Bab 25

0 0 0
                                    

“Pintu hati sudah berhasil kau dobrak dan kini kau pula berhasil mengontaminasi pola pikirku dengan kehidupanmu”

Sejak kata “nanti” kau jelang untuk menjawab pertanyaan ku, hubungan kita sedikit merenggang. Tak ada sapaan di pagi hari, tak ada kata semangat menjalani hari dan tak ada kata “jangan lupa sarapan di pagi hari!”.

Kita benar-benar merenggang saat pertanyaan itu aku lontarkan. Entah kau benar-benar sibuk dengan pekerjaan atau hanya mencari pengalihan. Namun, yang aku tahu di sini aku terus memutar cerita agar Ibuku bisa lebih sabar menanti kedatangan mu.

Terkadang aku iri dengan hubungan yang terjalin antara anak sekolah yang sudah menjalin cinta di luar sana. Entah kenapa, aku rasa mereka lebih bisa meluangkan waktunya demi salah satu pasangannya. Mereka dengan bebas bisa bermain dan bertamu ke salah satu rumah pasangannya, tanpa memikirkan kesibukan pribadinya.

Ya, jika terpikir oleh logika itu akan sangat jauh berbeda. Aku tak bisa untuk membuat sebuah perbandingan. Hanya saja, aku iri dengan pria di luar sana yang bahkan sangat nekat untuk bersilahturahmi dengan keluarga kekasihnya. Sementara kita masih terus terbelunggu dengan kata “tunggu” dan “sosial media”.

Pola pikirku hanya berhenti padamu. Hingga kabar keluargaku saja tak lagi menjadi prioritas dalam hidupku. Kau berhasil menyelinap masuk dan pelan-pelan mengontaminasi seluruh hidupku dengan kehidupanmu.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang