung rindu, pergilah dengan rasamu, tetapi biarkan kenangan kita tetap bersamaku.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang