27

0 0 0
                                    

“Aku memberikanmu kesempatan kedua, tetapi bukan berarti kepercayaan yang aku perlihatkan nantinya akan sama seperti sebelumnya”

Jangan bilang aku egois jika tak pernah lagi memperdulikan semua pesanmu. Jangan bilang aku manusia kejam jika aku tak pernah lagi merespon semua panggilan masuk darimu. Aku butuh jeda dalam perjalanan ini dan aku butuh sendiri.

Entah sudah ke berapa kalinya panggilan masuk kau layangkan untuk memastikan keberadaanku. Namun, dari semua panggilan itu belum ada satupun berhasil membuat pikiranku merubah untuk menggapai benda pipih yang berada di depan mata.

Satu harian ini kita benar-benar tidak membahas apapun. Tidak membahas rencana hidup ataupun membahas tentang rindu yang perlahan mulai meredup. Kali ini aku harus benar-benar kuat untuk tidak mudah jatuh pada janji-janji manismu. Aku ingin melihat sekuat apa kau berusaha untuk menetralkan kembali hubungan kita dan kepercayaan ku.

“Tolong, angkat telponnya! Aku ingin menjelaskan semuanya agar kau bisa mencerna bagaimana yang sebenarnya!”

Ada rasa iba yang tiba-tiba muncul dalam hati ini ketika membaca pesan terakhir yang kau layangkan. Bagaimanapun, aku harus mendengarkan penjelasanmu tentang apa yang sebenarnya sudah berlaku antara kalian berdua.

“Baiklah, kali ini aku memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan segalanya!”

Akhirnya, pertahananku runtuh begitu saja. Lagi-lagi hatiku mengalahkan amarah yang ada di dada. Baru saja mulut ini berkata jika tak akan mudah percaya lagi dengan penjelasan, tetapi detik kemudian hatiku seakan meronta jika aku harus meruntuhkan pertahanan.

Lewat pesan kau kirimkan segala cerita tentang kau dan dia. Aku tak tahu semua cerita yang kau jelang itu adalah kejujuran atau hanya fiktif belaka. Satu hal yang pasti hati ini menerima kau kembali untuk merekap ulang hubungan kita seperti sedia kala.

Kau menjelaskan padaku jika kau sama sekali tak memiliki rasa apapun terhadapnya. Wanita itu hanya sebagai atasan bukan sebagai penerima perasaan. Tak lupa kau juga menjelaskan jika kau memang akan sering berjibaku dengannya untuk menyerap ilmu yang ia punya.

“Aku melakukan itu hanya untuk menambah ilmu agar karirku bisa diperhitungkan”

Penjelasan darimu sudah cukup jelas. Inti dari permasalahan ini hanya kesalahpahaman karena tak ada penjelasan di awal pembahasan. Kita masih sama-sama ingin membersamai dan tak ingin melupakan segala yang sudah berhasil terjalani.

Mencintaimu Dengan Kemunduran Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang