Bab 38

1 0 0
                                    

“Kita kembali asing dengan aku yang semakin terasingkan”

Tak ada lagi notifikasi yang membangunkanku di pagi hari atau di sepertiga malam. Perihal indah, semuanya sudah musnah diterpa masalah. Masalah yang selama beberapa hari berhasil menggrogoti kepercayaan dan mengancam kejelasan kisah.

“Apa kau bisa mengkomsumsi susu putih?” tanyamu saat itu dan membuatku sedikit terkejut akibat pembahasan yang aneh ini

“Aku tidak terlalu suka susu putih, aku lebih suka susu coklat atau dengan aneka rasa lainnya!”

“Baiklah, nanti ketika kita sudah menikah dan kau sudah hamil maka akan kupersiapkan semuanya untukmu!” itulah balasanmu waktu itu

Kini, jangankan untuk membahas masa depan untuk menjelaskan tentang masalah yang membuat kita terjeda saja, sepertinya kau tak punya waktu! Perihal cinta aku memang tolol. Karna sejatinya siapa saja yang mampu membuatku nyaman, maka dengan seikhlas hati aku akan menerima dengan sebaik-baik penerimaan. Detik ini, aku seperti mengulang untuk mengenal semua tentangmu. Sifatmu yang dewasa dan selalu riuh saat bicara kini bagai ditelan petir di dederasnya hujan yang mendera.

“Kenapa kau tak bersuara kali ini? Bukankah sebelumnya dihubungan ini kau yang sangat antusias untuk selalu berbicara?”

“Tak ada yang mampu aku bicarakan karna kali ini aku benar-benar telah bersalah dan aku mengakuinya!”

Benar, kau memang salah. Namun, sikap diammu seakan menunjukkan jika hubungan kita juga ikut terlibat dalam kesalahan. Sepertinya memang tidak ada lagi yang harus kita pertahankan, bukan? Atau lebih tepatnya Aku yang tak lagi sanggup mempertahankan hubungan ini sendirian, karna kulihat, kau sudah tak lagi perduli. Kau telah mengaku salah dan tak berniat meninggalkannya demi aku yang lebih dulu kau agung-agungkan.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang